cemburu

39 5 0
                                    

burung burung saling bersahutan pagi itu sangat indah matahari nya juga tidak begitu terik,Zena kembali bersiap untuk masuk kantor setelah 2 hari izin karena pernikahan kakaknya,ya sebenarnya ia tidak mau izin namun Rega lah yang terlebih dahulu memberika libur 2 hari untuk Zena,setelah selesai bersiap Zena pun segera meraih gagang pintu, membukanya lalu bergegas keluar.

saat di dapur,Zena keheranan ia merasa rumahnya tampak sepi seperti tidak ada orang
"Kok sepi ya,apa bunda ayah belum bangun" batin Zena heran

"Coba deh gue cek ke kamar mereka" Zena pun berjalan menuju kamar orang tuanya

*Tok tok tok , tak ada jawaban

"Kok kaya kosong ya,gue coba buka deh" batin Zena dan perlahan membuka pintu kamar orang tuanya

"gak ada siapa siapa,ayah bunda kemana ya pagi pagi gini sudah gak ada dirumah" heran Zena sembari menaikkan alisnya melihat ke arah jam yang masih menunjukkan jam 6 pagi

"yaudahlah gue sarapan dulu deh" Zena pun kembali ke dapur,ia membuat roti panggang dengan dibaluri sekali stroberi kesukaan nya tak lupa juga dengan segelas susu coklat hangat

begitu selesai sarapan,zena pun mengambil tas kerjanya lalu beranjak ingin pergi ,namun langkahnya terhenti saat ia melihat secarik kertas terselip di bawah taplak meja
"surat apa ini" batin Zena,ia pun membuka surat itu dan membacanya

Isi surat
Zena...
Bunda dan ayah pergi dulu ya,kami ke kampung kakek kamu lagi sakit nak...
Kamu dirumah ya baik baik jaga diri,jangan lupa makan oke sayang ...
Bunda juga tidak tahu kapan kami pulang,tapi saat kakekmu sudah pulih kami pasti kembali ...
Maaf tidak berpamitan langsung nak
Ayah bunda juga tadi buru buru kami pergi jam 4 pagi,tak enak membangunkanmu sayang kau tampak nyanyak sekali

"Jadi kakek sakit,semoga kakek cepat sembuh deh" batin Zena sembari melipat kembali surat tersebut.

Sesampainya di kantor tiba tiba Rega langsung menghampiri zena
"Morning sayang" ucap Rega sembari menggandeng tangan Zena,kini semua mata karyawan tertuju pada mereka

"Ada apa,dia kekasihku" ucap Rega sembari merangkul Zena dan berlalu pergi meninggalkan para karyawan yang masih menatap tak percaya

"OMG OMG OMG ini serius gak sih,Zena sama pak Rega pokoknya nanti gue tanya Zena deh" batin Dea,dan Kembali pada pekerjaan nya

"Zena siang ini kita ada meeting ya,kamu siapkan berkasnya" ucap Rega sembari duduk dikursi nya lalu membuka laptopnya

"Baik pak" sahut Zena sembari membuka laptopnya

Secara diam diam kedua manusia ini suka mencuri curi pandang,saat ketahuan mereka langsung mengalihkan wajah dengan cepat

"tiba tiba gue pengen es jeruk deh,gue buat aja lah" batin Zena,lalu bergegas keluar

saat asik membuat jus jeruk dingin,tiba tiba seorang pria menyapa zena di dapur

"Hai" sapa pria itu sembari mengambil bubuk kopi

"Oh hai" sahut Zena tersenyum ramah

"Lo Zena kan" tebak pria itu,Zena langsung menoleh cepat

"Iya,kok Lo tau" tanya Zena heran

"Yakan Lo pacar nya pak Rega,btw congrats ya Lo jadi satu satunya wanita yang berhasil menangin hati pak Rega" ucap pria itu sembari menyodorkan tangan nya ingin salaman

"Hmm okey thank you" sahut Zena membalas salaman tangan pria itu

"Eh btw nama Lo siapa,Lo tau gue tapi gue gak tau Lo" tanya Zena

"Gue Jeno" sahut Jeno

"Oh okey,salam kenal ya" ucap Zena ramah,Jeno membalas dengan tersenyum

"Yaudah gue balik ke ruangan kalo gitu" ucap Zena

"Silahkan" sahut Jeno

saat beberapa langkah tiba tiba saja Zena terpeleset
"Arghhhh" terak Zena

dengan sigap sebuah tangan menahan badannya,dia Jeno
Kini kedua mata itu saling bertatapan

tanpa mereka sadari ternyata pak Rega melihat kejadian barusan
"cihh apa apaan itu kenapa tatapan mereka terlihat dalam apa mereka saling suka, menyebalkan sebaiknya aku aku kembali" batin Rega lalu pergi dengan raut wajah kesal

tadinya Rega ingin menyusul Zena ke dapur dan juga membuat kopi tapi seketika ia merasa langsung tidak mood

"Eh ya ampun,hmm thanks ya Jen"
"Untung ada Lo,kalo gak udah jatuh gue" ucap Zena

"Sama sama,lain kali hati hati oke"ucap Jeno

"yaudah gue balik deh" ucap Zena

"Eh tapi es Lo" Jeno

"Sudah gapapa,gue bisa buat nanti..yaudah ya" sahut Zena dan pergi meninggalkan dapur

Saat masuk ke ruangan,Zena heran melihat raut wajah pak Rega,lelaki itu tampak sibuk mengotak atik laptop dengan eskpresi seperti anak yang sedang ngambek

"hmm pak,kenapa tuh muka kok kecut gitu" ucap Zena menghampiri meja Rega

Rega hanya diam sama sekali tak merespon

"Aishhh pak,ingat sudah tua kalo marah marah makin tua Lo" ucap Zena,spontan ia mendapat lirikan tajam dari Rega

"apa katamu,saya tua" ucap Rega tiba tiba berdiri, membuat Zena sedikit kaget

"iyalah,umur bapak aja sudah 25 itu sudah termasuk tua tau" sahut Zena

dengan perlahan Rega berdiri lalu  melangkah maju, membuat Zena semakin mundur hingga akhirnya zena jatuh terduduk di sofa,ia ingin menghindar namun dengan cepat Rega mengunci pergerakan Zena
perlahan Rega mendekatkan wajahnya
"ma-mau ngapain pak" tanya Zena gugup,Rega hanya mengeluarkan smirk nya

Wajah Rega semakin dekat,Zena memejamkan matanya kini jantung nya semakin berdetak tak karuan

"gausah geer kamu,saya cuman mau ngambil kotoran dirambut kamu" ucap Rega sembari mengambil daun kering yang nyangkut di rambut Zena entah dari mana daun itu

Zena langsung membuka matanya,lalu mendorong Rega menjauh dari tubuhnya

"apaansih pak,kan tinggal bilang aja tadi,btw thanks deh" ucap Zena, sembari duduk di meja kerjanya

"hallo saya mau kamu belikan karpet,untuk dipasang dilantai dapur,tidak usah banyak bertanya belikan saja,ya oke" ucap Rega menelpon salah satu karyawan

"Loh pak didapur mau dipasang karpet buat apa,bukan kah lantai nya masih bagus" tanya Zena heran

"biar tidak ada yang TERPELESET"sahut rega,sembari memutar bola matanya malas

Zena langsung peka
"jadi tadi dia liat gue pas di dapur" batin Zena

Rega masih saja memanyunkan bibirnya,hal itu terlihat lucu bagi Zena

"astaga lucu sekali dia,haha apa dia cemburu" batin Zena.

.
.
.
.

Selamat membaca guys
Jan lupa komen dan vote nya ya, thank you

Ig : @_waasnf

𝑮𝒊𝒓𝒍𝒇𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅 𝑻𝒆𝒏 𝑫𝒂𝒚𝒔  //*selesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang