4. dendam?

342 33 0
                                    

Brak

Sean mendorong Resya dengan keras ke lantai rumahnya, disana para pegawai juga ikut terkejut karena suara nyaring itu.

"Aku beneran Sean cuma pergi sama mereka, kamu kenapa sih?" Resya mencoba berdiri namun pundaknya kembali di dorong dan membuatnya jatuh kembali ke lantai.

"Lo bohong tau gak! Lo masih belum kenal gue? Gue bahkan lebih tau tentang lo daripada diri lo sendiri" jika Sean sudah menggunakan lo-gue maka dia benar² marah dan kecewa.

Mereka memang sudah mengenal sedari kecil, Resya selalu menemani Sean dari trainee sampai ia debut menjadi seorang idol, mereka memutuskan berpacaran yang kini sudah berjalan kurang lebih 2 tahun. Tapi sisi lain Sean yang selalu membuat Resya ketakutan adalah seperti sekarang ini, pria itu sangat arogan dan posesif.

Sean merogoh kantong seragamnya dan mengambil ponsel miliknya, ia menunjukkan sebuah foto kepada Resya, "ini terus siapa? Lo bilang cuma Nayla & Freya, TERUS COWOK INI SIAPA SYA!" Teriak Sean.

"I-itu temen PMR aku Sean, kita gak sengaja ketemu, cuma itu aku gaada jalan sama dia"

"Sama aja, intinya kamu bohong sama aku dan coba tutupin kalau kamu entah ketemu atau jalan sama dia, jangan lupa Sya semua aktifitas kamu aku pantau walau aku lagi sibuk sekali pun" Sean tersenyum licik.

"I-iya Sean, maafin aku ya"

"Aku maafin tapi kamu harus aku kasih pelajaran"

Resya menggeleng, "jangan aku ga mau! Aku minta maaf, aku mohon jangan Sean"

Sean menarik sabuk nya dari celana seragamnya lalu mencambukkan nya ke Resya tanpa aba²

Ctas ctas

Bunyi itu terdengar ngilu apalagi ditambah ringisan yang keluar dari mulut Resya, "awss cukup Sean s-sakit"

Para pegawai di rumah itu sudah cukup sering melihat adegan kekerasan ini, setiap mereka hendak membela Resya, Sean pasti akan langsung memecat siapapun yang berani mengusiknya.

Sean kini berhenti mencambuk Resya dan ganti menamparnya.

Plak

"Ini buat lo karena pergi tanpa seizin dari gue"

Plak

"Ini karena lo udah deket² sama cowok lain"

Plak

"Dan ini karena lo udah berani ngebantah dan mulai gak nurut!"

"U-udah c-cukup" Resya sudah tidak bisa lagi mendapatkan kekerasan lainnya dari Sean.

"Siapa bilang udah cukup" kini Sean menarik Resya menuju gudang di belakang rumahnya yang gelap. Resya histeris, ia tak bisa dengan tempat² yang gelap dan Sean juga tau akan ketakutan Resya itu tapi pria itu selalu menggunakan kelemahan nya untuk menghukum dirinya.

"Sean plis aku gamau disini, tolong Sean jangan lagi"

"Nanti aku bukain setelah kamu renungin semua kesalahan kamu disini" Sean lalu menutup dan mengunci nya dari luar.

Resya sudah histeris dan ketakutan, "SEAN TOLONG BUKAIN PINTUNYA! AKU TAKUT SEAN! PLIS BUKA PINTUNYA!" Resya terus menggedor² pintu itu tapi Sean malah pergi meninggalkannya. Di tempat yang gelap itu Resya menangis, ia sangat ketakutan dan dadanya terasa sesak karena menangis dan tak kuat akan gelap disini.

****
Malamnya, Sean yang sudah mandi dan hendak makan malam pun teringat akan kekasihnya yang ia kurung di dalam gudang, ia segera menghampiri kesana.

Klik

Ketika pintu itu terbuka, Resya telah pingsan di sana, Sean pun sedikit panik dan menggendongnya menuju kamarnya. Ia menidurkan Resya ke kasur lalu mengamati wajah Resya.

12 lukisan gantung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang