Keesokan paginya, mata Vio perlahan terbuka, ia melihat sekeliling yang tidak ada siapapun disana, namun ketika ingin duduk ia merasakan sebuah fever patch tertempel di keningnya.
Beberapa menit kemudian pintu terbuka, menampilkan Flaska yang sudah mengenakan seragam membawa sebuah nampan berisi sarapan untuk Vio, seketika Vio langsung menceritakan apa yang di katakan Kelzo semalam.
"Ze kembaran lo kesini semalam"
"Gue tau, lo sarapan sendiri dulu gue mau langsung berangkat ke sekolah, bisa kan?"
"Tunggu, lo harus dengerin gue dulu"
"Apa?" Ucap Flaska dingin.
"Kembaran lo yang nyebabin lo tenggelam di danau waktu kecil"
Flaska mengernyit, "lo ngomong apa sih? Mana mungkin itu Zein"
"Beneran Ze, gue gak bohong, dia sendiri yang bilang ke gue"
Flaska berdecih, "lo mau mutar balik fakta iya? Dendam sama kembaran gue karena dia pukulin lo semalam? Gimana bisa dia yang dorong gue, orang yang nyelamatin gue aja dia saat itu!"
"Bisa aja dia manipulasi semuanya Ze, plis percaya sama gue, bahkan kaki gue dia yang bikin jari kaki gue hilang, dia Ze"
"Lo tuh udah gila ya? Lo amnesia tapi masih bisa ngarang semua cerita, nyesel gue ngerawat dan baik sama lo, emang gak tau diuntung!" Flaska hendak pergi begitu saja tapi Vio mengejarnya dengan langkah tertatih dan memegang lengan pria itu.
"Plis kali ini percaya sama gue, dia udah hasut lo sejak kecil, dia lakuin itu karena iri sama lo yang disayang sama keluarga sedangkan dia enggak"
"Bokap nyokap gue itu sayang sama semua anaknya, lo mau ngarang apalagi sih hah! Lo tuh sakit makin ngelantur aja, lepas!" Flaska menarik tangannya dan pergi dari sana.
"Gimana caranya bikin lo percaya sama gue Zean?" Gumam Vio.
****
Siang hari di jam istirahat beberapa orang duduk dalam satu bangku di kantin."Gimana kalian kemarin jadi ke rumah Vio?" Tanya Flaska pura".
"Jadi, kita ketemu bokap nya, katanya Vio balik ke kampung halamannya dan gatau kapan balik lagi kesini" jawab Resya.
"Tapi aneh gak sih, kenapa Vio balik ke kampung halaman sendiri, terus kenapa bokap nya gak ikut?" Curiga Cakra.
"Ya ada kerjaan kali si bokapnya Vio disini"
"Bisa jadi Vio kesana sama nyokapnya"
"Nyokap Vio udah meninggal" ucap Flaska refleks.
"Lah emang iya? Lo tau dari mana Ka?" Semua mata langsung tertuju pada Flaska.
Flaska yang menyadari ucapannya pun langsung mencari alasan, "emm itu si Vio pernah cerita sama gue"
"Oh jadi udah saling deeptalk nih" senyum jahil Cakra menggoda Flaska.
"Apaansih namanya juga sebangku"
"Emang sebangku harus banget tau ya cerita keluarga nya"
"Kenapa jadi bahas gue sama Vio sih, gak jelas kalian"
"Tapi kasian banget si Vio berarti dia piatu dong, hidupnya kayak kesepian banget juga"
"Kita harus temenin dia terus berarti"
"Bener tuh, kita harus jadi support system nya biar dia bisa bahagia terus"
Flaska yang mendengar itu pun malas, "btw si Darren sama Nayla kemana?"
"Tau tuh dua bocah hari ini juga gak nempel² tumben bet" ucap Freya.
"Berantem kali" jawab Deo.
"Coba nanti kita tanyain deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
12 lukisan gantung
Novela Juvenil"dasar anak gak berguna!" bahkan ayahnya sendiri tega memukulnya. "lo hadir di hidup gue cuma bawa sial tau gak!" Flaska mengacungkan jarinya tepat di wajah Vio. "dasar cewek gak tau diri" banyak orang yang tak suka dengan kehadirannya "lo cuma jadi...