45. jalan kembali

143 23 4
                                    

Setelah denganmu, aku tak tau harus dengan siapa lagi. Cinta pertama yang mustahil untuk ku miliki, cinta yang tak mungkin ada artinya lagi, haruskah ku buang?

Kata rela seolah menjadi makian untuk diriku sendiri, kamu abadi dalam tersiksanya hatiku yang tak sanggup memilikimu.

Kamu telah menemukan jalan mu yang kau tuju, sedangkan aku? Menemukan apa aku dalam karma yang taada habisnya ini? Aku mencintaimu selalu, karmaku.

-dari arah tak terduga-

.....

Tak berhenti terus berjalan sambil melamunkan kejadian hari ini, Vio berjalan dengan lemas menuju kamar hotelnya. Sebelum memasuki kamarnya, Vio sekilas menatap pintu kamar Kelzo, ia merasa bersalah karena sudah meninggalkan Kelzo tadi di museum.

"Apa Kelzo udah balik ke hotel?"

Tok tok

Vio memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Kelzo, tak lama sosok tinggi dengan rambut hitamnya yang acak²an serta mata yang sayu membuka pintu kamar itu.

"Kamu udah balik? Diantar sama Zean kan?"

Vio menggeleng, "aku naik taksi"

Kelzo sedikit terkejut, ia harusnya tak lebih dulu kembali ke hotel jika tau Vio akan pulang sendiri, "loh kenapa gak minta anterin Zean? Atau telepon supir yang tadi jemput?"

Tubuh Kelzo membeku, bukannya menjawab kini Vio malah memeluknya dan menangis, tangan Kelzo bergerak untuk mengelus punggung gadis itu, "a-aku harus gimana Zein?"

"Tenangin diri kamu, masuk ke kamar dulu, gaenak kalo ada orang liat" Kelzo menuntun Vio untuk masuk ke kamar gadis itu.

Vio duduk di ranjang dan Kelzo berjongkok di depan Vio, "udah tenang?" Ucapnya sambil mengusap air mata Vio.

Gadis itu hanya mampu merunduk, Kelzo menarik nafasnya dan menggenggam tangan Vio, "aku tau kejadian itu memang gaakan pernah kamu lupain dan aku pribadi gaakan pernah berhenti minta maaf ke kamu, gara² aku kamu dan Zean harus kayak gini, inti nya ini semua bukan salah Zean, ini juga salahku dan yang harusnya kamu benci itu aku"

"T-tapi aku gatau harus kayak gimana, setiap liat Zean, memori itu terus keulang difikiranku Zein"

"Vi, kamu bisa maafin aku yang notabene dalang dari semua masalah, asal kamu tau untuk ngomong begini aja aku udah malu banget ke kamu dan harusnya kamu juga bisa maafin Zean, dari dulu sampai sekarang Zean itu sayang sama kamu"

'sedangkan aku mencintai kamu karena karma ku sendiri Vi' ucap Kelzo dalam hati.

"Kamu bisa percaya sama aku untuk jaga kamu dan sekarang kamu juga harus percaya sama Zean, kasih dia kesempatan"

"A-apa aku bisa?"

"Pasti bisa, kalian saling cinta" Kelzo meyakinkan Vio sambil terus menggenggam tangan gadis itu.

"Udah ya, kamu istirahat aja sekarang, udah malam"

"Makasih ya Zein, makasih untuk selalu jaga aku selama ini"

"Gak perlu makasih, anggap ini sebagai tanda perminta maafan ku sama kamu dengan semua kesalahanku di masa lalu. Aku balik ke kamar dulu, good night Vi" Kelzo lalu pergi dari kamar Vio dan kembali ke kamarnya.

Air mata nya meluruh ketika menutup pintu, kata² yang membohongi dirinya itu sangat menyakiti dirinya sendiri, "gue gapapa Vi ingkarin diri gue sendiri, asal gue gak rusak hubungan kalian lagi, gue ikhlas kalian bersama lagi"

****

Keesokan paginya, kini Vio hendak turun untuk sarapan di hotel ini, ia mengetuk pintu kamar Kelzo untuk diajak sarapan bersama. Namun saat itu juga, ada sebuah dering pesan di handphone nya.

12 lukisan gantung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang