Suara dari salah satu siaran tv begitu keras namun tak membuat kedua insan yang sedang duduk di sofa sambil saling bertukar saliva itu terganggu, mereka bahkan asik dengan kegiatan mereka sendiri.
Loundra menepuk dada Rafa saat ia mulai merasa kehabisan nafas, "hah hnggh" ia mencoba menghirup udara, Rafa benar² gila jika soal berciuman.
Rafa lalu tersenyum dan mengusap bibir Loundra, "lanjutin di kamar yuk"
"Gak mau kak, nanti kakak kelewat batas"
"Gaakan sayang, janji"
"Enggak, Lou capek mau istirahat" gadis itu turun dari pangkuan sang kakak tiri dan berjalan menuju tangga tapi langkah nya terhenti dengan sentakan di bahunya.
Rafa menarik bahu Loundra lalu memeluknya, "inget kata gue untuk gak deket sama siapapun di sekolah, lo gamau kan kejadian tadi keulang lagi? Kalo mau sih gue seneng² aja hukum lo kayak tadi"
"Ck iya², lepas aku mau tidur"
"Tidur sama gue"
"AAAAA KAK RAFA TURUNIN!" Rafa tiba² menggendong Loundra dan menaiki tangga menuju kamarnya yang membuat gadis itu terus berontak.
Diletakkan nya tubuh Loundra ke ranjang tapi sesaat kemudian gadis itu bangkit dan hendak menghampiri pintu.
"Eits mau kemana?" Tangan Rafa memegang gagang pintu itu terlebih dahulu dan menguncinya.
"Kak kok di kunci sih, Lou mau tidur di kamar Lou sendiri"
Rafa lalu mengusap rambut adiknya, "tidur sama gue ya, gue janji gaakan ngapa²in lo" ucap lembut Rafa.
"Bullshit tau gak!" Marah Loundra.
"Udah lo jangan marah² terus, sana katanya mau tidur"
Loundra menghentakkan kakinya, Rafa hanya tersenyum gemas melihatnya, ia melihat gadis itu memunguti bantal dan selimut di kasur, Rafa pun mendekati nya.
"Mau kemana?" Rafa mencekal bantal yang dibawa Loundra.
"Tidur di sofa!" Ucap gadis itu sambil menaruh bantal dan selimutnya.
Rafa berdecak, ia menarik kembali selimut dan bantal itu lalu di lemparkan keatas ranjang, ia juga mengangkat tubuh ringan Loundra dan menidurkannya ke kasur.
Loundra terjengit kaget dengan gendongan Rafa, "ish lepasin kak!"
"Diem." Ucapan lirih namun dingin itu mampu membuat Loundra seperti dikunci mulutnya.
Rafa lalu memeluk dan membuat kepala Loundra sembunyi di dadanya, tak ada bantahan lagi, gadis itu akan takut jika ia sudah bersikap dingin dan memarahinya.
Beberapa menit tanpa pergerakan, kepala Rafa turun kebawah dan melihat Loundra yang tertidur pulas dalam dekapannya, ia lalu menaikan selimut dan mengecup singkat dahi Loundra, "tidur yang nyenyak sayang" ia tersenyum lalu bangkit dan mengambil bantal di samping Loundra dan membawa dirinya ke sofa. Ya, dia malam ini akan tidur di sofa.
Tengah malam, Loundra terbangun dari tidurnya karena merasa haus, tenggorokannya terasa kering, ia mengerjapkan matanya lalu meminum air di nakas yang sudah disiapkan. Selesai dengan dahaganya, mata Loundra melihat Rafa yang tidur di sofa, rasa iba sedikit membuatnya tak tega, melihat pria itu tidur tak nyenyak tanpa selimut.
Kakinya perlahan turun dari ranjang dan mengambil selimut dari lemari yang berisi peralatan tidur, seperti selimut, sarung bantal dan lainnya. Loundra menyelimuti Rafa dan menatap wajah damai pria itu.
"Hubungan kita salah kak, aku takut mama & papa tau tentang kita" ada beberapa kekhawatiran yang terjadi, meksipun Rafa & Loundra adalah saudara tiri tapi tak seharusnya ia melakukan hal sejauh ini dengan Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 lukisan gantung
Ficção Adolescente"dasar anak gak berguna!" bahkan ayahnya sendiri tega memukulnya. "lo hadir di hidup gue cuma bawa sial tau gak!" Flaska mengacungkan jarinya tepat di wajah Vio. "dasar cewek gak tau diri" banyak orang yang tak suka dengan kehadirannya "lo cuma jadi...