47. tau

146 21 1
                                    

Setumpuk berkas dan beberapa kertas yang terlihat berserakan diatas meja, Kelzo kini sedang fokus pada pekerjaannya di kantor. Ia bersandar pada kursi kerjanya.

Merasa pusing dengan semua pekerjaan ini, apalagi ia juga harus menuntaskan kuliahnya agar mendapat gelar yang diinginkan ayah dan bunda nya.

Ini memang kemauannya, ia ingin menjadi anak yang berguna bagi keluarga, lagian apa yang bisa ia lakukan setelah membuat kesalahan yang begitu besar? Kelzo hanya bisa menuruti semua jalan yang sudah disusun oleh ayahnya.

Menekan laptop nya dan menampilkan foto seseorang yang ia gunakan sebagai wallpaper, tak hanya di laptop bahkan di handphone nya juga ia menggunakan foto wanita yang ia sangat inginkan ini, siapa lagi kalau bukan Vio.

Walau terlihat tak lagi memiliki harapan, tapi untuk saat ini tak ada siapapun yang bisa menggantikan posisi Vio di hatinya, hanya Vio, cinta pertamanya.

Kelzo juga menatap kearah ponselnya, setelah kembali nya ia dari London, Vio sama sekali tak menghubungi nya, hanya Flaska yang mengirimkannya pesan untuk berterima kasih telah menjaga Vio selama ini.

"Gue berhasil jaga Vio tapi gue gak berhasil jaga hati gue buat gak jatuh cinta sama dia" lirihnya.

Kemudian sebuah dering hadir dari ponselnya, nama Reygan tertera disana, lalu Kelzo pun mengangkatnya.

"Ya Rey, kenapa?"

"Nanti malam sibuk gak? Anak-anak mau ngadain party kecil-kecilan"

"Dalam rangka apa?"

"Lo tau temen lo yang paling brengsek siapa?"

"Semua brengsek, lo juga" ucap Kelzo terkekeh membuat Reygan mendengus.

"Sialan lo, nih si Rafa"

"Kenapa tuh anak? Udah dapet cewek lain selain adek tiri nya?"

"Boro-boro Zo, dia malah kepergok sama ortu nya lagi di kamar si Loundra"

"Buset tuh anak mainnya udah kejauhan, terus terus gimana?"

"Gila banget deh nih bocah, malah sekarang lagi cengar cengir di samping gue, najis banget. Pokoknya ntar malam lo dateng aja ke basecamp, kita masih anggap lo ketua walaupun lo dah keluar"

"Haha oke nanti gue kesana, thanks info Rey"

Kelzo mematikan sambungan telepon itu, mengingat dulu nya adalah seorang ketua geng motor, banyak yang dulu ingin mendekatinya tapi ia tak tertarik pada wanita manapun.

Bahkan ketika para teman²nya sedang sibuk dengan urusan percintaan masing², ia malah sibuk dengan dendamnya dulu.

Jika diingat lagi, hidupnya dulu begitu berantakan, bukan orang tuanya yang pilih kasih tapi dirinya yang memposisikan diri seperti merasa dikucilkan di keluarga, padahal kasih sayang ayah dan bunda nya sama saja kepada dirinya dan Flaska.

Bahkan dari sebelum dirinya lulus SMA, ayahnya sudah berencana menyerahkan perusahaan ini padanya, jika difikir hidupnya lebih baik dibandingkan dengan Flaska yang harus menata sendiri masa depannya, karena itu keinginan Flaska sendiri.

Bukannya tak memiliki rancangan masa depan tapi dari dulu fikirannya tertutupi oleh sifat iri kepada kembarannya sendiri, tapi sekarang rasa iri yang bisa ia kendali adalah beruntungnya Flaska mendapatkan Vio, wanita yang ingin ia miliki.

.....

Malam harinya kini, Kelzo yang masih mengenakan setelan baju kerja namun dengan jas yang ia taruh di jok belakang mobilnya serta bagian lengan yang ia gulung sampai siku, Kelzo memutar stirnya dan memasukki halaman markas.

12 lukisan gantung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang