Part. 20 : Be Strong Embun Pagi

42.1K 2.6K 90
                                    


"Akulah yang menginginkan gadis itu jadi istrimu." Kata Disca lagi. "Akulah yang memaksamu."

"Kamu yang memaksaku?" Tanya Andrei tak percaya.

Disca meringis. "Habisnya, aku tidak suka dengan semua wanita-wanita jalang yang kamu kencani." Keluh Disca. "Mana pantas mereka menjadi pendamping Andrei Julian Volkov."

Andrei tersenyum usai mendengar pernyataan Disca yang penuh dengan perhatian. "So sweet."

Disca tersenyum. "Awalnya memang akulah yang memaksamu menjadikan Embun sebagai pendamping. Tapi akhirnya, kamu juga yang memaksa Embun untuk jadi pacarmu."

Andrei tergelak. "What?"

Disca mengangguk. "Apa kamu sudah lupa? Embun belum menjawab lamaranmu tapi kamu sudah mengklaimnya sebagai tunanganmu." Cibir Disca.

Andrei tertawa. "What?"

"Aku senang akhirnya kamu bisa bersamanya."

Andrei terdiam. Ia memikirkan semua kalimat yang diucapkan oleh adiknya. "Ceritakan padaku tentang Embun."

Sebuah senyuman menghias bibir Disca. Gadis itu membetulkan kursinya lalu mulai bercerita tentang seorang Embun Pagi.

♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

Pagi ini, adalah pagi yang berat.

Bersama Ibu dan Farah, Embun berangkat ke Kejaksaan Negeri. Hari ini ibu juga ikut serta menghadiri sidang kedua kasus bapak.

Setelah hakim memasuki ruang sidang, bapak digiring oleh dua orang petugas kepolisian.

Bapak sempat melihat pada Embun sejenak lalu tersenyum.

Pagi ini, bapak terlihat berbeda. Biasanya, wajah tuanya nampak penuh beban, dan sekarang bapak terlihat...

Bahagia.

Suara palu bergema, sebagai tanda sidang dimulai.

Sidang hari ini berlangsung cepat karena pihak saksi dari pelapor tidak hadir dalam sidang. Hal tersebut membuat hakim marah karena tidak adanya kerjasama dari pihak pelapor. Dan hakim pun memutuskan akan menggelar sidang satu kali lagi dengan meminta kehadiran pihak saksi dari pelapor.

Jika pelapor tidak menghadirkan saksi, maka sidang minggu depan akan menjadi sidang keputusan.

Setelah mengetuk palunya, hakim berdiri dan meninggalkan ruangan bersama timnya.

Bapak digiring kembali menuju ke mobil tahanan bersama dua orang petugas polisi.

"Pak." Panggil Embun saat mengikuti langkah bapaknya keluar ruangan.

"Embun."

"Bapak jangan pikiran lagi ya."

Bapak tersenyum. "Bapak harus kuat Bun, bapak mau lihat kamu jadi pengantin."

Embun terkejut dengan pernyataan bapak itu. "Maksud bapak?"

Bapak tersenyum lagi. "Beberapa hari lalu, nak Andrei datang ke LP. Dia bilang sama bapak untuk mempercepat pernikahannya denganmu." Jawab bapak.

"Apa pak?"

Bapak mengangguk. "Tentu saja bapak setuju Bun. Nak Andrei orangnya baik. Ganteng lagi." Seloroh beliau. "Masa kamu mau nolak?"

Embun terdiam sejenak.

"Jangan banyak mikir Bun. Kamu berhak bahagia." Kata bapak lalu beranjak pergi.

Embun terisak lagi. Kali ini bukan karena kepergian bapaknya, melainkan Andrei.

♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

My Morning DewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang