"Touch me." Bisik Andrei.
Embun membelalakkan kedua matanya. "A-apa?" Suaranya seperti sedang tercekik saja.
"Touch me." Kini Andrei menuntun tangan kanan Embun untuk menyusuri lekuk wajahnya. Hingga membuat gadis itu menahan nafasnya saat merasakan jenggot di rahang pria itu.
Sesaat kemudian, Andrei sudah mengulum jemari tangan Embun didalam mulutnya. Membuat jantung gadis itu berkejaran seketika.
Sorot mata pria itu menggoda Embun, lalu menarik tangan kiri Embun dan dituntunnya untuk menyentuh kejantanannya yang masih terbungkus dengan celana jeans.
Nafas Andrei terdengar memburu. Pria itu sudah diselimuti gairah dan menginginkan untuk segera berada didalam Embun.
Sementara Embun yang mulai terangsang namun logikanya masih berperang hebat dengan nafsunya.
Hingga kecupan-kecupan hangat menyapu leher Embun, membuatnya terkesiap seketika.
"I want you." Bisik Andrei begitu tangannya sudah berada diantara selangkangan Embun.
Batin Embun berkecamuk.
Tidak menampik kenyataan, jika Embun juga menginginkan persetubuhan yang mengairahkan itu.
Andrei benar-benar hebat diatas ranjang. Dan Embun menyukai permainannya.
Namun ia juga menolaknya.
Sejak kejadian penjualan dirinya malam itu, Embun berkomitmen tidak akan membiarkan dirinya terbuai dalam rayuan Andrei dan mengulangi kesalahannya lagi.
" I consider it a yes." Imbuh Andrei lalu mendorong tubuh gadis itu hingga jatuh diatas sofa ruang tamunya.
Embun tersadar seketika. Ia melihat Andrei sudah berada diantara kedua kakinya dan menarik celana dalamnya.
Gadis itu berubah panik. Ia mencengkeram bantalan sofa, seolah ingin bergerak mundur.
"Andrei..." Panggilnya.
Andrei tak menyahut, ia menatap kedua mata Embun sesaat sebelum akhirnya membenamkan kepalanya diantara kedua selangkangan gadis itu.
"Ahhk." Embun memekik seketika begitu merasakan lidah pria itu berada didalam kewanitaannya.
Embun menegang. Jantungnya benar-benar sudah tak keruan lagi dan tubuhnya jadi panas dingin.
Gerakan lidah pria itu benar-benar lincah, dan Embun tak mampu menahan dirinya lagi, suara desahan pun lolos dari bibirnya.
Andrei menyeringai. Ia tahu kalau Embun juga menginginkannya.
Andrei merangkak naik.
Tangan kanannya menarik pinggang gadis itu merapat padanya.
"Jangan!"
"Jangan? Tapi sayangnya tubuhmu juga menginginkanku." Sahutnya.
Tanpa mau membuang waktu lagi, Andrei meraih tengkuk Embun dengan tangan kanannya lalu mencium bibirnya. Sementara tangan kirinya mencengkeram pinggang gadis itu.
Awalnya, Embun memang menolak. Tapi ketika merasakan pangutan bibir Andrei diatas bibirnya. Embun pun mulai terbuai.
Ia bahkan sudah melingkarkan kedua tangannya di leher Andrei, seolah mengajak pria itu agar semakin rapat dengannya.
Andrei mengulum senyumnya. "Bukankah aku sudah bilang padamu kalau aku adalah milikmu."
Embun terkesiap lalu menyorot dengan penuh tanya pada Andrei. "Kamu bilang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Morning Dew
De TodoKetika keperawanan harus dikorbankan demi sebuah keluarga. Cerita Embun Pagi dan cobaan yang dihadapinya.