Part. 29 : His name is Adrik

34.8K 1.7K 95
                                    

Hai hai hai
Maaf ya karena menghilangnya thor dari dunia watty, wkwkwk

Begitu banyak kesalahan yang membuat Thor malas mengerjakan part cerita ini.
Mulai dari errornya watty yang membuat beberapa part hilang.
Konsep cerita yang terhapus dari memori.

Hadeehhh, apes dah nih cerita :(

Meskipun sedikit, Thor berharap jangan kecewa ya.

Terima kasih untuk segala dukungan pembaca buat MMD selama ini.

Maafin Thor kalo banyak salah dalam cerita ini.

Mampir ke lapak Bukan Pria Biasa

Happy Reading

***

Mendung menghias langit Jakarta siang ini, sudah beberapa minggu cuaca tak menentu.

Kadang panas kadang hujan.

Embun menatap gumpalan awan hitam dari jendela apartemennya. Ia hanya tersenyum miris, seharusnya siang ini ia akan bertemu dengan Disca dan Pelangi, tapi karena cuaca seperti ini, Andrei jadi melarangnya untuk keluar rumah.

"Apa yang sedang kamu lakukan disitu?" Tanya Andrei begitu melihat istrinya sedang melamun di samping jendelanya yang besar.

Embun hanya menggeleng.

"Aku ke kantor, mungkin akan pulang malam." Kata pria itu lagi sembari melangkahkan kedua kakinya mendekati Embun. "Aku mencintaimu." Bisik Andrei saat memeluk tubuh istrinya dari belakang.

Hati Embun menghangat usai mendengar kalimat itu, ia semakin merapatkan tubuhnya pada Andrei.

"Aku akan menelpon mama, agar beliau menemanimu disini."

Embun mengangguk.

Kesibukan Andrei memang membuat waktu kebersamaan mereka berkurang. Namun perhatian pria itu masih begitu dirasakan oleh Embun. Dan oleh karena itu, Embun merasa bersyukur karena Andrei tak lantas melupakannya.

Embun yakin, kalau Andrei Jullian Volkov bisa menjadi seorang ayah yang baik nantinya.

***

Lorong koridor rumah sakit, dipenuhi oleh keluarga Volkov malam ini.

Damian dan istrinya tengah duduk di salah satu bangku panjang, sementara Disca duduk di seberang bersebelahan dengan Sean.

Hanya kakek Bart yang setia berdiri di depan pintu sembari menanti lampu tanda operasi padam.

Malam ini mereka menanti dengan rasa cemas.

Tadi siang Embun ditemukan pingsan dalam kamar dan air ketubannya pecah.

Dalam keadaan yang tidak memungkinkan lagi untuk melahirkan secara normal, akhirnya proses persalinan Embun dilakukan secara cesar.

Andrei hanya bisa mengelus kepala istrinya yang tengah tertidur karena obat bius yang diberikan selama operasi berlangsung.

Dibalik tirai berukuran kecil, para dokter melakukan tugasnya di bawah sana.

Jujur, Andrei tak tega melihatnya.

Melihat Embunnya terkulai lemas seperti ini saja sudah menyakiti hatinya, apalagi harus melihat proses pembedahan perut Embun.

Astaga!

Diam-diam, Andrei menitikkan airmata. Bibirnya mengecup punggung tangan kanan Embun berkali-kali.

"Maafkan aku sayang, aku mohon bertahan lah, semua akan baik-baik saja." Batinnya pilu.

Sebuah suara tangisan bayi memecah ketegangan yang terjadi dalam ruang operasi.

Andrei tersentak dan ia segera berdiri dari tempat duduknya.

Kini ia bisa melihat seorang bayi yang masih berlumuran dengan darah tengah diangkat oleh seorang dokter. Ia lalu menyerahkan nya pada seorang suster untuk segera membersihkan bayinya.

Dokter itu kini kembali berkonsentrasi pada perut Embun.

Andrei sempat memejamkan kedua matanya saat melihat keadaan perut istrinya.

Ia terduduk lemas dan menjatuhkan kepalanya disebelah kepala Embun.

"Terimakasih sayang, dan maafkan aku." Bisiknya.

***

Embun masih terkulai lemas diatas brangkar, namun rasa bahagia membuncah di dalam hatinya saat melihat seorang bayi mungil di dalam pelukan Disca.

"Ganteng, hidungnya mancung, mirip sama aunty Disca." Seloroh Disca bangga.

"Mirip kakeknya donk." Sahut Damian tak mau kalah.

"Asal kelakuannya jangan mirip Andrei aja ya sayang." Tambah Disca lalu mengecup pipi mungil si bayi.

"Udah siap nama belum?" Tanya Kartika.

"His name is Adrik." Jawab Andrei begitu masuk ke dalam ruangan.

"Damian." Seru Damian tak mau kalah.

"Bart is a good choice." Kini kakek Bart ikut bersuara.

Suara tawa langsung memenuhi isi ruangan malam ini.

Tak bisa dipungkiri kalau kehadiran anggota baru Volkov mendapat sambutan hangat dari semuanya.

Anak lelaki pertama Andrei dan cucu pertama the Volkov.

Kebahagiaan membuncah dan harapan menjadi doa untuk anggota baru dalam keluarga, Adrik Jullian Volkov.

***THE END***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Morning DewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang