Setelah membantu Pak Jeffrey, aku segera kembali ke kelas. Sebenarnya Pak Jeffrey masih saja mengajakku mengobrol bahkan saat kami sudah sampai di depan ruang guru.
Saat hendak ke kelas, aku tak bisa berhenti tersenyum. Tak bisa membayangkan pula wajahku semerah apa.
Ah, itu kebiasaanku saat menyukai seseorang. Aku bisa saja salah tingkah hanya dengan 2x pertemuan jika saja orang tersebut benar-benar kusuka. Jantungku menjadi berdebar tak karuan hanya dengan melihat punggungnya saja.
Sebenarnya saat di ruang guru Pak Jeffrey sempat menanyaiku apakah aku sedang demam. Karena wajahku tadi sangat merah padam saat di dekatnya. Aku menyadarinya saat mengaca di kaca kecil yang berada di ruang guru.
Aku langsung panik mendengarnya.
Untung saja aku sempat mengelak, bahwa aku tak bisa terlalu lama di bawah matahari pagi (bohong).
Aku meletakkan sepatuku di rak sepatu di depan kelas. Fyi, semua kelas memiliki rak sepatu. Dan saat berada di dalam kelas tidak diperbolehkan bersepatu. Hanya memakai kaos kaki saja.
Benar, tujuan utamaku berangkat pagi adalah untuk piket kelas. Namun, aku melupakannya.
"Kenapa tuh senyum-senyum?" ucap Gabriel. Dia adalah teman sebangkuku semenjak kelas 10 hingga saat ini. Gabriel orang yang sangat asyik namun dia juga bisa sangat menjengkelkan diwaktu yang sama.
Pikiranku terbuyar saat Gabriel melontarkan kalimat tersebut.
"Gak ah. Gak ada. Eh Gabe, kenal Pak Jeffrey gak?" ucapku sembari duduk dibangku milikku.
"Pak Dean maksudmu?"
"Eh iya, Pak Dean."
"Satu sekolah kenal tau, Res. Kenapa? Kamu naksir, ya?" perkataan Gabriel membuatku salah tingkah.
"Santai kali, 'kan cuma nanya." ucap Gabriel sambil alisnya naik turun.
"Kakak kelas banyak yang naksir Pak R
Dean. Doi emang populer di kalangan kakak kelas. Demen yang berumur ternyata.""Loh, emang Pak Dean umur berapa?" yang dikatakan Gabriel membuatku bertanya-tanya. Berumur?
"Setahuku umur 46 tahun. Aku gak sengaja nguping pas kakel lagi gibah." mataku membulat saat mendengar jawaban dari Gabriel.
Gila. Kaya seumuran sama Pak Sam, aslinya lebih tua Pak Jeff. Pak Sam aja umur 32, Pak Jeff 46. How can? Sehat bugar, masih kelihatan ganteng pula.
"Anjrit, seriusan?" tanyaku tak percaya.
"Suer, gak bohong aku." ucap Gabriel
Aku termenung sesaat. Lalu tersenyum lagi hingga membuat pipiku memerah.
"Wah beneran suka, ya?" kata Gabriel.
"Iya kali, Gabe? Hehehehehe."
Gabriel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Doi guru pindahan, ngajar di mapel Sejarah. Udah tahu belom?" tanya Gabriel kepadaku.
"Hehe, sebenernya tadi pagi aku jalan bareng tau, Gabe." ucapku sambil memasang wajah konyol.
"Hah? kok bisa??" Gabriel pun bertanya-tanya.
Setelah itu aku menjelaskan kepada Gabriel apa yang terjadi di pagi hari ini secara rinci.
•
•
•Bel tanda pulang sudah berbunyi. Suara yang di tunggu-tunggu oleh siswa-siswi, termasuk aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born Too Late • Jeffrey Dean Morgan •
Ficção AdolescenteHanya seorang gadis SMA yang jatuh cinta kepada gurunya sendiri. •Start: 13 Mei 2023 •End: - [ON GOING]