5☆

2.1K 74 2
                                    

Saat sampai di kelas, aku langsung membuka snack yang kubawa dari rumah. Aku tadi lupa tidak sarapan. Untungnya aku membawa agak banyak snack hari ini.

Tetapi, aku lupa tidak membawa air minum. Sontak aku pergi ke koperasi siswa untuk membeli minuman di sana. Di sana juga terdapat makanan ringan, namun aku hanya membeli air mineral saja.

Setelah itu aku kembali ke kelas, saat di koridor dekat ruang TU, aku bisa melihat jendela ruang guru yang kacanya sangat gelap. Tak memungkinkan bisa melihat di dalamnya. Jika dilihat seksama, kemungkinan kecil bisa melihatnya, namun hanya beberapa meja guru saja yang tertangkap mata.

Sesampainya di kelas, aku langsung duduk kembali di bangkuku dan meneguk air yang kubeli tadi.

Sambil menunggu bel masuk, aku juga mengerjakan tugas kemarin yang belum rampung.

Bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. Aku segera membereskan buku-bukuku yang kuletakkan di dalam  kolong meja dan bergegas untuk keluar kelas.

Sebelum itu, aku mencuci tanganku di westafel di depan kelas karena aku merasa tanganku penuh dengan debu.

Setelah mencuci tangan, aku langsung pergi ke arah gerbang belakang. Aku memilih rute itu. Aku lelah, aku hanya ingin segera sampai ke rumah.

Sebenarnya, murid tak diperbolehkan masuk dan keluar melewati gerbang tersebut. Lantas kenapa di ciptakan jikalau di lewati saja tidak boleh?

Sudahlah, semakin kupikirkan semakin lama juga urusannya.

Saat sampai di area tempat parkir guru, aku sudah tak melihat adanya kendaraan Pak Jeffrey.

Yahh, udah pulang..

Aku menghela napas.

"Gapapa deh, besok pasti ketemu." ucapku sambil menyemangati diri sendiri.



Setelah mengganti seragam menjadi pakaian rumahan, aku merebahkan tubuhku di kasur. Aku memejamkan mata sejenak.

Kangen banget deh sama Pak Jeff.

Sontak aku membuka mataku kembali dan mengambil jar yang berada di atas nakas.

Kuperhatikan jar itu sambil beranti posisi menjadi tengkurap dengan tangan memegang jar.

"Yah, wajar aja mungkin Pak Jeff lagi sibuk terus pulang lebih awal. Biasanya sehari bisa lihat Pak Jeff empat kali loh.." ujarku para diriku sendiri dengan pasrah.

"Makan satu aja kali, ya?" aku langsung membuka penutup jar dan mengambil satu keping cookie lalu kumakan dengan perlahan.

"Gila, masih enak, loh."

Lalu kututup kembali dan membalikannya ke atas nakas dan kembali lagi ke kasur dengan posisi terlentang sambil menghabiskan sisa cookie.

Kini aku menghadap langit-langit kamar. Memikirkan sesuatu yang akhir-akhir ini mengganjal pikiranku.

Aku sangat merindukannya.

Aku menghela napas panjang-panjang.

Daripada terlarut dalam kerinduan dalam-dalam, aku membuka ponselku dan mencari kesibukan disana.

Aku terbangun di pukul 04.00 pagi. Sebenarnya semalam aku tak bisa tidur dengan nyenyak. Aku merasa ada yang tak beres dengan kepalaku. Karena sudah terlalu sering mengalami sakit kepala, aku juga ketergantungan meminum obat pereda nyeri.

Aku terduduk di kasur. Satu tanganku memegangi kepala, yang satu lagi meremas seprai kasur dengan kuat.

Oh ayolah, aku selalu bisa mengatasi ini.

Born Too Late • Jeffrey Dean Morgan •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang