Tepat satu bulan lamanya aku tak melihat kehadiran Pak Jeffrey di sekolah.
Sebenarnya aku masih belum terbiasa, namun kuusahakan agar aku tak selalu terpikirkan olehnya.
Hatiku sakit jika teringat kejadian-kejadian manis kita di masa lampau.
Sudah kucoba beberapa hal untuk membuatku sibuk. Ya, teringat kembali.
Mustahil bisa melupakan dalam waktu singkat. Jadi, salah satu caranya adalah berusaha sebisa mungkin.
Waktu istirahat kurang 15 menit lagi sebelum bel masuk. Aku memutuskan pergi ke kantin bersama Sophie untuk membeli es teh dan makanan berat. Aku dan Sophie sama-sama tidak membawa bekal untuk hari ini.
Sesampainya di kantin, kami memilih makanan yang sekiranya menarik dan menggiurkan. Sophie tertarik dengan nasi goreng telur sedangkan mataku tertuju pada wonton chili oil yang membuat mulutku berair.
"Sop, rame nih. Bagi tugas mau? Kamu beli minumannya, aku beli makanannya. Setuju?" tawarku kepada Sophie.
"Boleh."
"Nanti totalannya di kelas aja, ya?"
"Oke, Res. Aku kesana dulu, ya?"
Lantas aku dan Sophie berpencar masing-masing. Sophie ke stan minuman sedangkan aku ke stan makanan.
Setelah membayar makanan tak perlu menunggu lama aku sudah melihat Sophie yang sedang duduk manis sambil menjaga satu kursi kosong untukku. Sophie melambaikan tangannya bermaksud agar aku bisa melihatnya.
Aku segera menghampiri Sophie dengan membawa makanan yang kami beli di tangan kanan dan kiriku.
"Nih." kuletakkan nasi goreng telur pesanan Sophie di depannya.
"Thanks ya, Res. Udah lama aku gak makan nasi gorengnya kantin. Minumanmu. " Sophie menyodorkan satu gelas es teh pesananku.
"Thank you." ucapku berterima kasih kepada Sophie.
"Terima kasih kembali. Kamu pesan apa?"
"Menu baru namanya wonton. Mau coba?" tawarku.
"Mau, dong. Ini kamu coba nasi gorengku. Belum pernah beli nasi gorengnya kantin, 'kan?"
"Belum. Enak, kah? Kamu sering beli menu ini. Icip sedikit ya." aku dan Sophie saling berbagi makanan yang kami beli.
Aku mencoba nasi goreng telur milik Sophie yang ternyata rasanya mirip sekali dengan nasi goreng buatan ibuku. Saat aku masih kecil, setiap pagi ibu selalu membuatkanku nasi goreng. Nostalgia sekali.
Sebelum Sophie menyuapkan satu biji wonton ke mulutnya, aku memberikan peringatan kepadanya.
"Be careful. That might be spicy for you." Sophie tidak suka pedas. Tetapi Ia selalu penasaran dengan makanan pedas. Menurutnya, makanan pedas itu menarik. Tetapi setelah mencoba satu suap makanan pedas, Ia langsung pergi ke toilet. Secepat itu efeknya.
"Okay, bud." Sophie memakan dengan big bite dan tak berlangsung lama Ia merasa kepedasan.
"God damn it! Pedes banget!" Sophie segera meneguk minumannya dengan brutal hingga membuat roknya basah karena terkena tumpahan es teh.
"Astaga! I'm so sorry, Soph. I'm so sorry!" kukeluarlan selembar tisu dan kuberikan kepada Sophie.
"I'm fine. No need to be sorry." ujar Sophie dengan terbatuk-batuk.
"You sure?" tanyaku memastikan.
"Yeah."
"Nekat banget kamu minum kuahnya."
"Abisnya menggiurkan, sih." ucap Sophie sambil tertawa dan kubalas anggukan sambil tersenyum.
"Betul. Kuahnya enak banget." ucapku.
Sophie mengangguk.
"Udah. Makan, yuk. Bon Appétit."
"Bon Appétit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Born Too Late • Jeffrey Dean Morgan •
Novela JuvenilHanya seorang gadis SMA yang jatuh cinta kepada gurunya sendiri. •Start: 13 Mei 2023 •End: - [ON GOING]