24☆

1.3K 54 0
                                    

Mata pelajaran di hari Rabu pagi ialah Matematika. Sialnya, tidurku tak cukup nyenyak untuk pelajaran ini, otakku terlalu malas untuk berhitung di pagi hari.

Aku tak bisa mengatasi rasa kantukku sekarang, sering kali aku meletakkan kepalaku di atas meja dengan tumpukan buku sebagai bantal.

Untung saja Gabriel bisa di ajak kerja sama. Ia menyuruhku untuk tidur sebentar dan ia akan menjagaku apabila guru matematika menghampiriku.

Dan benar saja, tak ada satu menit aku memejamkan mata, aku sudah tertidur pulas.

Aku memiliki niat untuk membolos di jam terakhir hari ini. Kimia, aku sering kali membolos di mata pelajaran tersebut. Sebagai tempat persembunyianku, aku selalu pergi ke perpustakaan sekolah. Bukankah aku sudah memberitahu kalian perihal ini?

Aku lebih senang jika membolos seorang diri bukan karena apa, hanya saja aku merasa bersalah jika aku berbuat buruk dengan mengajak teman.

Lagipula sebentar lagi kami akan menginjak kelas 12. Dimana kami harus menyiapkan matang-matang untuk masa depan. Biarlah teman-temanku fokus dengan belajarnya.

Ngomong-ngomong, belakangan ini aku mulai memakai kacamata. Tenang saja, hanya kacamata fashion dengan jenis cat eye berwarna hitam. Aku memakainya karena aku merasakan jika kacamata ini cocok denganku, bahkan Pak Jeffrey juga menyukainya saat aku mengenakan kacamata ini.

Setelah mata pelajaran pertama usai, aku terbangun dari tidurku. Sebenarnya aku merasa bersalah karena sering kali aku tertidur di saat guru menerangkan materi, tetapi aku tetap melakukannya. Aku tidak bisa menahan kantuk lebih lama, jadi kusempatkan tidur hanya 5-10 menit saja agar rasa kantuk ini sedikit hilang.

Di mata pelajaran kedua, kusimak guru saat mengajar dengan khidmat.

Born Too Late • Jeffrey Dean Morgan •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang