Impossible Fiveteen

9 3 0
                                    

"Mereka mau darah kalian..." Ucap Mike yang tiba-tiba datang bersama enam saudaranya.

"Kok lo semua bisa masuk? Gue kan udah pakein perisai?" Tanya Theo heran.

"Perisai lo lemah, makanya kita bisa masuk." Jawab Guntur meledek Theo.

"Theo lo harus banyak latihan lagi, kalau kita aja bisa masuk apa lagi mereka." Ucap Alvaska melesat untuk mengambil kantung darah yang Kai pegang dan meminumnya.

Iya, mereka datang karena Kai dan Theo mentraktir mereka darah hewan terbaik yang bisa meningkatkan kekuatan mereka (?).

Friska dan Freya membeku. "Tar dulu, kalian beneran vampir?" Tanya Friska tidak percaya. Mereka mengangguk. "Fre ayo lari Fre, gue gak mau darah kita abis sama mereka." Ucap Friska mengambil ancang-ancang untuk berlari dengan tangan yang terus memegangi tangan Freya.

"Friska udah berapa lama kita kenal?" Tanya Mike.

"Ehmmm... sebelas tahun..?"

"Nah itu lo tau, dan buktinya lo berdua masih hidup kan?" Ucap Keenan kesal, ingin sekali dia menjitak kening Friska, tetapi bisa-bisa nanti Jevan dan Galvin langsung mengambil ancang-ancang untuk memusnahkan mereka, apa lagi Galvin sudah tahu kelemahan para vampir dhampir itu karena bibir ember milik Leo yang kelewat polos itu.

Freya melangkah mundur menarik tangan Friska. "Mau bagaimanapun kalian tetap vampir, gue gak bisa percaya sepenuhnya sama kalian." Ucapnya.

Leo berjalan mendekat pada Freya. "Lo beneran mau gak percaya sama gue Fre? Bukannya lo udah anggap gue sebagai sahabat lo?" Ucapnya kecewa.

"Orang tadi lo sendiri yang bilang kalau kalian mau darah gue sama kak Friska gimana sih!" Protes Freya ikut kesal.

"Astaga! Maksud Mike tadi mereka bukan kita!" Ucap Leo ngegas.

"Mereka?" Tanya Friska tidak mengerti.

"Iya mereka, Mark sama lima saudaranya." Ucap Mike.

"Ehmmm... kak gue mau keluar sebentar ya." Ucap Freya melangkah keluar dari rumah.

"Eh! Freya Garcia lo mau kemana?!" Teriak Friska kesal karena ditinggal sendiri.

o0o

Freya membuka gawainya dan memilih salah satu nomor yang ada dalam grup kelasnya.

"Siapa?" Tanya orang tersebut.

"Gue Freya, Mark, temuin gue ditaman deket toko kita ketemu tadi siang." Ucap Freya langsung menutup telpon.

Freya memilih tempat sepi dengan penerangan yang tidak begitu cukup untuk menerangi tempat tersebut.

Tak berselang lama, Mark datang. "Ada apa?" Tanya Mark.

"Gak apa-apa, gue cuman mau ketemu sama lo." Jawab Freya berbohong. Mark tersenyum mendengar jawaban Freya, singkat tetapi menurut Mark itu adalah jawaban yang sangat berarti. "Malam ini cerah ya?" Ucap Freya.

"Iya," Jawab Mark menatap dua bintang yang bersinar terang dilangit.

"Lo tau gak? Ada yang bilang, kalau ada manusia yang meninggal dia akan berubah jadi bintang. Gue percaya hal itu... karena.. gue berharap gue juga akan jadi bintang dengan apa yang sebentar lagi akan gue lakuin." Ucap Freya.

"Apa yang mau lo lakuin sampe lo harus jadi bintang?" Tanya Mark tidak mengerti.

"Sebelas tahun yang lalu, orang tua gue meninggal karena menyegel raja vampir," ucap Freya menjeda ucapannya dan menatap Mark yang menundukkan kepalanya. "... gue dan kakak kembar gue, akan coba tuntaskan tugas mereka dengan mengorbankan diri kita." Sambungnya.

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang