Impossible Sixteen

14 5 0
                                    

"Eh! Freya Garcia lo mau kemana?!" Teriak Friska kesal karena ditinggal sendiri.

"Fris," ucap Leo menahan tangan Friska yang hendak pergi menyusul Freya.

"Lepas! Gue gak mau adek gue kenapa-kenapa diluar sana sendirian!" Ucap Friska berusaha melepaskan tangan Leo.

"Friska dengerin gue!" Ucap Leo menguatkan genggamannya pada Friska.

"Apa?!"

"Kita beda! Kita gak kayak mereka! Kita cuman minum darah hewan bukan manusia!" Ucap Elang dia paling tidak suka jika ada yang mengatakan bahwa mereka adalah seorang pemangsa manusia.

Mata Friska yang awalnya berwarna coklat kini berubah menjadi biru. "Kakak... sudah meminum darah Fransiska... bagaimana kakak bisa menyebutkan kalau kakak bukan pemangsa manusia?"

Elang mematung mendengar suara itu. Suara yang sangat dia kenali. Suara dari seseorang yang sudah lama meninggalkan mereka.

Friska tumbang tepat pada pelukan Galvin yang ada dibelakangnya.

o0o

Tit... Tit... Tit...

"Apa yang terjadi?" Tanya Steven kesal. "Kenapa Friska sama Freya bisa drop?" Tanya Steven.

Galvin tidak memperdulikan ucapan Steven, dia melewati Steven begitu saja dan masuk kedalam ruangan dua adiknya.

"Lo ngapain?" Tanya Jevan.

"Gue harus buat perhitungan sama mereka, enak aja mereka buat adek kita jadi kayak begini." Ucap Galvin memasangkan kalung peninggalan orang tuanya pada Friska dan Freya.

"Gue ikut kak." Ucap Theo.

"Lo mau ikut? Emang kalo lo ikut lo bisa bantuin gue? Lo sama semua disini aja, buat perisai untuk melindungi rumah sakit ini." Ucap Galvin mengambil tas ranselnya. "Dan kali ini, jangan sampe ada kesalahan! Gue gak akan maafin kalian kalau adek gue sampai kenapa-kenapa!" Ucap Galvin penuh penekanan.

Theo menelan salavinya dengan susah payah. "I-iya kak." Ucapnya.

Galvin pergi dengan emosi yang menyelimutinya. "Kita harus lakuin sesuatu." Ucap Jevan.

"Kak, kita bisa pergi dari sini. Theo dan Kai, kalian harus buat perisai. Gue sama kak Jevan harus susul Galvin, jangan sampe dia melakukan hal bodoh." Ucap Steven.

"Tapi kak.."

"Gue janji akan bawa Galvin pulang dalam keadaan utuh dan selamat." Ucap Steven menepuk pundak Theo yang sedang khawatir.

Steven dan Jevan pergi hanya dengan sebuah kalung yang memang tidak pernah lepas dari mereka.

"Ayo," ucap Theo.

Tit... Tit... Tit...

o0o

Gavin berhenti melangkah saat merasakan udara yang terasa aneh disana. Matanya melihat ke sekelilingnya mencari sesuatu yang membuatnya merasa jadi seperti sekarang.

Tuk/

Galvin melangkah ke semak-semak saat mendengar suara yaang berasal dari sana.

"Siapa kalian?" Tanyanya. "Freya? Friska? Kenapa kalian ada disini? Balik kediri kalian sekarang juga!" Ucap Galvin saat diketahui dua roh yang ada dihadapannya adalah kedua adiknya.

"Gimana mungkin kita bisa tidur di rumah sakit sementara kakak kita dalam bahaya kak?" Ucap Friska.

"Tapi kalian gak boleh ada disini! Kalau kalian gak bisa balik kediri kalian lagi gimana?!" Omelnya.

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang