Mark atau lebih tepatnya Mickey memasang sebuah pelindung yang bisa membuat mereka tidak bisa masuk keruangan dimana dia berada saat ini.
"Gue udah nunggu lo dari tadi." ucap Freya meneguk air mineral yang ada diatas nakas.
Mickey terkejut dengan Freya yang sedang duduk diatas bangsal dan tersenyum kearahnya.
"Gue gak nyangka ternyata lo alasan kenapa gue lahir..." ucap Freya memeluk lututnya mencoba menahan air mata yaang membuat matanya terasa panas.
"Maksud lo?"
"Gue dilahirkan untuk lo, untuk memusnahkan lo dari muka bumi ini." Freya tersenyum melihat Mickey mengerutkan keningnya. "Gue dilahirkan untuk memusnahkan lo Mickey..."
"Oke sekarang gue bingung, bukannya lo sama Friska udah hampir mati? Jadi kenapa lo masih hidup?"
"Gue dan kakak gue bukan manusia biasa, kita emang sempet keluar tapi kita masuk lagi. Kenapa?" ucap Freya tersenyum.
"Nggak seneng aja gue Freya sama Friska udah bangun, kalo gitu besok kita bisa ketemu di kelas kan?" ucap Mickey berpura-pura menjadi Mark.
"Berhenti pura-pura gak tau Mickey."
"Fransiska telah bangkit, kalau begitu selamat datang adikku." ucap Mickey mendekati Freya dan hendak menyentuh bahunya.
Freya menepis tangan Mickey. "Gue gak ngerti, kenapa kakak gue yang baik kayak Mark harus punya jiwa lain kayak lo didalam tubuhnya." ucap Freya tidak menyangka.
Mickey menyeringai. "Gue ada untuk melengkapi kekurangan vampir lemah bernama 'Mark' yang lo sebut sebagai kakak itu." Ucap Mickey menangkup pipi Freya dengan kasar.
Freya melirik Friska yang masih belum kembali. "Lo boleh lakuin apapun yang lo mau, tapi gue minta jangan sakitin kakak gue." ucap Freya.
Mickey mendekatkan wajahnya dengan wajah Freya menatapnya dalam. "Kenapa gue harus turutin apa yang lo bilang?"
"Karena-"
Brak!
"Mickey hentikan!" seru Zayyan menarik Mickey dan menjauhkannya dari Freya.
"Bawa dia pergi dari sini sekarang juga!" titah Kai.
"Freya lupain apa yang lo denger dari dia, dia udah gak waras." ucap Zayden tidak mengetahui bahwa sebenarnya Freya dan Friska sudah mengetahui siapa mereka sebenarnya.
"Buat apa gue lupain? Gue tau apa yang dia ucapin, gue juga tau kalian sama kayak dia. Jadi mending kalian pergi aja deh dari sini, gue gak mau bunuh temen-temen gue."
"Maaf, kita udah bodohin lo selama ini." ucap Guntur merasa menyesal lalu melesat bersama para saudaranya.
"Friska!" seru Theo menghampiri Friska yang masih belum kembali.
"Dia belum balik kak." ucap Freya.
"Nggak Fris lo harus balik!" ucap Theo menepuk pipi Friska.
"Fre, gue gak bisa balik," ucap Friska.
"Apa?! Kenapa?"
"Ada yang nahan gue." ucap Friska. "kayaknya waktu kita hampir habis."
"Friska gue mohon lo balik sekarang juga!" titah Freya. "Dimana kak Galvin?" tanya Freya.
"Gue disini ada apa?"
Freya mengambil pisau kecil miliknya lalu menggores tangannya menggunakan pisau tersebut. "Apa yang lo lakuin heh!" ucap Steven terkejut padahal dia masih berusaha mengatur nafasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/336999546-288-k893909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
Fantasy"Kenapa harus ada yang namanya kematian? Padahal kalau semua orang di dunia ini bisa hidup selama yang mereka mau, mungkin itu lebih bagus." Ucap Friska menyayangkan. "Percuma hidup selama itu kalau lo gak bisa bersama sama orang yang lo suka..." "M...