Beberapa hari ini aku masih bisa tutup mulut tentang keberadaan [Name] di kelasku pada Ruby. Aku juga seringkali melirik kearah gadis biru muda itu secara diam-diam untuk memastikan apakah benar dia [Name] yang dulu kami kenal atau bukan.
Jika dilihat secara fisik, aku yakin seratus persen kalau itu memang dia. Tapi kalau dilihat dari perilakunya, ku rasa jadi agak berbeda. Dulu [Name] memang pemalu dan kaku, tapi biasanya dia akan merasa senang kalau ada yang mengajaknya mengobrol. Tapi sekarang, dia jadi lebih kaku dan terlihat malas serta bodoamat kalau ada yang mengajaknya mengobrol.
Yah, sifat seseorang memang bisa berubah. Tapi itu pun jika ada penyebab atau pemicunya kan?
Akan ku ambil kesimpulan sementara. Yaitu, dia memang [Full Name] teman masa kecil kami. Tapi, dengan sifat yang berbeda karena penyebab yang masih belum diketahui.
Oh, sebenarnya aku sudah menyadarinya sedari tadi. Tapi entah mengapa aku baru mempertanyakannya sekarang,
"Padahal udaranya tidak sedingin itu, tapi kenapa dia memakai sarung tangan? Dan kenapa sarung tangannya hanya dipakai sebelah?"
Disaat aku masih berkutat dengan pertanyaan dalam benakku mengenai sarung tangannya yang hanya sebelah, [Name] melirik singkat kearahku dan mulai menulis sesuatu di bukunya.
Setelah selesai, dia menunjukkan kertas itu kearahku,
"Perhatikan saja guru di depan kelas."
Ah, sepertinya dia menyadari kalau aku sedang memperhatikannya.
Bagus. Sepertinya tingkat kepekaan gadis kaku itu telah bertambah satu persen.
●○●○●○●○●○●○●○●○
"Tahu tidak? Di kelas kami ada gadis yang sangat cantik loh! Selain itu penampilannya juga agak unik."
"Oh, gadis tanpa marga itu ya."
"Nahh itu! Aku jadi heran, kenapa gadis secantik dia tidak masuk departemen seni ya?"
"Ahh sial! Aku jadi iri! Kalau dia anak kelasku, sudah pasti akan ku dekati dia!"
"Eh tapi katanya tidak ada marga kan? Memang namanya siapa?"
"Uhm, kalau tidak salah... Sepertinya [Name]."
'Deg'
Aku menghentikan langkah begitu mendengar sebuah nama tak asing terucap dari segerombolan pemuda yang sedang mengobrol di koridor.
[Name]... Kan? Apa itu [Name]-chan?
Akhirnya, secercah harapan untuk bertemu dengannya lagi akhirnya muncul.
Departemen umum, ya...?
Ah, Onii-chan! Mungkin Onii-chan tahu sesuatu tentang gadis itu kan?
Aku segera berlari mencari kelasnya Onii-chan. Namun belum sempat aku menemukan kelasnya, ada sebuah tangan yang menahan tanganku dari arah belakang.
Hampir saja aku berteriak untuk meminta bantuan jika saja suara itu tak menginterupsiku,
"Tenanglah. Ini aku."
Aku berbalik dan menghela napas lega. Untunglah, ternyata hanya Onii-chan.
"Mau kemana?" tanyanya dengan nada datar khas nya.
"Mencarimu!" jawabku agak kesal.
"Kenapa kau nampak kesal?" tanyanya lagi.
"Kau membuatku hampir jantungan, tahu! Lain kali jangan mengagetkanku seperti itu dong!" sembur ku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Blue Dandelions (Oshi no Ko x Reader)
FanfictionBunga dandelion adalah bunga yang rapuh sekaligus kuat. Ia rapuh karena mudah terbawa arus angin, namun juga kuat karena tak hancur dan tetap utuh saat terbawa angin. Menjadi seperti bunga dandelion adalah keinginan gadis bernama [Full Name]. Walau...