**✿❀ 04 : Meet Again : Kana ❀✿**

1K 152 10
                                    

Begitu sampai di kamar, aku langsung melemparkan diriku ke kasur.

Hah... Hampir saja aku menangis di depan mereka...

Tapi kenapa pula mataku malah ikutan berkaca-kaca saat melihat Ruby yang matanya berkaca-kaca? Selalu saja begini. Padahal aku tidak begitu mengerti alasan orang itu menangis, tapi rasanya aku jadi ingin ikut menangis saat melihat ada orang yang menangis pula. Yah, Seita bilang itu karena aku memiliki hati yang lembut sih...

Oh iya, soal Seita... Apa kata-kata yang tadi ku ucapkan padanya keterlaluan ya? Padahal selama ini dia adalah orang yang selalu baik padaku dan menjagaku, tapi aku malah bilang kalau itu bukan urusannya...

Bagaimana kalau Seita membenciku? Seharusnya tidak masalah sih... Tapi tetap saja, rasanya aku belum siap untuk itu--bahkan hanya dengan membayangkannya saja... Uh, lupakan.

"Aku akan selalu mengawasimu. Ingat itu."

Ah... Benar juga. Bukan tanpa alasan aku menjauhi mereka. Entah mereka marah padaku atau tidak, tapi aku tidak ingin membuat mereka berada dalam bahaya hanya karena keegoisan ku yang ingin kembali berteman dengan mereka.

Papa, ya...?

Aku tahu, mungkin pertanyaanku ini memang kurang ajar. Tapi...

"Kenapa Mama mau menikah dengan pria seperti Papa?"

--Tunggu! Kenapa aku malah bersantai seperti ini?!

Dengan gerakan rusuh, aku segera bergegas untuk berganti baju dan merubah penampilan untuk menjadi [Stage Name].

Aku segera mengganti pakaian seragamku dengan kaus hitam lengan panjang, overall rok sebawah lutut berwarna biru malam, sepatu pantofel hitam dengan kaos kaki putih diatas mata kaki, tak lupa dengan rambut palsu hitam se punggung dan topeng bertema langit malam yang menjadi identitas [Stage Name].

Setelah siap, aku segera menyambar tas selempang kecil dan bergegas menuju Aster Cafe.

Sesampainya di dekat bangunan depan kafe, dapat terlihat dari jendela pengunjung kafe yang sudah memenuhi meja yang telah tersedia didalam sana.

Seperti yang sudah ku duga, aku terlambat.

Aku hanya menghela napas pasrah. Reika-san pasti akan memarahiku habis-habisan nanti.

"[Name]-chan."

Aku langsung berbalik begitu mendengar suara yang memanggil namaku.

Terlihatlah seorang gadis cantik bersurai silver panjang bergelombang dengan netra birunya.

"Fuuka-san, maaf, saya terlambat." ucapku sambil agak membungkuk.

Oh iya, Fuuka-san adalah anak dari Reika-san--manajer kafe ini. Dan umurnya hanya tiga tahun diatasku.

Fuuka-san tersenyum maklum, "Tidak masalah, aku bisa mengerti."

Aku tersenyum tipis, "Terimakasih. Kalau begitu, saya permisi."

Usai mengatakannya aku langsung mencari pintu belakang untuk masuk kafe dan menunggu penggantiku untuk sementara selesai membawakan lagunya.

"Ah, [Stage Name]-san. Tumben Anda terlambat... Apa Anda baik-baik saja?" tanya salah satu pegawai disini dengan suara setengah berbisik. Namanya? Entahlah... Aku lupa.

"Iya. Maaf yaa saya terlambat... T-tadi ketiduran sebentar. Hehe..." jawabku sambil tertawa canggung.

[Stage Name] adalah orang yang ramah walaupun agak canggung dan ceroboh. Yah, setidaknya itulah image [Stage Name] yang coba ku buat selama ini.

Light Blue Dandelions (Oshi no Ko x Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang