"EH?! ADA YANG MENGINCAR [NAME]-CHAN?!" seru Ruby yang kaget setelah mendengar penjelasanku tentang orang asing tadi.
"Ruby, suaramu terlalu keras." tegur ku.
Ruby langsung menutup mulutnya dengan tangannya, "Ups, maaf."
"Tapi kenapa [Name] diincar? Setahuku [Name] bukan orang yang pandai mencari musuh--apalagi sampai musuhnya itu menaruh dendam padanya." tanya Arima.
"Entahlah. Yang jelas, saat kecil dia pernah diincar oleh Ayahnya." jawabku.
"Onii-chan, apa mungkin... Orang asing yang kau ceritakan itu adalah bawahan Ayahnya [Name]-chan?" tanya Ruby.
Baru saja aku akan menjawab, Shirogane mengeluarkan suaranya terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan Ruby,
"Bukan. Sakuraba Sakuya--atasan orang itu-- adalah pemilik Teater Sakura. Dia sama sekali tidak ada hubungan darah dengan [Name]-chan." jawab Shirogane.
"... Pemilik Teater Sakura...?" tanya [Name] dengan lirih, hampir berbisik.
"[Name]-chan, teater itu merupakan ancaman bagimu. Karena itu, kau harus keluar dari sana." tutur Shirogane dengan raut serius.
"Itu benar, [Name]-chan. Keluar saja dari teater itu! Kalau kau ingin mengikuti jejak Ibumu yang menjadi aktris, kau bisa bergabung di teater lain." Ruby ikut membujuk.
"Tidak bisa. Aku memang tidak berniat untuk menjadi aktris, tapi aku tidak bisa keluar begitu saja. Aku harus mengembalikan teater kesukaan Mama menjadi seperti semula." tolak [Name] dengan yakin.
"Tapi kau tidak harus melibatkan dirimu dalam bahaya kan? Laporkan saja kasus ini pada polisi!" kini Arima yang mencoba untuk membujuk [Name].
"Untuk itu, aku sudah mencobanya. Tapi sepertinya tidak bisa." bantah Shirogane.
"Tidak bisa? Kenapa?" kini Ruby yang bertanya.
"Aku juga tidak tahu pasti, tapi... Mereka bilang kalau itu bukan kasus pembunuhan, tapi bunuh diri." ujar Shirogane.
"Bunuh diri...? Tapi rumornya--..." entah karena apa, tapi Arima tidak melanjutkan kalimatnya.
"Aku juga sudah menjelaskan rumor itu, tapi katanya mereka sama sekali tidak menemukan jejak pembunuhan. Intinya, kasus itu ditutup dan dinyatakan sebagai kasus bunuh diri." jelas Shirogane setelah sebelumnya menghela napas.
"Orang-orang di teater bunuh diri di setiap tanggal 14? Tidak masuk akal! Kenapa mereka melakukan itu? Kenapa harus di teater? Dan kenapa pula harus tanggal 14?" tanya Ruby beruntun.
"Tolong jangan tanyakan itu padaku." kata Shirogane yang memijit pelipisnya.
"... Bibi bilang ulang tahun Mama adalah 14 Juli. Apa mungkin... Kasus di teater ada hubungannya dengan Mama?" [Name] mulai masuk dalam obrolan.
Keheningan terjadi selama beberapa menit disaat kami sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Argghh aku tidak mengerti! Apa cuma aku yang merasa kalau masalah ini rumit?!" tanya Arima yang terdengar frustasi.
"Sejujurnya aku juga merasa begitu..." sahut Ruby dengan nada lesu.
"... Pemilik teater... Tanggal 14... Ulang tahun... Mama...?" dapat ku dengar suara [Name] yang bergumam.
Baru saja aku akan bertanya, [Name] kembali mengeluarkan suaranya,
"Apa mungkin Sakuraba-san punya dendam pribadi pada Mama?" tanya [Name] yang sontak membuat kami menatap kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Blue Dandelions (Oshi no Ko x Reader)
FanficBunga dandelion adalah bunga yang rapuh sekaligus kuat. Ia rapuh karena mudah terbawa arus angin, namun juga kuat karena tak hancur dan tetap utuh saat terbawa angin. Menjadi seperti bunga dandelion adalah keinginan gadis bernama [Full Name]. Walau...