"[Name]-chan, katanya kau akan segera mengunggah lagu terbarumu ya? Kapan?" tanya Fuuka-san padaku.
Aku menghela napas lelah. Padahal sudah ku bilang berkali-kali untuk memanggilku dengan nama panggung ku, "Tolong jangan panggil nama asli ku disini, Fuuka-san."
"Upss, maaf! Habisnya, aku lebih suka nama aslimu sihh." katanya dengan senyumannya yang biasa.
Sudahlah, aku hanya berharap kalau Papa tidak ada didekat sini.
"Uhm. Soal pertanyaanmu tadi, ya. Aku akan mengunggahnya tanggal 19 Juni nanti." jawabku.
"Wahh! Tepat di hari ulang tahunmu ya?!" tanya Fuuka-san yang nampak antusias.
Aku hanya mengangguk dengan senyumanku.
Tiba-tiba saja aku dapat merasakan hawa kehadiran seseorang tepat di belakangku. Aku mengucap syukur berkali-kali dalam hati saat mengetahui kalau yang ada di belakangku adalah Reika-san.
"Fuuka, berhentilah mengajaknya mengobrol dan biarkan dia bekerja dengan benar. Dan kau, sebentar lagi giliranmu. Cepatlah bersiap di posisimu." komando Reika-san dengan nada datar namun tatapan matanya nampak tajam dan tegas.
Aku membungkuk singkat pertanda hormat lalu segera bergegas ke posisi untuk menunggu giliranku tampil.
Setelah Thia-san--penyanyi sebelumku--selesai membawakan lagunya dan turun panggung, para pengunjung dengan kompak menyerukan nama panggung ku seolah memanggilku untuk segera naik panggung dan bernyanyi.
Tak ingin membuat mereka menunggu lama, aku yang sudah berganti menjadi '[Stage Name]' langsung naik panggung dan menyapa mereka dengan sapaan canggung ku seperti biasa.
"Semangat [Stage Name]-chann!!"
"Aku mendukungmu!"
Dan sorakan dukungan yang lainnya ketika aku selesai menyapa mereka.
"Terima kasih! K-kalau begitu... Uhm, ada lagu yang ingin kalian dengar? Selain laguku juga boleh." tanyaku.
"Lemon!!"
"Tabako!!"
"My Dearest!"
"Mephisto!"
Mendengar saran terakhir yang paling kencang diserukan itu, aku tersenyum.
"A-anu, Mephisto saja ya? Tapi versi piano... Tidak apa-apa kan?" tanyaku memastikan.
Yah, habisnya disini hanya ada piano sih.
Mereka bersorak kencang dengan raut berseri-seri.
Dengan begitu, sudah diputuskan. Lagu itulah yang akan ku nyanyikan kali ini.
●○●○●○●○●○●○●○●○
Aku turun panggung setelah menyanyikan lima lagu atas permintaan para pengunjung.
"Otsukare!" ucap Fuuka-san yang menyodorkan air mineral padaku.
Aku menerimanya dan mengucapkan terimakasih.
Ngomong-ngomong soal air mineral, entah kenapa aku langsung teringat pada Aqua.
Oh, benar juga! Aku harus segera menemuinya.
Setelah pamit pada Fuuka-san, aku langsung keluar kafe lewat pintu belakang dan celingukan kesana-kemari mencari sosok pemuda pirang bermata aquamarine itu.
Ketemu!
Aku langsung duduk di sampingnya yang tengah duduk di bebatuan kecil dekat rerumputan yang terbentang luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Blue Dandelions (Oshi no Ko x Reader)
Hayran KurguBunga dandelion adalah bunga yang rapuh sekaligus kuat. Ia rapuh karena mudah terbawa arus angin, namun juga kuat karena tak hancur dan tetap utuh saat terbawa angin. Menjadi seperti bunga dandelion adalah keinginan gadis bernama [Full Name]. Walau...