"EH?! JADI KAU SUDAH JADI BAGIAN DARI TEATER SAKURA?!"
Aku menjauhkan ponsel dari telingaku saat mendengar suara Ruby yang berseru kaget.
Ngomong-ngomong, aku masih memakai topeng ku walaupun aku sudah berada dalam kamarku.
"Uhm... I-iya...? Memangnya kenapa?" tanyaku setengah heran.
"T-tunggu... Jangan bilang kalau kau masuk kesana tanpa mengetahui apapun tentang Teater Sakura?!" Ruby bertanya balik dengan nada yang terdengar setengah tak percaya.
"Sebenarnya hanya sedikit yang ku ketahui tentang Teater Sakura sih... Misalnya, seperti teater itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Bahkan bisa dibilang, Teater Sakura termasuk salah satu teater tertua yang masih bertahan." jawabku sembari mengingat-ingat informasi yang pernah ku dengar.
"Benar. Tapi masih ada fakta lainnya yang belum kau ketahui." ucap Ruby dengan nada bicaranya yang tumben-tumbenan terdengar serius.
Aku mengubah posisiku menjadi duduk tegap.
Teater Sakura telah membesarkan nama Mama hingga Mama bisa disebut sebagai aktris papan atas. Bibi pernah memberitahuku. Tanpa Teater Sakura, Mama mungkin tidak akan menyelami dunia akting dengan serius.
Aku ingin tahu kenapa Mama bisa termotivasi hanya dengan teater tua itu. Aku juga ingin tahu banyak hal tentang Teater Sakura. Siapa tahu dengan begitu, aku jadi tertarik untuk berjalan di jalan yang sama dengan Mama.
"Fakta apa?" tanyaku.
"'Kutukan [Last Name] Yuuka dari teater Sakura'. Apa kau pernah mendengarnya?"
Aku tersentak kaget seketika. Apa-apaan itu? Rumor atau semacamnya kah? Lalu kenapa nama Mama dibawa-bawa?
Aku refleks menggelengkan kepalaku walaupun aku tahu Ruby tidak bisa melihatku.
"Belum, aku baru pertama kali mendengarnya." jawabku dengan serius. Bahkan saking seriusnya, secara refleks aku malah melepas topeng ku.
Ruby menghela napasnya, "Wajar saja sih... Toh nama teater itu sudah menjadi asing di telinga masyarakat sekarang..."
"Ruby, tentang rumor kutukan itu... Bisa tolong ceritakan padaku?" pintaku.
"Aduh, maaf [Name]-chan! Aku juga baru mengetahui tentang rumor itu dari Loli-senpai dua hari lalu. Uh... Sebenarnya aku tidak bermaksud mengatakan hal buruk tentang Yuuka-san sih..."
Aku segera menyahut dengan cepat, "Tidak apa-apa, aku bisa mengerti. Sekarang, tolong ceritakan saja rumornya."
"Huftt... Baiklah, akan ku ceritakan. Dari yang telah ku dengar, setelah kematian Yuuka-san, setiap tanggal 14 selalu saja ada orang dari Teater Sakura yang mati secara mengenaskan. Dulu, banyak yang mengatakan kalau itu karena Yuuka-san telah mengutuk teaternya. Bahkan sampai sekarang pun, orang-orang masih mempercayai rumor itu."
Tidak masuk akal. Mama yang mengutuk teater? Memangnya kutukan itu memang ada? Kalau seandainya yang namanya kutukan itu memang ada, dan kalau seandainya orang yang sudah tiada memang bisa memberi kutukan, untuk apa Mama melakukannya? Untuk apa Mama mengutuk teater yang telah membesarkan namanya bahkan telah memotivasi nya?
Seolah bisa membaca pikiranku, Ruby kembali berucap,
"Menurutku juga rumor ini tidak masuk akal. Maksudku, teater itu sudah membesarkan namanya. Dan, kita sama-sama tahu kan? Kalau Yuuka-san sangat menyukai teater itu dan orang-orang didalamnya. Tapi entah apa yang terjadi, rumornya betulan terjadi. Setiap tanggal 14, selalu saja ada anggota teater yang menghilang dan ditemukan tewas secara mengenaskan di malam harinya."
![](https://img.wattpad.com/cover/341693083-288-k933887.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Blue Dandelions (Oshi no Ko x Reader)
FanficBunga dandelion adalah bunga yang rapuh sekaligus kuat. Ia rapuh karena mudah terbawa arus angin, namun juga kuat karena tak hancur dan tetap utuh saat terbawa angin. Menjadi seperti bunga dandelion adalah keinginan gadis bernama [Full Name]. Walau...