Siang ini Hyunsuk hanya bisa rebahan di atas kasur miliknya. Sebab kondisinya hari ini sedang tidak sehat dan karena itu pula dia menelfon dan meminta Yoshi teman nya untuk mengantarkan nya ke klinik.
"Halo, Yoshi gua minta tolong dong bawa gua ke klinik. Gua ga bisa nyetir badan gua ga kuat". Dengan suara yang terdengar sangat lesu.
"Eh lo sakit? Tumben ngajakin gue? Emang Jihoon kemana? Ntar lu bareng ama gua dia marah lagi".
"Iya, gua sakit anj kan udah gua bilang itu, malah nanya lagi. Jihoon lagi di kantor, gua rasa ga bakal marah, lagian gua ga minta tolong yang aneh-aneh ke elu". Ucap Hyunsuk dengan sedikit penekanan.
"Eitss santai dong ma bro, yaudah gua langsung berangkat yaa, ntar gua bantuin lu turun". Sambungan telfon di putus oleh Yoshi.
Bantuin turun? Iya. Soalnya kamar Hyunsuk itu di lantai 2 mana bisa dia turun sendiri duduk aja ga sanggup. Kepalanya berdenyut terus dari tadi.
Setelah mengantar Hyunsuk balik dari klinik Yoshi langsung pulang. Padahal Hyunsuk sudah menawarinya untuk masuk dulu namun Yoshi menolak takut kalo Jihoon tiba-tiba pulang katanya.
Di perjalanan Yoshi mengoceh sendiri. "Hyunsuk, maafin gua ga nerima tawaran elo, tapi gua beneran takut kalo Jihoon tau dan elo pasti bakal kena pukul lagi". Tidak ada sahutan dari ocehan nya itu, ya karena dia memang sendiri menyetir mobil miliknya. Dia khawatir pada Hyunsuk saat ini.
Pulang dari klinik Hyunsuk langsung tertidur efek dari obat yang ia minum dari dokter tadi. Namun ia terbangun dan melihat jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 21.04. Hyunsuk menghela nafasnya "Jihoon kok belum pulang ya jam segini?". Biasanya Jihoon pulang kantor pukul 19.00, namun Hyunsuk memilih melanjutkan tidurnya. Dia sudah merasa sedikit lebih baik setelah meminum obat.
Namun Hyunsuk terbangun karena teriakan kerasa dari bawah dan dia tau suara siapa itu. Dia melihat jam dinding dan sekarang pukul 00.10, Hyunsuk heran kenapa Jihoon teriak sangat kuat di jam segini sampai terdengar ke lantai atas.
Sebelum Hyunsuk membuka pintu, Jihoon telah masuk ke dalam kamar dengan pakaian yang sudah berantakan. Hyunsuk mencoba mendekati Jihoon ingin bertanya mengapa dia berteriak kencang.
"Jihoon, lo kenapa si teriak kenceng banget ini udah tengah malem".
Terlihat amarah di mata jihoon, tanpa menjawab pertanyaan Hyunsuk tangannya dengan cepat menarik dan menjambak rambut Hyunsuk kuat.
"Ji lepasin ji, sakit. lo kenapa sih ji? Gua buat kesalahan apalagi?". Hyunsuk meringis karena kepalanya sakit karena Jihoon terus menjambaknya.
"LO NANYA SEKARANG KE GUA? LO GA SADAR? LO PERGI KE KLINIK BARENG YOSHI!! LO PIKIR GUA GA BAKAL TAU HA?!. Jihoon membentak Hyunsuk, dia di butakan amarah dan api cemburu.
"J-ji g-gua cum-cumaa minta di anter ke klinik doang, gua ga macem-macem sama Yoshi ji. Kini air mata Hyunsuk berjatuhan membasahi pipi berisinya itu.
"Sayang, kamu taukan aku ga suka kamu deket sama Yoshi, heum? Jihoon menatap Hyunsuk dengan tatapan tenang lalu mengayunkan tangannya menampar pipi Hyunsuk.
Hyunsuk hanya bisa menangis, dia tidak bisa mengeluarkan satu kata pun untuk membela dirinya saat ini. Dia tau Jihoon akan selalu seperti ini jika Jihoon tau Hyunsuk bersama Yoshi walaupun hanya sekedar papasan dan menyapa di jalan.
Dengan cepat Jihoon menyambar bibir Hyunsuk. Tidak, tidak ada kelembutan kali ini. Jihoon melumat bibir Hyunsuk dengan rakus tak peduli walaupun pasokan oksigen Hyunsuk sudah menipis.
Jihoon membawa Hyunsuk ke ranjang membuka pakaian Hyunsuk dengan cepat sehingga pakaian itu robek tak berbentuk. Hyunsuk masi setia dengan air matanya, ia pun hanya pasrah jika Jihoon akan membunuhnya malam ini.
~Nghhh~sssttt j-jii~. Suara desahan Hyunsuk terdengar saat bibir Jihoon sudah mengerayangi tubuhnya.
Hyunsuk pikir kali ini Jihoon tidak akan menghukumnya dengan bermain kasar. Hyunsuk salah sekarang. Jihoon menampar dan terus menjambak rambut Hyunsuk, Jihoon bermain dengan penuh emosi dan amarah yang masi lekat di manik Jihoon.
Tanpa pemanasan dan tanpa kelembutan sekalipun Jihoon memasukkan miliknya ke hole Hyunsuk. Siapa bilang tidak sakit? badan Hyunsuk gemetar hebat dia tidak dapat menahan rasa sakit. Biasanya dia bisa tapi sekarang dia lagi sakit eum dia tadi kan demam kalo kalian lupa.
"Sayang, kamu tau aku bakal lakuin ini kalo kamu nakal kan? Kalo kamu ga nurut sama aku kan? Tapi kenapa kamu selalu deket sama Yoshi terus yaa?. Kini Jihoon menggerakkan pinggulnya sesekali dia hentak kan agar miliknya masuk lebih dalam.
Hyunsuk tidak menjawab. Kenapa? Dia pingsan saat Jihoon mulai memasukkan miliknya pada milik Hyunsuk. Dia masi demam dan sudah di berikan hal menyakitkan seperti ini.Kepalanya sangat sakit, isi kepalanya terasa seakan di acak-acak. Tubuh mungilnya tidak tahan, lalu kegelapan menyelimuti penglihatannya.
-Tbc-
Hai guys!! <3
Ini cerita pertama aku dan ini perdana aku nulis. Aku ga pernah nulis sebelumnya :(
Maaf ya kalo ga dapet feelnya:(
Maaf kalo ketikan aku ga nyambung dan berantakan:(Kasi aku saran ya guys hihi<3
Thank u udah mampir, aku harap kalian suka!! >3
Nanti kalo ada yang baca aku bakal lanjut<3SEE YAA!! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC || HOONSUK🔞
RandomJihoon yang terlalu cinta dan sayang berusaha membuat Hyunsuk bahagia, dia ingin Hyunsuk menjadi miliknya seorang. Namun dia salah, Hyunsuk lebih banyak merasakan sakit saat bersamanya. Jihoon>Dom Hyunsuk>Sub Bxb area, jangan salah lapak!! Mpreg .EN...