-Chaotic II-

1K 52 1
                                    

Cahaya matahari pagi tentu saja hangat membuat mata Hyunsuk silau, ia membuka perlahan matanya. Teringat bagaimana malam itu dia lalui.

Di sampingnya ada Jihoon yang sedang terlelap memeluk tubuhnya.

Hyunsuk menggeser tangan Jihoon lalu menduduk kan tubuhnya. Bersandar pada headboard menghela nafas lalu perlahan air matanya turun.

Mengusap perutnya sambil memandang keluar jendela yang sedikit tersingkap.

"Kamu masi disini gak dek?" monolog Hyunsuk.

Hyunsuk masih berada di posisinya, tapi di sisi lain Jihoon bangun lalu melihat Hyunsuk sedang mengusap perutnya dan menangis.

"Udah gada suk, gausah di tangisin". Jihoon bangkit dari tidurnya lalu mengecup pucuk kepala kekasihnya itu. Sekali lagi tidak ada perpisahan dalam kamus Jihoon.

"Diem lo bajingan" Hyunsuk menyeka air matanya dan menatap tak suka pada mantan kekasihnya itu. Bagi Hyunsuk semua sudah berakhir.

"Anjiing lo masih pagi udah nyari ribut, apa yang lo harepin kalo anak itu lahir? Bukan anak gue ajg gausah lo tangisin, buang-buang air mata doang lo goblok". Jihoon menatap Hyunsuk lekat sambil mencengkeram rahang Hyunsuk.

"Lepasin ajg, gue gamau tinggal sama lo, gue pergi!! Awas lo" Hyunsuk menepis tangan Jihoon.

Ketika Hyunsuk hendak berdiri tangan Jihoon lebih dulu menarik rambut Hyunsuk membuat dia kembali terduduk di kasur dan kepalanya mendongak ke atas.

"Lo ga bisa pergi dari gue gitu aja suk, hubungan kita bukan baru dimulai kemarin ajg, gausah ngelunjak lo". Jihoon geram melihat Hyunsuk yang masih menangisi anak orang lain itu.

"Lo posesif ji, lu nuduh gue yang enggak" gua maklumi, tapi skrg lo udah ga ngakui anak lo dan lo juga udah bunuh dia, keterlaluan lo!! Lo itu lebih jahat dari iblis" Hyunsuk berusaha melepas tangan Jihoon dari rambutnya "lo kenapa sekasar ini Jii?? Enam tahun terakhir lo cuma lampiasin dengan sex, tapi sekarang lo berani mukul, nampar dan jambak gue" Hyunsuk menangis kencang.

Jihoon hanya diam, melonggarkan genggaman nya pada rambut Hyunsuk.

"Maafin gue suk, gua sayang gua gamau kehilangan lo" Jihoon memeluk tubuh Hyunsuk yang masih menangis.

"Kalo lo sayang lo ga bakal bunuh anak lo sendiri" Hyunsuk merasa lemas, dadanya sesak dan tiba-tiba saja dia kehilangan kesadarannya.

"Suk? Hei? Lo kenapa? Hei sayang bangun kamu kenapa? Sayangg buka matanya plis" Jihoon mengguncang tubuh Hyunsuk berkali-kali.

Jihoon menghubungi dokter kemarin tapi nomor telfon dokter itu sepertinya sudah di ganti.

Jihoon bingung dia tidak mau membawa Hyunsuk ke rumah sakit, pasti disana kelakuan iblisnya dapat di ketahui oleh dokter.

Mau tidak mau dia hanya menghubungi Haruto, adiknya.

"Halo kak, kenapa? Eh ponakan gue sehat ga kak?"

"Haruto kesini cepatan bantuin gue Hyunsuk pingsan".

"Ya lo bawa kak kerumah sakit aelah elu mah goblok" Haruto memutus telfon lalu bergegas menuju mobilnya.

Sesampainya di rumah Jihoon, Haruto langsung masuk ke kamar kakaknya itu, dia melihat barang berserakan dan juga darah di lantai.

Jihoon belum sempat membersihkan kekacauan yang ia buat.

"Kak lo ngapain kak? Kok kotor banget kamar kalian?" tanya Haruto.

"Hubungin dokter yang biasa mama bawa ke rumah to". Ujar Jihoon yang masi setia menepuk pelan pipi Hyunsuk.

TOXIC || HOONSUK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang