-Memory-

997 49 4
                                    

Hari ini semua berkumpul di ruang tamu termasuk pacar baru Jihoon yang merupakan asisten barunya. Semua berencana untuk mencari Hyunsuk.

"kak lo tau kemana tujuan Hyunsuk selama ini selain rumah ini?" tanya Haruto.

"ga mungkin ada To, kalo ga disini pasti kerumah lama gue" ujar Yoshi.

Jihoon hanya terdiam menatap lantai rumah dengan tangan yang bertaut di atas pahanya.

Tak lama sebuah telfon berdering. Jihoon awalnya tak mengangkat, pasalnya yang menelfon bukan nomor yang di kenal.

"Hoon coba angkat dulu siapa tau penting" ujar Yoshi.

Jihoon mengangguk lalu menjawab panggilan yang keempat kalinya.

"Halo? Dengan siapa?"

"Halo, kami dari pihak rumah sakit. Ini keluarga Choi Hyunsuk?"

"ah iya saya kerabatnya" jawab Jihoon. Yang lain hanya mendengarkan secara seksama.

"Apa ada yang bisa menjenguknya? Mungkin tuan Jihoon? Sedari tadi pemuda ini menggumamkan nama Park Jihoon"

"Ya, saya sendiri Park Jihoon. Tapi tunggu, maksud saya kenapa dia bisa di rawat?"

"Sebulan yang lalu ada seseorang menghubungi ambulans dari rumah sakit ini untuk membawa pasien yang tergeletak di jalan dengan kondisi hampir tak tertolong, namun dia tidak ikut mengantar pasien. Jadi pihak rumah sakit juga bingung siapa yang harus di hubungi."

"Baiklah. Segera kirim alamat rumah sakitnya."


Mereka semua tiba di rumah sakit dimana Hyunsuk di rawat. Haruto mulai teringat kejadian sebulan yang lalu ketika mobilnya berhenti mendadak sebab ada orang yang tergeletak di jalan.

"Kak, berarti kemarin itu kak Hyunsuk? Kenapa gue bodoh banget ga sadar kalo itu dia! Kak lo harus tau gua sampe ga kenal karena semua badan dia luka kak, baju yang dia pakek juga robek banyak" Haruto mulai menangis.

"udah lo tenang aja pasti Hyunsuk kuat, gue sedih kenapa semua jadi kaya gini. Tapi gue mohon sama kalian setelah ini, izinin gue yang jaga Hyunsuk" Yoshi menatap serius kedua pemuda ini.

Jihoon hanya diam, dia masih belum bisa mencerna kejadian ini.

"Sayang anterin aku pulang dong"

Jihoon hanya diam.

"Jihoon ayok!"

Sekali lagi Jihoon diam.

"JIHOON AKU INI PACAR KAMU! KAMU JANGAN PRIORITASIN MANTAN KAMU YANG UDAH KAMU BUANG ITU!"

Buang? Jihoon berdiri dari duduknya.

Jihoon menampar pipi kekasihnya itu.

"KITA PUTUS! DAN LO JANGAN PERNAH HADIR DI HADAPAN GUE SETELAH LO HINA HYUNSUK!"

"Hina? Kapan aku hina? Itu fakta Jihoon! Kamu yang buang Hyunsuk demi aku! Bahkan pas kamu masih sama dia kamu udah tidurin aku!"

"GISEL! CUKUP ANJING! GUE MUAK! MULAI DETIK INI LO BUKAN LAGI SEKRETARIS GUE! LO GUE PECAT!"

Gisel terkejut dengan bentakan Jihoon kali ini. Wanita cantik itu berlari dengan air mata yang meleleh di pipinya.

"Kak? Lo selingkuh? Dan lo nyalahin kak Hyunsuk kemarin?" Haruto tak habis pikir tentang fakta ini. Sebenarnya Haruto tak peduli, namun ini mengenai Hyunsuk. Haruto sudah menganggap Hyunsuk kakaknya sendiri.

"Biadab lo Hoon, gue udah percaya ninggalin temen gue hidup bareng elo! Ternyata emang lo itu toxic! Kali ini ga bakal gue biarin Hyunsuk balik ke elo lagi!" mata Yoshi memerah menahan emosi yang selama ini ia tahan.

Jihoon hanya diam, hingga dokter keluar dari ruangan Hyunsuk di rawat.

"Keluarga tuan Choi?"

"Ya, saya dok"

"Mohon kerja samanya. Jangan membuat pasien terganggu. Silahkan masuk."

Mereka bertiga masuk, pemandangan yang sama sekali tak ingin mereka lihat terpampang jelas di hadapan mereka. Hyunsuk dengan segala selang di tubuhnya dan selang di mulut serta alat bantu pernafasan.

Jihoon mendekat perlahan melihat Hyunsuk menggumamkan namanya.

"Hei, apa kabar? Ini aku sayang, ini aku Jihoon" Jihoon melupakan semua kejadian lampau demi kesembuhan Hyunsuk.

Perlahan Hyunsuk membuka matanya dengan susah payah "j-jihoon" panggil Hyunsuk dengan suara lemahnya lalu memberikan senyum tipis yang membuat mereka bertiga sedikit lega.

"Jihoon" panggil Hyunsuk lagi.

"huem, apa sayang? Ada yang sakit?"

"Adek masih disini?" Hyunsuk menunjuk perut datarnya.


Mereka bingung apa maksud 'adek'?

Jihoon hanya mengangguk agar kondisi Hyunsuk tidak drop lagi. Mereka membiarkan Hyunsuk istirahat.

"Hyunsuk emang hamil lagi Hoon?" tanya Yoshi.

"Enggak Yosh, gue yakin ada yang salah."

"tanyain dokter aja kak" sambung Haruto.

Mereka masuk keruangan dokter.

"permisi dok, kami keluarga Choi Hyunsuk, saya ingin bertanya mengenai kondisi Hyunsuk" ujar Jihoon.

"Pasien ketika dibawa kesini kondisinya tidak memungkinkan untuk hidup. Tapi keajaiban mengelilingi tuan Hyunsuk, mulai dari dirinya yang berusaha kuat dan pemulihan yang terbilang cukup cepat"

Jihoon mengangguk "Lalu Hyunsuk hamil dok?"

"Tidak, tuan Choi sedikit kehilangan memori ingatannya. Namun tidak parah jika di bantu untuk kembali mengingat beberapa kejadian lampau yang ia lupakan."

Setelah mendengar penjelasan dokter mereka bertiga kembali keruangan Hyunsuk. Mereka tak henti bergantian menjaga Hyunsuk,hingga perlahan Hyunsuk pulih dan luka memarnya terlihat samar, namun tidak dengan ingatan yang hilang.

Hari ini Hyunsuk di perbolehkan untuk pulang.

"Jihoon, nanti kita beli perlengkapan adek di toko yang lengkap yaa, biar kita ga harus bolak balik nyarinya."

Jihoon paham, ingatan Hyunsuk terakhir hanya ketika dia mengetahui bahwa dirinya hamil.

Yoshi dan Haruto hanya terdiam melihat interaksi Jihoon dan Hyunsuk.


















-tbc-

TOXIC || HOONSUK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang