-Why?-

949 49 2
                                    

    Guys aku double up aja yaahhh
Selamat membaca <3

.


.

BUGGG...



PLAAKK....



DUGGHHH.....







"Arghhhhh ssssttt" ringis Jihoon menahan serangan dadakan dari Yoshi "Lo ini kenapa?" Jihoon bingung menatap Yoshi.


"Karna Hyunsuk ga bisa, jadi gue aja yang wakilin" Yoshi kembali duduk sambil meminum teh nya yang belum habis.






Jihoon cuma pasrah saja apapun yang terjadi asal Hyunsuk membaik dia akan terima.


Setengah jam di ruang tamu Yoshi masih mencari keberadaan Haruto, pasalnya Yoshi ingin mengetahui secara detail bagaimana kejadian malam itu, tidak mungkin juga jika Yoshi yang bertanya pada Jihoon, bisa mati dia.



Tak berselang lama keluar lah Haruto dari kamarnya, melihat Yoshi dia langsung berlari menuju Yoshi.


Jihoon sedari tadi sudah pergi ke belakang mengobati sendiri memarnya yang di buat oleh Yoshi.



Setelah Haruto menceritakan secara keseluruhan tiba-tiba Jihoon berdiri di belakang mereka.

Kedua pria itu menegang takut Jihoon akan marah atau apalah itu, muka mereka panik.

"Heh, kalian ini kenapa? Yoshi? Haruto?" Jihoon bingung kenapa tiba-tiba mereka hening.

"Ah gadaa kak, lo ngagetin tiba-tiba nongol" ucap Haruto. Yoshi hanya melirik Jihoon sekilas lalu kembali bicara pada Haruto.




"Yoshi, temuin Hyunsuk" ujar Jihoon.


"Udah bangun dia?."


"Belum, coba lu yang bangunin."



Mereka bertiga menuju kamar Hyunsuk, tapi hanya Yoshi yang masuk, sementara Jihoon dan Haruto menunggu di depan pintu kamar.


Yoshi jalan perlahan melihat kondisi sahabat kecilnya ini, air matanya jatuh tidak bisa tertahan lagi, dia bisa merasakan sakit ketika Hyunsuk di perlakukan tidak baik oleh orang di sekitarnya.


Yoshi duduk di tepi ranjang Hyunsuk, mengusap rambut temen nya itu.



"Sukkie, bangun yukk cerita sama gue, gue udah balik, gue disini bakal jagain lo sukkie" Yoshi terus membelai surai milik Hyunsuk.


Tidur Hyunsuk terusik, dia membuka mata dan terkejut melihat Yoshi yang ada di hadapan nya.


"YOSHI YAAAA" Kata pertama yang di ucapkan Hyunsuk setelah lama dia bungkam.




Jihoon dan Haruto ikut terkejut, mereka tidak menyangka akhirnya Hyunsuk akan bicara kembali.


Jihoon sangat sedih mengetahui fakta bukan dirinya yang bisa membuat Hyunsuk kembali punya semangat hidup.



"Duduk dulu yuk" Yoshi membantu Hyunsuk bersandar pada headboard.

"Yoshii" ucap Hyunsuk lagi.


"Iya ini gue, ayo mau cerita apa sama gue huem" Yoshi merapikan rambut Hyunsuk yang masih berantakan.


"Yoshii, waktu itu di sini ada adek" Hyunsuk menunjuk perutnya.


"Iyaa, sekarang udah ga ada kan? Ikhlas yuk" Yoshi berusaha menghibur Hyunsuk.


"Ga bisa Yoshi, adek sakit disini, J-jih-hoon yang buat adek sakit" air mata Hyunsuk menetes.


"Sekarang adek udah ga sakit, udah sama tuhan sukkie, lo harus bangkit ga boleh lemah gini, mana Hyunsuk yang suka ngatain gue dulu? Kok udah hilang?." Yoshi mengusap air mata Hyunsuk yang jatuh sedari tadi.



"Udah berapa lama?" tanya Hyunsuk.



Tentu saja dia bertanya sudah berapa lama dia seperti ini.


"Setahun" ujar Yoshi.



"Yoshi gue trauma, gua ga bisa percaya mereka, setiap mereka kesini gue ga bisa apa-apa lidah gue kelu, bahkan pas Jihoon nyentuh gue, gue cuma diem". Hyunsuk terisak di pelukan Yoshi.



"Sssstt tenang, sekarang ada gue, gue bakal sering kesini buat jagain lo, sekarang lo harus terbuka lagi sama mereka, lo tau kan Haruto yang selalu jagain lo selama ini." Yoshi mem-puk puk punggung Hyunsuk.


Hyunsuk masih berbicara dengan Yoshi sementara Jihoon dan Haruto hanya melihat dari ambang pintu.

"Gue ternyata jahat banget ya to"


"Udah lah kak, gausah di pikirin terus sekarang kak Hyunsuk udah mau terbuka lagi, nanti pelan-pelan lo ajak dia ngobrol"


"Heum"




Mereka pergi dari ambang pintu meninggalkan dua sahabat yang sedang berbincang itu.
.

.

Yoshi keluar tapi tidak sendiri, tentu saja dengan Hyunsuk. Walaupun di papah Hyunsuk masih bisa berjalan perlahan.


Haruto dan Jihoon yang duduk di ruang tv pun kaget.


Yoshi membawa Hyunsuk kehadapan Jihoon dan Haruto. Menduduk kan Hyunsuk di samping Haruto. Yoshi tak ingin Hyunsuk tiba-tiba meracau jika di duduk kan di sebelah Jihoon.



"Makasih Haruto" ucap Hyunsuk.

"Kak, akhirnya!! Lo ga harus berterimakasih kak, gue ikhlas gue seneng lo udah mau bicara lagi sama gue kak" Tak terasa air mata Haruto jatuh sambil memeluk Hyunsuk.



"Maafin gue ya to, selama ini nyusahin. Lo harus ngurusin gue, bukan gue aja tapi trauma gue juga."

"Kak,ah gue bilang juga apa gausah begitu, gue liat lo sembuh aja udah seneng loh gausah inget yang dulu-dulu kak, biarin itu jadi dongeng aja" Haruto melepas pelukannya dan mengusap air matanya yang jatuh.



Hyunsuk kembali tersenyum tentu saja Haruto sangat senang.



Hyunsuk melirik Jihoon... dengan rasa takut.



"Hei, kamu ga perlukan takut, kalo kamu ga nyaman aku bisa pergi dulu kok" Jihoon berdiri hendak pergi.

"Jihoon, lu gimana si" Yoshi memberi isyarat kepada Jihoon. "Duduk dulu."


"J-jihoon ma-maafff" Deru nafas Hyunsuk menjadi cepat tentu dapat di ketahui oleh Yoshi dan Haruto yang duduk di sampingnya.



Ketikan Jihoon hendak menjawab....
















































Hyunsuk pingsan.




































-Tbc-





HI GUYS <3



SEKALI LAGI THANK YOU UDAH BACA CERITA INI <3










SEE YAA<3


TOXIC || HOONSUK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang