-his gone-

1.3K 66 4
                                    

Plis,plis, plis.
Rank 1 for #choihyunsuk?? Seriously?
Baru aja kemaren up, skrg up lagi karena kitaaa di rank pertama lagi sayang"ku.
Kedua kalinya yaa<3.
Aduh pusing mau makasih gimana lagi ahayy.
Btw kalo mau kenalan boleh panggil aku sechill atau chill juga boleh. Jangan author yaa, soalnya blm pantas kalo dia panggil author, cerita aku masi jeleg 😭.

Jujur book ini lambat banget perkembangannya. Ga kaya book sebelah. Hampir nyerah tapi kalo kaya gini auto tancap gas bae bundddd ngengggg.

Mari kita lanjut!! Hiksrottt...










{TOXIC}








Kemana tujuan Jihoon setelah membuat mantan kekasihnya itu tak berdaya?.

Jihoon menemui giselle untuk menenangkan pikirannya dari fakta tentang Hyunsuk yang menipunya dan berusaha membuat hubungannya kandas.

Sekilas tentang Hyunsuk di rumah sakit, dia telah bekerja sama dengan pihak rumah sakit. Tentu awalnya tidak mendapatkan persetujuan. Namun ntah apa yang Hyunsuk katakan, akhirnya pihak rumah sakit setuju.

Jihoon memasukkan pin apart giselle. Setelah berhasil Jihoon melesat masuk menatap semua ruangan yang gelap.

Namun ada satu ruangan yang lampunya masih menyala dan itu kamar giselle.

Jihoon mendekat perlahan tidak ada suara apapun dari dalam. Sebagai pacar Jihoon berhak membuka pintu kamar giselle pikirnya.

Ketika Jihoon membuka lebar pintu kamar itu terlihat jelas giselle tengah tidur dengan pria lain tanpa busana dan jelas sekali mereka habis melakukan sex.

Karena semua begitu berantakan dan hawa ruangan masih panas.

Jihoon mendekati giselle lalu menarik tangan wanita itu. Sontak membuat giselle terbangun dan terkejut ketika melihat Jihoon berada di kamarnya.

"bagus ya" ucap Jihoon datar.

"JANGAN PERNAH HUBUNGI GUE, SEMUA TENTANG KITA SELESAI, DASAR JALANG!" Jihoon mendorong tubuh giselle yang masih mencerna kejadian ini.

Jihoon kembali masuk kedalam mobilnya, berteriak seperti orang kesetanan memukul stir mobilnya hingga membuat tangannya memar.

"ajg, knp semua kaya bajingannnnn hiks hyunsuk.."

Setelah nama itu terlontar dari mulutnya, Jihoon melajukan mobilnya kembali kerumah melihat keadaan Hyunsuk yang ia tinggal.

Sampai di rumah tak ada satu orang pun termasuk Haruto dan Yoshi. Jihoon menelfon Haruto dan dia menerima alamat rumah sakit dari Haruto.

Jihoon bergegas menuju rumah sakit. Sedikit lega karena Hyunsuk tak di biarkan meregang nyawa di kamarnya. Jihoon yakin Yoshi maupun Haruto sigap mengenai kondisi Hyunsuk.

Sesampainya di rumah sakit, kedua manusia itu menatap hina, benci dan jijik pada Jihoon.

"Hyunsuk pulih langsung gue bawa ke Jepang!" Yoshi benar-benar muak dengan semua perlakuan Jihoon.

"binatang lo kak! Ga nyangka lo tega sama kak Hyunsuk. Dan lo lebih milih jalang sialan itu!"

Jihoon hanya terdiam menerima amukan dari mereka.

Tak lama dokter keluar dengan raut cemas.

"keluarga Choi Hyunsuk?" tanya dokter.

Ketiganya serempak mengangguk.

"mohon maaf, namun kalian terlambat membawanya kemari. Nyawa pasien tidak tertolong. Cekikan yang ia terima membuat pembuluh darah di lehernya pecah."

"JANGAN BERCANDA DOKTER!" bentak Jihoon.

"untuk hal seperti ini tidak mungkin saya main-main, permisi.".

Yoshi segera berlari masuk keruangan Hyunsuk.

Air matanya deras membasahi pipi melihat sahabat kecilnya tertutup penuh dengan kain putih.

"Hyunsuk? Ini lo? Lo serius ninggalin gue? Hiks.. Maafin gue ga bisa jaga elo suk"

"puas lo kak? Ajg lo!" Haruto meninggalkan Jihoon di ambang pintu.

Haruto berusaha menenangkan Yoshi yang meraung tak terima atas kematian sahabatnya. Ketika Jihoon mendekati Hyunsuk, Yoshi berdiri di hadapannya. Tidak memperbolehkan Jihoon menyentuh Hyunsuk untuk terakhir kalinya.

"jauh-jauh lo dari sahabat gue! Udah cukup lo bikin dia menderita PARK JIHOON!" Yoshi semakin histeris "GUE BAKAL LAPORIN LO KE POLISI DASAR ANJING! BAHKAN ANJING PUN MASIH SUCI DARIPADA LO!"

Jihoon hanya terdiam menatap kain putih yang menutupi Hyunsuk.

Jihoon ambruk di posisinya, Jihoon menangis sejadi-jadinya mengingat semua perlakuan manis Hyunsuk untuk dirinya.

Jihoon memukul kuat kepalanya" Jihoon bodoh! Jihoon bodoh! Jihoon bodoh!"

Haruto membawa Yoshi keluar agar Jihoon dapat mengucapkan salam perpisahan dengan Hyunsuk.

Jihoon membuka kain hingga wajah dengan bibir yang bewarna biru terpampang jelas.

"maaf" lirih Jihoon dengan isakan.

"Hyunsuk hiks.. Maaf"

Jihoon terus menggumamkan kata maaf berulang kali. Kembali ia sibak kain putih itu sampai terlihat leher Hyunsuk yang memperlihatkan ruam merah dari jari Jihoon yang mencekiknya tadi.

Jihoon mengusap leher hyunsuk "sayang disini ya yang sakit? Maafin aku yaa, aku harusnya ga bunuh kamu. Aku bakal terima semua konsekuensinya" Jihoon menyeka air matanya.

Pemakaman Hyunsuk di hadiri oleh orang banyak. Ntah dari mana semua orang ini mengenal Hyunsuk, padahal Hyunsuk bukan orang yang senang bersosialisasi.

"Yoshi, liat banyak yang sayang sama Hyunsuk. Pemakamannya ramai" ucap Haruto.

"semua orang pasti sayang Hyunsuk to" Yoshi masih setia menatap kayu yang terukir nama Hyunsuk disana.

Jihoon tak berani mendekat sebab Yoshi melarangnya habis-habisan.

Setelah semua pergi barulah Jihoon mendekat.

"maaf, maaf, maaf sayang." air matanya kembali jatuh. Namun Jihoon merasakan ada yang menepuk pundaknya.

Dengan wajah ceria, bersih dan bersinar tersenyum ke arah Jihoon.

"aku udah maafin kamu. Biarin aku bahagia ya Jihoon, aku tetap sayang kamu" itu pesan terakhir Hyunsuk sebelum cuaca menjadi mendung dan hujan mengguyur Jihoon yang masih setia menemani makam Hyunsuk.


















-tbc-





Hy guys!

Tenang, tenang ini blm end, masih ada lanjutan. Jangan hujat akuu 😭🙏🏻





See yaa! <3



TOXIC || HOONSUK🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang