Bab #7

87 4 3
                                    

Bel berbunyi sebanyak tiga kali, pertanda bahwa ini waktunya untuk pulang. Semua berhamburan keluar kelas dan sebagian ada yg tetap tinggal di kelas untuk piket. Seperti Naira sekarang ini.

" Jen, Fris kok kalian berdua belum pulang sih?" tanya Naira yg melihat Jennie dan Friska masih duduk di bangkunya.

" Masa iya kita ninggalin lo sih Nai, kita bakal nungguin lo disini" jawab Jennie.

" Bener tuh Nai, kita kan sahabat lo" Friska menyetujui Jennie.

" Gue kan gk sendiri disini masih ada anak lain tuh" Naira menatap secara bergantian pada beberapa teman sekelasnya yg piket bersamanya.

Jennie dan Friska mengikuti menatap teman sekelasnya yg sedang bersih-bersih" Tapi kan Nai, kita mau pulang bareng lo" kekeh Jennie.

" Gak sana pulang lo berdua!" usir Naira" lagian lo pada menghalangi klo tetep diem disini!" lanjutnya.

" Yah Nai, yaudah deh kali ini kita pulang tanpa lo. Tadinya gue mau ngajak lo ke rumah gue buat liat ponakan gue yg baru lahir" ucap Friska sedih.

Yah kakak kedua Friska baru saja lahiran kemarin katanya.

" Besok aja gimana? Lagian klo sekarang gue belum beli hadiah apa-apa buat ponakan lo"

" Yaudah deh Nai, kita duluan ya" ucap Jennie.

Jennie dan Friska melambaikan tangan, begitupun dengan Naira yg membalasnya. Naira kembali menyapu lantai.

Butuh waktu tiga puluh menit untuk membersihkan kelas, sebagian dari yg bertugas piket hari ini sudah pulang lebih dulu.

" Eh Ge biar aku aja yg nganterin itu ke ruang guru, kamu pulang gih!" ucap Naira pada Gea. Setau Naira rumah Gea jauh banget dari sekolah.

" Gak papa Nai aku aja" jawab Gea sambil tersenyum.

Naira merebut secara halus tumpukan buku tugas yg di pegang oleh Gea" Ge ini udah mau jam empat, takutnya udah gak ada angkutan umum lagi. Rumah aku lumayan deket jalan kaki juga bisa, sedangkan kamu?!"

" Yaudah deh Nai, makasih ya" Gea tersenyum.

" Iya udah gih"

" Duluan ya Nai"

Sekarang tinggal lah Naira sendiri, ia mengampil tas nya lalu berjalan menuju ke ruang guru. Suasana sekolah mulai sepi mungkin hanya tersisa beberapa murid yg mengikuti ekstrakurikuler.

Naira berjalan sambil bersenandung kecil. Ia merasa ada seseorang yg mengikutinya dari belakang. Jantungnya berdegup kencang sekarang. Siapa ya? Naira tidak berani untuk menoleh. Tuhan tolong Naira jika ia dalam bahaya. Naira makin mempercepat jalannya. Sampai akhirnya Naira tersandung.

Brak

Buku yg ia pegang berjatuhan dan ia terduduk di lantai. Ia melihat tali sepatu nya lepas. Naira meringis kesakitan. Ia melihat lututnya yg memar untung tidak berdarah. Naira mengikat tali sepatunya setelah itu ia berjongkok sambil merapihkan buku-buku yg berjatuhan.

" Ashh" Naira meringis saat ia akan berdiri. Naira berjalan pincang, sepertinya kakinya keseleo.

" Siapa ya tadi yg ngikutin gue?!" Naira merasa heran sendiri.

Naira celingukan" Gak ada siapa-siapa. Apa jangan-jangan....ah gk mungkin siang-siang gini masa iya sih" Naira bergidik ngeri. Bulu kuduk nya meremang.

Naira sampai ke ruang guru, butuh waktu agak lama ia turun jika saja kakinya tidak kesakitan mungkin ia bisa lebih cepat.

" Eh Nai, hari ini kamu yg bagean piket ya?" tanya bu Meri.

Naira tersenyum" Iya bu. Ini bu buku tugas bahasa Indonesia"

ADNNAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang