Bab #11

61 2 0
                                    

Naira kembali meminta Raka untuk melanjutkan menceritakan hal itu, setelah kemarin Naira tidak menangih sama sekali. Raka hanya bisa menghela nafas berat. Kalau boleh jujur ia tak ingin menceritakan nya, takutnya malah membuka luka yg perlahan mengering bagi Naira.

Naira dan Raka sekarang sedang berada di sebuah Rumah makan sederhana.

" Ayo Rak, cerita!" pinta Naira, dengan pupy eyes nya.

Raka hanya mengagguk pelan mengiyakan. Cerita kali ini adalah inti dari permasalahan yg terjadi.

Flashback on

" Nai hari ini aku gk anterin kamu pulang yah, ortu aku ngajak ke Bandung aku harus siap-siap"

" Besok kamu gk jadi main kerumah aku dong?" tanya Naira, kemarin Raka sempat bilang kalau hari ini ia akan main di rumahnya Naira sekalian ketemu sama orang tuanya.

" Maaf. Semalem ayah aku dapet telepon dari paman di Bandung katanya nenek masuk rumah sakit"

" Baiklah kalau begitu. Kamu berangkat jam berapa nanti?"

" Kayaknya aku pulang langsung berangkat deh"

" Yah"

" Kenapa?"

" Tadinya aku mau anterin makanan buat nenek kamu, tapi gk bakal sempat"

" Yaudah sih doanya aja. Lagian nanti kita berdua bisa ketemu lain kali kalo nenek udah sembuh. Aku janji nanti ajak kamu main kesana"

Wajah Naira kembali ceria" Janji ya!" Naira mengacungkan jari kelingkingnya dan Raka langsung menautkan jari kelingking miliknya juga.

" Oke aku pulang yah"  Raka berlari sambil terus melihat ke arah Naira.

Naira melambaikan tangannya" Jangan lupa nanti kalo udah nyampe telepon aku yah" teriak Naira tanpa mempedulikan lingkungan sekolah yg masih banyak lalu lalang murid yg mau pulang sekolah.

Raka hanya menjawab dengan 👌🏻.

Naira berjalan menelusuri trotoar, ia memilih untuk berjalan kaki. Sepertinya sore ini akan turun hujan, awan terlihat mendung seolah mendukung suasana hati Naira.

Padahalkan Raka cuma pergi dua hari itupun di hari weekend sabtu sama minggu, kenapa ia harus sedih sih? Naira menggelengkan kepalanya ia gk boleh berlebihan seperti ini. Naira mulai bersenandung untuk menghilangkan rasa sedihnya. Tapi entah kenapa hatinya merasa ada yg aneh, apa akan terjadi sesuatu sama Raka diperjalanan? Naira langsung mengeluarkan handphone nya lalu menelepon Raka.

Telepon Naira tidak diangkat oleh sang pemilik. Naira begoo! Raka pasti sedang siap-siap sekarang. Naira kembali memasukan handphone nya kedalam saku  jas sekolahnya.

Ia melihat tukang es krim, lebih baik beli es krim untuk mengembalikan mood nya. Ia memebeli 5 es krim, untuk ia berikan pada ibu dan ayahnya.

Ia berjalan sambil menikmati es krim rasa coklat, enak sekali. Seketika pikiran buruknya hilang karna teralihkan oleh rasa manis es krim ini.

Tidak terasa ia tiba di halaman rumahnya, ia langsung membuka pintu pagarnya. Dari kejauhan Naira seperti mendengar suara adu mulut dari dalam rumahnya. Suara itu tidak asing ditelinganya.

" Eomma, appa!" refleks Naira melepaskan kresek yg berisi es krim lalu berlari ke rumahnya.

Saat ia akan membuka pintu..

" Bisa-bisanya kamu selingkuh dibelakang saya!!! Kurang apa selama ini saya??! Hah?? Belum puas kmu dengan semua ini??"

" Mas aku gak selingkuh, dia..."

ADNNAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang