Bab #10

74 4 1
                                    

Flasback on

Naira diantar pulang oleh Raka, dengan senyuman yg tak pernah luntur dari bibirnya Naira.

" Mau mampir dulu gak?" tanya Naira sambil membereskan rambut nya yg berantakan akibat memakai helm.

" Eemm lain kali aja deh, sekarang aku mau nganter momy belanja bulanan. Salam yah buat mama kamu"  Raka menggenggam tanganny Naira lalu mencium nya.

" Huaaa Eommaa!!" Naira langsung lari kenceng ke dalam. Kalo ia tetap berada disana bisa-bisa ia akan melayang tinggi.

Raka hanya tertawa melihat tingkah pacarnya itu. Setelah melihat pacarnya yg berlari secepat kilat itu, Raka langsung pergi meningglkan halaman rumah Naira.

" Ada apa sih teriak-teriak kamu?" tanya eomma.

" Huaa, eomma jantung Nai rasa nya mau copot. Ottoke, eomma?" jawab Naira dengan girang nya.

" Ada apa sih hah?! Kalo jntung kamu copot gampang nanti eomma pungutin trus eomma buang ke tempat sampah" Canda eaomma nya.

" Ihhh eomma tegaaa!!"

Eomma nya hanya tertawa, melihat tingkah kekanak-kanakan anak nya itu.

Flashback off

Naira mengingat hal indah itu, mulutnya tersenyum tapi hatinya sakit sekali dan matanya memanas. Tak ia sangka bahwa tawa itu adalah tawa terakhir yg ia lihat dari eommanya(ibu). Ia menenggang bingkaian foto keluarganya. Keluarga ini sangat bahagia, tapi dalam sekejap tuhan mengambil kedua orang tuanya dan hanya menyisakan kenangan indah sekaligus kenangan pahit di akhir perpisahan mereka untuk selamanya. Naira sempat kecewa pada  Appanya(Ayah) kenapa beliau begitu tega melakukan hal seperti itu.

Andai saja ia tahu apa yg akan terjadi hari itu ia akan langsung melerai perdebatan mereka. Mungkinkah ia bisa menghentikan kejadian itu? Tak terasa air matanya menetes, jatuh ke atas bingkai foto. Sakit rasanya, tuhan.

" Naira kamu kenapa?" Oma Ranti masuk kekamar Naira. Ia tadi melihat punggung Naira bergetar hebat, Naira langsung menghambur kedalam pelukan Oma nya. Menangis sejadi-jadinya ia tak bisa menahan nya lagi. Ketika ia terbangun di rumah sakit waktu itu, selama dua hari ia tidak sadarkan diri setelah kejadian itu. Itu artinya hari ini tepat dua minggu ia kehilangan orang tuanya.

Oma Ranti, ikut menangis. Tak tega melihat cucunya ini. Oma Ranti mengelus punggung Naira dengan lembut, menenangkan.

" Udah ya jangan nangis terus. Kasian eomma sama appa disana. Kamu harus doain mereka, kmu juga harus kuat. Kmu gk sendiri Nai ada Oma disini dan juga.."

" Oma, gimana kalau kita pergi ke mall?" ucap Naira seolah ia lupa dengan kesedihannya tadi, ia memotong ucapan oma nya karna ia tau apa yg akan oma nya sebutkan. Ia bukannya tak ingin mendengar tentang mereka hanya saja ia merasa sedikit kecewa dengan mereka. Seolah mereka tak mempedulikan keberadaannya, bahkan ketika kedua orang tuanya meninggal mereka tidak datang ke pemakaman.

" Oma tidak bisa, hari ini Oma ada kelas mengajar. Gimana kalo kamu ke mall nya sma Raka aja? Tuh Raka udah nungguin di ruang tamu"

" Apa?? Jadi Raka ada disini? Kenapa Oma gk bilang dari tadi?? Ishh Naira maluu abis nangis"

" Iya, tujuan Oma kekamar kamu tadi mau ngasih tau kalo Raka ada di ruang tamu. Eh malah ikutan nangis gegara liat kamu nangis. Udah sana mandi siap-siap"

Naira bergegas mencari handuk nya" Oma handuk Nai dimana?" tanya Naira yg tak kunjung mendapatkan handuknya.

" Oma cuci tadi, gih kamu ambil di jemuran"

ADNNAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang