chapter 20

3.4K 67 0
                                    

"nih kalau lo gk percaya liat foto dokter Mahesa. Gue ambil dari profil dokter rumah sakit." Luna menunjukkan foto mahesa pada fasya.

" Luna menunjukkan foto mahesa pada fasya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak raga?." Gumam fasya matanya berair jadi raga selama ini membohongi nya.

"Lo yg aja mikir gue cuma ngasi tau dan yah gue mau lo denger ini. Sebenarnya gue kagum sama dokter mahesa tapi setelah dengar ini gue jadi takut sama dia." Luna membuka sebuah rekaman.

Record.

"Jawab pertanyaan gue!."

"Pasien pribadi gue."

"Hah?."

"Gilak woi sadar Dokter Mahesa raga Wardana!."

"Itu gue gk sengaja rekam karna disitu gue rekam apa yg dokter hans bilang, dan itu waktu loh datang periksa trus langsung pulang kalau gk salah suster uni ngasi loh obat kan." Ucap luna semakin ia melihat wajah fasya yg menangis tertahan.

"Itu suara dokter mahesa dia bilang lo pasien pribadinya, setau gue dalam profesional nya dokter gk boleh beda-beda in pasien." Lanjut luna.

Record.
" percuma juga loh beli dengan harga mahal kalau dia mati."

"Ngk gk boleh ad yang ambil milik gue, baik itu lo ataupun siapapun."

"Dan ini yg terakhir sebelum lo operasi dia bicara sama temennya, temannya bilang di percuma dia beli dengan mahal kalau mati gue pikir mereka bicara tentang barang tapi ternyata itu lo gue belum sempet denger semu dokter hans datang jadi gue prgi. Jujur gue sedih denger ini semua teganya mereka membohongi loh." Ucapnya memanas-manasi seakan ikut merasakan.

"Ngk...hiks....jahat kak raga jahatttt." Fasya histeris, luna pun langsung memeluknya.

"Udah lo gk boleh lemah sekarang lo yg nentuin hidup loh." Ucapnya berharap semua berjalan sesuai rencana.

Teganya kak raga menanggap fasya barang serendah itukah fasya sampai bisa di jual sana sini bahkan dia membohongi ku. Batin fasya lalu menghapus kasar air matanya.

"Pantas aja yg selalu mau meriksa loh itu dia ternyata dia cabul, eh sorry gk maksudnya dia...." Lihatlah betapa mulut ularnya luna demi mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Udah kak udah, fasya ngerti sekarang kak raga selalu ngurung aku di rumah hiks.... Bahkan dia juga selalu ikut tidur di kamarku hiks ..... Ibuu fasya bodoh gk semua itu baik." Fasya kembali menangis dan lagi menghapus kasar air matanya.

"Eh kamu mau kemana?." Luna tertawa riang dalam hati kala melihat fasya membuka paksa infusnya, muka luna di buat sekhwatir mungkin.

"Kak kuna fasya mau pergi fasya gak mau ketemu lagi sama ka raga mereka semua pembohong."

"Tapi..."

"Kak fasya mohon bantu fasya pergi dari sini." Mohon fasya, yah tentu luna akan dengan enang hati.

"Gk fasya lo masi sakit." Lihat ular ini.

"Gk kak, fasya udah baikan dan makasih banyak yah kak udah mau berteman dengan fasya." Fasya memeluk erat luna dan begitupun sebaliknya.

"Yaudah kamu harus jaga diri kamu pergi jauh-jauh dari hidup pembohong itu jangan sampai kau bertemu dengannya." Ujar luna , Fasya mengangguk dengan derai air mata.

"Dari sini belok kiri, ad tangga darurat di ujung sana itu akan membawamu sampai di basemen." Ucap luna, fasya pun bergegas pergi sedangkan luna tersenyum bangga rencananya sempurna.

Cih gadis bodoh itu akan pergi, aku dan dokter mahesa akan bersama, batin luna lalu keluar ia akan tidur nyenyak malam ini.

°°°°°

Setelah berhasil sampai di basemen fasya melihat raga yg sepertinya baru sampai dengan sekuat tenaga ia berlari ke belakang mobil di sana dan membungkam mulutnya dengan tangannya takut sura isakannya akan membuat raga berbalik.

Setelah merasa aman fasya berlari sekuat tenaga tanpa alas kaki dan hanay mengenakan baju pasien yg bergaris putih biru, menahan segala rasa sakit di bekas operasinya yg bahkan belum kering fasya lari tanpa arah ia akan pergi jauh dari semua orang . Air matanya tak henti turun matanya sembab rambut hitamnya tergerai angin malam ini sangat menusuk suasana jalan raya tak padat karna sudah dini hari fasya menyusuri trotoar sambil terus terisak kecil , ia kecewa, marah dan benci pada raga tidak maksudnya dokter Mahesa raga wardana.

"Hikss buuu fasya cape, kenapa fasya gk mati aja." Ujarnya frustasi ia duduk di sebuah jalan yang tampak sepi hanya lampu jalan yang menyinarinya.

"Semua jahat ayah kak raga!, Cuman ibu yang fasya mau hiks...." Fasya benar-benar pasrah kenapa hidupnya serumit ini.

Lama berdiam diri di jalan itu tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya dan seorang oria keluar lalu membekap mulut fasya dan fasya pingsan, kedua pria itu membawa masuk gadis itu di mobil dan membawanya entah kemana .

°°°°°

Raga tiba di ruangannya ia memakai masker dan siap untuk shif malam, tapi sebelum itu ia akan mengecek fasya dulu. Langkahnya membawa nya ke kamar vvip 2 namu ia samar mendengar suara tangisan dari dalam.

"Uni kenapa? Dimana fasya?." Panik raga melihat uni duduk dilantai sambil menangis.

"Hhhilang dok.." ucap uni terbata ia merasa bersalah karna meninggalkan fasya tadi.

"Apa!." Raga membuka maskernya dan jas dokternya.

"Cepat hubungi keamanan rumah sakit!." Suara raga meninggi membuat uni kaget dan berlari keluar.

" Ke rumah sakit sekarang fasya hilang." Raga menelfon dan mematikannya dengan cepat, ia berlari kesana kemari untuk mencari fasya membuka satu persatu kamar di bantu uni dan keamanan yg sibuk, semua orang menatapnya aneh.

"Semua sudah di cari pak tapi tak ad." Ucap kepala keamanan.

"Cari gue bilang cari jika, dia gk ketemu kalian semua akan mati!!!!." Bentaknya membuat semua orang merinding.

Raga berlari ke ruang cctv .

"Dok ad yg bisa sy bantu?". Ucap sang penjaga ruangan itu.

" Cepat! Cari gadis yg berada di kamar vvip 2." Raga sudah memerah karena marah bercampur khawatir.

"Maaf pak lorong disana tidak ad yg keluar seorang pasien hanya dokter dan perawat." Ucap penjaga menunjukkan cctv yg ad di bagain sana.

"Di sana kemana cctvnya?." Tanya raga melihat hanya lorong ke kanan yg ad cctnya.

"Di sana hanya ad tangga darurat dok."

"Mengarah kemana?."

"Basemn dok, tunggu saya cari cctv di jalur keluar." Petugas itu dengan lihai mencari video yg di sana.

"Berhenti!" Mata raga menangkap fasya dengan pakaian pasien keluar lewat pintu keluar basemen ia pun langsung ke basemen.

Sesampainya di sana dio datang dan melihat mobil jeep raga melesat keluar dengan brutal, ini menandakan semua kacau.

"Tugas kalian cari cewe bos besar gue kirim fotonya, harus samapi dapet jika tidak kalian akan mati di tangan bos." Dio menelfon suruhannya dan mengirimkan foto fasya.

°°°°°°

Kira-kira giamana nih ?

Pusing authornyaa

Doctors RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang