Chapter 2

7K 121 0
                                        

Jam 12 siang raga terbangun dari istirahatnya, yah 21 jam perjalanan tentu saja membuat sistem tubuhnya butuh istirahat jadi, tadi ia langsung tidur di kamarnya.

"Kak raga? Bangun dong!!." Riya adik kesayangannya raga tengah duduk di samping raga yang masi setia menutup mata. Riya menoel-noel hidung bak perosotan itu agar sang pemilik terganggu.

"Hmm?." Dehem raga, mencoba membuka mata.

"Ayo bangunnn kak!." Riya menarik tangan raga agar bangun dari tidurnya.

"Iya-iya kakak bangun." Pasrah raga, ia duduk dan bersandar di sandaran ranjang.

"Kak liat ini." Riya memperlihatkan sebuah foto di hp miliknya, foto seorang laki-laki yang berseragam sama seperti Riya SMP yah kalau di liat-liat lumayan tampan dan rapih.

"Kenapa?." Bingung raga, untuk apa ia melihatnya.

"Ihh kakak, ini tuh crushnya Riya, dia baik banget,pinter,ketua kelas lagi pokoknya bagus banget!." Kata riya memberikan penilaian.

"Gk ada pacar-pacaran kamu Masi kecil!." Ucapan raga kini serius saat mendengar penuturan adiknya itu.

"Ihh kak raga jangan gede suaranya nanti mama denger!, Lagian Riya juga gk pacaran cuman suka aja." Elak Riya.

"Kamu ini Masi kecil harusnya fokus belajar." Ucap raga.

"Iya-iya!." Riya mengerucut kan bibirnya, pikirannya bahwa raga akan ikut senang mendengar Riya curhat eh malah ia mendapat semburan pedas dari kakaknya itu, di rumah ini Riya tak memiliki teman bicara yang sefrekuensi.

"Mama manggil kak raga buat makan siang." Riya beranjak pergi meninggalkan raga.

"Kak jangan bilang mama yah!." Tiba-tiba kepala Riya muncul di balik pintu untuk memperingati kakaknya itu agar tak ember.

Raga masuk ke kamar mandi dan sekalian ia juga mandi untuk menyegarkan tubuhnya, tak lama setelah itu ia memakai pakaiannya lalu turun untuk makan.

"Raga ayo sini, kok lama banget sih!." Lilyana menuntun raga duduk dan mulai menghidangkan makanannya.

Merasa ad yang menatap nya raga melihat ke depan ia berhadapan dengan Riya, mata Riya seakan mengisyaratkan untuk diam tapi bukannya takut tapi raga malah gemas sendiri melihatnya.

Mereka menikmati makan siangnya dengan tenang setelah itu mereka berkumpul di ruang keluarga, Lilyana yang melipat pakaian dan raga serta Hendra tengah berbincang sedangkan Riya menonton Spongebob Squarepants kartun kesukaan nya.

"Dimana kamu akan bekerja?." Tanya Hendra.

"Ad dua rumah sakit yang menawariku tapi sebelum memilih raga akan mengunjungi keduanya untuk memastikan." Jawab raga.

"Oh baiklah, bagaimana kalau kamu bekerja di rumah sakit Yogii, papa akan menghubunginya nanti?." Usul Hendra, Yogi adalah sepupu Hendra anak dari saudara ayah Hendra.

"Tidak usah, raga akan menerima salah satu rumah sakit yang menawariku, raga ingin bekerja dengan mandiri." Pendirian raga tetap sama, ia lebih memilih jalannya dan tak mau mengikuti usulan orang lain kecuali usulan Lilyana yang memintanya pulang.

"Baiklah papa akan mendukungmu, ya sudah papa ke ruang kerja dulu." Ucap Hendra, ia juga tak ingin memaksa raga.

Soal keahlian raga sangat lah baik selama di Prancis ia pernah magang di sebuah rumah sakit selama 6 bulan dan raga adalah mahasiswa yang berprestasi oleh karna itu ia pernah di percaya 3 kali melakukan operasi dan semuanya berhasil bahkan kepala rumah sakit di sana juga mengakui kehebatan raga.

"Ma raga keluar dulu." Pamit raga setelah ia turun dari kamarnya.

"Mau kemana?." Tanya Lilyana.

"Mau ngambil mobil."

Doctors RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang