Fasya melirik jam dinding yg sudah menunjuk pukul 9.18 tapi raga Masi saja setia memeluknya sampai rasanya Fasya gerah, bergerak sedikit saja raga langsung kembali memeluknya erat.
"Kak?."
"Hmm."
"Kak ini udah siang Fasya gerah kalau tidur terus." Setelah mengatakan itu raga melentangkan dirinya dan melepas pelukannya ia beralih memijat kepalanya yg terasa pening.
Ahirnya Fasya bisa bergerak, jujur tubuhnya sangat pegal. Fasya bangun dan mencepol asal rambutnya.
Keduanya diam sangat lama, raga yg sibuk memijat kepalanya dan Fasya yg duduk menghadap kedepan dengan canggung sebenarnya ia ingin pergi dari situ tapi tubuh raga menghalangi tidak mungkin ia melangkahi raga, pamali bukan sih?.
"Maaf." Satu kata yg keluar dari mulut raga mengalihkan antensi Fasya.
"Saya kemarin mabuk jadi,...." Lanjut raga ia mendudukkan dirinya sebelum melanjutkannya.
"Iya kak, fasya ke bawa dulu." fasya langsung ke bawah setelah mengatakan itu.
"Ck bisa-bisanya gue pulang ke sini untung gk parah." Kesal raga pada dirinya sendiri lalu kembali merebahkan tubuhnya jujur ia juga lelah makanya tanpa sadar ia ke sini.
Di bawa fasya sedang menyiapkan sarapan seperti biasa namun kali ini porsinya untuk dua orang, ia ikut senang setelah seminggu tak pernah bertemu dengan raga.
"Makanan udah siap, kok fasya canggung gini yah." Ucapnya menepuk pipi chubby nya.
Dengan keberanian yg sedikit fasya menaiki undakan tangga demi satu per satu hingg ke atas. Di sana Raga tampak tertidur kembali masi sama dengan tengkurap.
"Kak raga?." Panggil fasya dengan suara pelan takut menganggu raga.
"Hmm?." Deheman itu keluar dari mulut raga bersama dengan dirinya membalikkan tubuh dan memijat pangkal hidung nya.
"Kak sarapannya udah siap." Ucap fasya menunduk.
Tanpa suara Raga turun di ikuti fasya hingga sampai ke depan Wc raga masuk membasuh muka dan keluar untuk melaksanakan sarapan.
"Gak sarapan?." Tanya raga pasalnya hanya ada 1 piring di sana.
"Ngk kak, kakak aja dulu fasya mau siap-siap bentar lagi gurunya datang." Fasya menuju lemari dan mengambil pakaian dan masuk ke Wc.
Raga menikmati makannya, ternyata gadis itu pandai memasak dan enak pula. Ia menghabiskan makanannya hingga tandas lalu mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke fasya.
To fasya
Saya pulangTak lama fasya keluar dengan pakaian rapih bersiap untuk memulai kelas, ia mencari keberadaan raga tapi naas tidak menemukannya lalu ia mengecek ponsel dan ad pesan masuk di sana dari raga ia ternyata sudah pulang.
Fasya menikmati makanannya dan menunggu gurunya.
Tin....
Suara bel berbunyi fasya melihat dari lubang kecil di pintu ua selalu mengecek siapa yg datang, karena raga hanya mengizinkan guru,dio,dan riya untuk kesini.
"Kok gak ad orang?." Bingung fasya, lalu ia tak sengaja melihat sebuah kotak kecil di depan dengan perasaan takut Fasya membuka pintu melihat sekitar dan mengambil kotak itu .
Tak jauh dari sana seseorang mengintai fasya dn menelfon seseorang.
"Bos, bener itu rumahnya gk sia-sia kita ikuti raga itu." Ucapnya lewat ponsel.
"......"
"Baik bos."
Orang itu pergi dari sana dengan senyum kemenangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Doctors Rules
FanfictionMahesa raga Wardana, di kenal dengan dokter Mahesa namun nama panggilannya adalah raga, berusia 25 tahun. "Pasien 12 atas nama Fasya Aditama!." panggil uni perawat yang bertugas membantu Raga. "Saya suster." Gadis cantik dengan rambut panjang terlih...