Setelah berbicara dengan fasya luna masuk ke ruangan raga dan fasya mengantri di luar, rencananya kali ini akan berhasil dia akan mengusir jauh fasya dari kehidupan raga dengan cara membuat fasya benci dengan raga, dia akan membongkar kebohongan raga dan menghasut fasya di waktu yg tepat.
"Fasya aditama silahkan masuk." Uni memanggil fasya masuk, mendengar itupun raga sontak memakai maskernya dan jujur ia sangat bahagia akhirnya yg di tunggu datang juga.
"Duduklah." Fasya duduk .
" Bagaimana apakah anda siap untuk operasi ini?." Tanya mahesa berharap fasya mau karna semakin mengulur waktu semua akan parah nanti.
" Iya dok, dimana sy harus tandatangan."
" Di sini." Fasya menandatangani nya, lalu mereka berbicara tentang bsk operasi nya.
"Apakah ada keluarga yg mendampingi?." Tanya mahesa basa basi pasti ia tau gadis itu tak akan merepotkan semua orang.
"Orang tua saya sibuk dok dan ini operasi ringan sy bisa sendiri." Ucap fasya bohong, sibuk apanya bahkan ayahnya sendiri telah menjualnya demi uang.
"Baiklah sebaiknya malam ini kamu harus di rumah sakit."
"Luna bawa dia ke kamar 2." Ucap mahesa, luna, lio, dan uni shok bagaimana tidak pasalnya kamar 1 sampai 5 adalah kamar vvip dan hanya orang yg dapat rekomendasi dari direktur rumah sakit yg bisa menempati tempat itu.
Fasya yg tak tau apa-apa hanya ikut di di belakang luna.
"Tenang aja gue di sini loh istirahat aja." Ucap luna dan di angnguki fasya.
Setelah kepergian Luna fasya duduk di sofa, kamar di sana sangat lengkap bahkan ad tv, kulkas, dan kasurnya yg bagus dan empuk.
Bu doain fasya yah semoga besok operasinya lancar dan bisa balas semua kebaikan bibi dan kak raga batin fasya.
°°°°°°°°
Keesokan paginya fasya berpuasa untuk keperluan operasi dan sekarang ia berbaring bankar dengan pakaian rumah sakit sekita 30 menit lagi ia akan operasi.
"Halo, bagaiman keadaanmu?." Sapa dokter mahesa.
"Baik dok."
"Baiklah saya akan memberimu obat bius dan setelah itu kami akan melakukan operasi." Raga mempersiapkan alat suntiknya yg berisi anastesi dan menyuntikkannya di lengan fasya.
"Siapkan ruang operasi uni dan luna bantu uni. Lio ikut saya." Setelah itu mereka keluar dari ruangan, terlihat luna memberi semangat pada fasya.
Ia beruntung bisa bertemu teman sebaik luna.
"Maaf lio saya tidak bisa mengikutkan mu dalam operasi ini."
"Iya dok tidak apa-apa saya ngerti." Lio sudah tau bahwa fasya adalah calon istri raga.
"Sebagai gantinya kamu akan ikut operasinya pak dewa. Sekarang kamu kesana bilang saja bahwa kamu usulan dari Dokter Mahesa dia akan tau."
"Iya dok saya permisi."
Tok...tok....
"Masuk."
"Gimana udah siap?." Tanya dio pada raga.
"Bentar lgi akan di mulai, tapi gue ragu io." Ucap raga memijat pangkal hidungnya.
"Lo harus fokus raga jangan sampai ada kesalahan hidup gadis itu ad di tangan loh" yah tentu dio khawatir jika, melihat raga seperti ini.
"Gue inget bunda." Lirih raga, yah terpuruknya raga adalah bundanya berkaitan dengan bundanya raga yg angkuh tidak akan ad.
"Dari itu ga loh harus yakin, gue tanya loh suka kan sama fasya?." Tanya dio serius ia sudah sadar semua perlakuan raga ke fasya itu di luar dari kata membantu.
"Gk tau gue sayang sama fasya." Raga belum tau tentang perasaannya yg jelas ia ingin melindungi gadis itu.
"Itu artinya lo cinta ga, saran gue ini saatnya loh buktin kalau loh bisa jaga orang yg loh sayang. Sekarang lo bisa bantu fasya pasti bunda bangga bisa liat loh berani ambil resiko demi orang yg lo cinta." Ucap dio meyakinkan.
"Tapi gue takut io gimana kalau gue malah nyakitin fasya, dia beda dari pasien gue yg lain entah kenapa gue takut untuk operasi fasya."
"Beri kesempatan pada diri lo bayangin lo yg dulu bisa selamat tin bunda, sama halnya fasya loh sayang sama fasya sama kek bunda loh jg sayang. Buktiin ke bunda." Ucap dio.
"Gk bisa." Yah semalaman raga tak bisa tidur memikirkan ini semua ia lemah dan takut.
"Jangan ulang sejarah yang dulu jangan buat orang yg lo sayang pergi cukup bunda sekarang gue yakin lo takut kehilangan fasya makannya lo harus selamatin dia dari penyakitnya." Yah di saat seperti ini dio yg selalu bercanda akan berubah menjadi sosok yg tegas itulah dio.
"Gk bisa." Lirih raga masi tak yakin.
"Ok kalau lo gk bisa serahin ini ke hans biar dia yg operasi dan setelah ini gue akan bawa fasya pergi, dia berhak punya hidup karna kalau dia sama lo di hanya sengsara percuma juga loh beli dengan harga mahal kalau dia mati." Ucap dio tak sabar dan kesal terpaksa ia mengatakan ini karna pasti raga akan marah dan benar raga langsung menatapnya nyalang.
"Ngk gk boleh ad yang ambil milik gue, baik itu lo ataupun siapapun." Bentaknya emosi.
"Ok selama loh bisa gue gk akan bertindak, sekarang loh siap-siap dan fokus. Gue akan ketemu hans." Ucap dio lalu pergi.
Sendari tadi luna menguping pembicaraan raga dan dio dan ia juga merekam suara apa yg di katakan dio dan raga, ia tersenyum bangga lalu pergi sebelum dio keluar.
°°°°°°
Melihat orang yg di sayang terbaring tentu sangat sakit tapi raga harus fokus jika ad kesalahan ini akan berakibat fatal ia tak mau kehilangan lagi seperti dulu.
Operasi telah berlangsung sekitar 45 menit, yang menanganinya ad dokter mita sebagai asiten dokter raga, dokter luna yg melakukan penelitian untuk bahan magang nya, dan 4 orang suster yg membantu. Di kuar ruangan ad Dio, riya, hans, lily dan Hendra. Yah hendra sudah tau dari lily tentang Fasya mendengar itu membuatnya sedih dan berharap semoga raga bisa menyelamatkan orang yang di sayanginya.
Yah Bunga bunda raga dulu meninggal saat di operasi setelah penyakitnya di angkat bunga kehilangan banyak darah dan golongan darah nya hanya cocok pada Raga namun saat itu raga masi berumur 8 tahun , semua stok darah habis di semua rumah sakit membuat hendra frustasi raga bisa melihat itu semua ia sendiri menatap nanar ibunya keluar dari ruang operasi dengan tak bernyawa hal inilah yang membuatnya trauma.
"Dok pasien kehilangan banyak darah kita harus mentransfer darah segera." Ucap Mita panik.
"Cepat cari pendonor dan cari bank darah!." Ucap raga setengah berteriak keringat bercucuran ia panik tapi harus tetap fokus.
Pintu operasi terbuka dan semua orang lantas berdiri.
°°°°°
Gimana seru?
Menuju ending nihhhh?

KAMU SEDANG MEMBACA
Doctors Rules
FanfictionMahesa raga Wardana, di kenal dengan dokter Mahesa namun nama panggilannya adalah raga, berusia 25 tahun. "Pasien 12 atas nama Fasya Aditama!." panggil uni perawat yang bertugas membantu Raga. "Saya suster." Gadis cantik dengan rambut panjang terlih...