Chapter 16

92 14 1
                                    

Besok paginya, tim Levi berangkat lebih awal menuju HQ. Setibanya disana, mereka ikut sarapan bersama dengan prajurit lain lalu Bersiap melakukan ekspedisi. Semua prajurit berbaris sambil menaiki kuda mereka.

Eren tampak sedikit gelisah, ia menatap sekitarnya seolah ingin mencari teman-temannya yang lain.

"Eren, fokuslah. Sebentar lagi gerbangnya akan dibuka." Tegur Luther.

"Ba-baik! Maaf Nii...Luther-san."

Sebelum ekspedisi dimulai, Olou menegur Eren karena terus memanggil Luther 'Nii-san' di depan prajurit lain. Menurut Olou itu terlihat tidak professional dan membuat Eren terlihat seperti anak manja. Luther mengatakan ia tidak keberatan karena ia sendiri tahu bahwa semua prajurit di pasukan pengintai sudah mengetahui hubungan kakak adik Luther dan Eren. Namun tidak dengan Olou. Olou meminta Eren untuk tidak memanggil Luther 'Nii-san' dan memarahi Luther karena terlalu santai dan tidak professional.

'Padahal aku sudah bilang tidak apa-apa...'

Luther tahu itu mungkin terlihat tidak professional tapi semua sudah tahu jadi apa boleh buat kan?

'Tapi yah ku rasa aku juga harus mencoba lebih professional.'

Luther menarik nafas panjang lalu ia melirik Eren. Ia tersenyum kecil lalu kembali fokus menatap ke depan.

"Komandan! Kami telah mengalihkan perhatian titan! 30 detik lagi gerbang akan dibuka!"

Mendengar itu, seluruh prajurit berteriak penuh semangat. Hari ini, umat manusia akan mengambil Langkah maju untuk meraih kemenangan.

Begitu gerbang dibuka, semua segera memacu kuda mereka dan berlari meninggalkan dinding. Tak lama setelah gerbang dibuka, sebuah titan berukuran 10m berlari kearah mereka.

Teriakan ketakutan terdengar, teriakan itu sudah jelas berasal dari kadet yang baru bergabung.

"Abaikan titan itu! Biarkan tim support yang mengurusnya!"

Pasukan pengintai terus memacu kuda mereka hingga akhirnya mereka keluar dari desa terpencil. Pasukan pengintai berlari menuju padang rumput. Di saat prajurit lain fokus menunggangi kuda mereka, Eren masih tampak gelisah.

"Olou-san! Apa menurutmu teman-teman ku dapat mengalahkan titan?" Tanya Eren.

"Huh? Apa yang kau bicarakan?! Ekspedisi tidak hanya soal bertarung dengan ti-"

Saat sedang bicara, Olou tanpa sengaja menggigit lidahnya lagi. Olou berteriak kesakitan sambil memegangi mulutnya.

"Olou, berhentilah bermain. Dan Eren, fokuslah dengan misi." Tegur Eld.

"Tapi-"

"Tenang saja Eren, lagipula teman-teman mu juga sudah mendapat pelatihan khusus dari Luther dan Olou." Sambung Petra.

"Walau mereka terlihat begitu, kau dapat mengandalkan mereka kalau soal bertarung." Ucap Gunther.

"Oi, apa maksud ucapanmu Gunther." Ucap Luther dengan datar.

Mendengar itu membuat Eren merasa sedikit lega. Jujur saja, Eren tidak pernah melihat kakaknya bertarung secara langsung tapi...

'Tim ku adalah yang terbaik. Aku bisa menjamin itu.'

Kemarin Levi mengatakan itu padanya.

'Apa itu termasuk Nii-san?'

'Luther? Anak itu susah diatur tapi dia salah satu petarung terbaik di tim ku.'

Mendengar Levi mengakui kekuatan kakaknya membuat Eren bertanya-tanya. Bukankah akan lebih baik jika Luther yang mendapat kekuatan ini? Kenapa ia yang mendapat kekuatan ini? Apakah ia bisa membantu semua dengan kekuatan ini? Bisakah ia...

My Wings || Attack On Titan || Shingeki No KyoujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang