Chapter 11

109 14 2
                                    

Setelah kejadian itu, Eren pun menjadi anggota dari pasukan pengintai. Erwin berencana meminta Levi membawa Eren ke HQ pasukan pengintai yang lama. HQ mereka yang lama berada jauh dari pemukiman, selain itu pasukan Levi sendiri lah yang akan menjaga Eren jadi walau Eren tiba-tiba mengamuk, mereka dapat mengatasinya dengan mudah.

"Nii-san, apa kau juga akan ikut dengan kami?" Tanya Eren.

"Huh? Sudah jelas aku akan ikut. Apa kau lupa aku juga bagian dari pasukan kapten Levi?" Ucap Luther.

"Setelah kejadian itu, aku pikir..."

Setelah berani menantang kaptennya secara langsung dan hampir mengacaukan rencana pasukan pengintai untuk mendapatkan Eren, sudah sewajarnya Eren berpikir kakaknya akan dikeluarkan namun nyatanya tidak.

"Jangan khawatir, kapten hanya menambah jam latihan ku." Ucap Luther.

"Tapi bukannya kau masih terluka?" Tanya Eren.

"Hmm? Apa ini? Eren mengkhawatirkan kakaknya? Aku terharu, sejak kapan kau jadi imut begini." Ledek Luther.

"Tch, siapa juga yang khawatir. Aku pergi!"

Eren pergi meninggalkan ruang makan. Luther melihat kepergian adiknya dengan senyuman kecil. Ia mengambil secangkir kopi lalu meminumnya.

"Kau masih disini?"

Terkejut mendengar suara Levi, Luther memuntahkan kopi yang diminumnya. Luther menengok ke sampingnya dan melihat Levi menatapnya dengan jijik.

"A-akan segera saya bersihkan!"

Luther beranjak bangun dan segera mengambil pel dan kain lap.

"Ti-tidak biasanya anda minum disini." Ucap Luther grogi.

"Sejak kapan aku dilarang minum disini?" Tanya Levi.

Levi duduk di salah satu bangku dan meminum tehnya sementara Luther sibuk membersihkan kopi yang tidak sengaja ia tumpahkan.

"Kapten Levi, tentang usulan saya..."

"Erwin sudah memberitahumu bukan. Berhentilah mengatakan hal aneh." Ucap Levi.

"...tapi saat itu saya sudah kelewatan. Apa anda yakin saya masih boleh bergabung dengan pasukan ini?" Ucap Luther ragu.

Setelah kejadian itu, Luther sempat mengajukan permintaan mundur namun Erwin dan Levi menolaknya. Sebagai kakak, Luther tentu ingin melindungi adiknya namun sebagai prajurit, ia tahu ia sudah membuat kesalahan besar.

Setelah Erwin dan Levi menolak permintaannya, Luther pun menanyakan hukuman yang perlu ia lakukan namun hukuman yang ia terima hanyalah perpanjangan jam Latihan dan potongan gaji.

"Kapten, mungkin sebaiknya-"

Sebelum Luther menyelesaikan ucapannya, ia merasakan seseorang memegang kepalanya.

"Kalau kau memang menyesal maka jangan pernah katakan kau ingin keluar lagi. Tetaplah disini dan bertarung untuk kami."

Levi menarik tangannya lalu ia berdiri dan mengambil cangkir tehnya.

"Akan ku tunggu kau besok pagi. Jika kau terlambat, akan ku pastikan kau membersihkan seluruh barak sendirian." Ucap Levi.

"Baik!" Jawab Luther dengan semangat.

"Kau melewatkan 1 titik. Aku masih bisa melihat kopi mu di bawah meja." Ucap Levi.

"Ah, maaf."

Luther kembali membersihkan cairan kopinya sementara Levi sudah pergi meninggalkannya.

Keesokan harinya, sebelum matahari terbit, Luther sudah berada di lapangan lengkap dengan 3D gearnya. Ia sudah menyiapkan kuda-kuda yang akan mereka gunakan untuk Latihan hari ini. Ia juga sudah memeriksa 3D gearnya.

My Wings || Attack On Titan || Shingeki No KyoujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang