Chapter 9

165 20 3
                                    

Pasukan pengintai bergegas kembali ke dinding Rose. Luther memegang jubah Levi dengan erat. Ia terus meyakinkan dirinya kalau Eren dan yang lain pasti baik-baik saja namun di sisi lain ia takut hal yang sama akan terjadi. Jika titan-titan itu memakan Eren maka

'Tidak...aku yakin anak itu akan-'

"Komandan! Dindingnya!"

Seluruh pasukan pengintai terkejut melihat lubang yang ada di dinding Rose tertutup oleh batu besar. Titan mencoba memasuki dinding namun batu itu terlalu berat untuk mereka dorong jadi mereka hanya berkumpul di bawah dinding.

"Kita cari jalan-"

Sebelum Erwin menyelesaikan ucapannya, Luther melompat turun dari kuda Levi. Erwin tentu meneriaki Luther namun Luther mengabaikannya dan berlari kearah dinding.

"Menyingkir bodoh!"

Luther membunuh titan yang berdiri di hadapannya. Ia segera naik keatas dinding dan meninggalkan pasukan pengintai. Luther terkejut melihat kondisi kota yang hancur. Ia bisa melihat mayat titan namun bukan itu yang ia cari.

"Eren!"

Luther berteriak namun ia tidak melihat siapapun. Tak lama setelah itu ia melihat suar. Begitu suar itu muncul, banyak prajurit bermunculan. Tidak hanya itu, ia juga melihat dua titan berjalan kearah dinding. Luther menengok ke bawah lalu ia melihat seorang remaja laki-laki sedang berdiri di atas titan. Ia terlihat seperti sedang menarik sesuatu.

'Manusia di dalam titan? Tidak, itu punuk titan. Bagaimana manusia bisa ada di dalam punuk titan?'

Tak lama setelah itu, dua wanita terlihat berlari menghampiri remaja pria itu.

"Armin! Bagaimana Eren!"

Luther terkejut mendengar suara itu. Itu suara Mikasa. Lalu kenapa ia menanyakan Eren? Apakah manusia yang ada di dalam punuk titan itu...

"Ugh!"

Armin terjatuh sambil memeluk Eren. Ia menengok ke belakangnya dan melihat dua titan berdiri tepat di belakangnya. Titan itu mencoba meraihnya, Armin berteriak namun

"Armin!"

Sebelum titan itu bisa meraihnya, seseorang tiba-tiba melompat dan menyelamatkan mereka.

"Mikasa?!"

Awalnya Armin mengira itu adalah Mikasa namun Armin kebingungan begitu melihat Mikasa ada di sampingnya.

"Eren! Mikasa! Armin!"

Luther melepaskan pedangnya dan berlari memeluk Eren, Mikasa, dan Armin.

"Syukurlah! Syukurlah!"

Luther memeluk mereka dengan erat hingga seluruh tubuhnya bergemetar.

"Nii-san..."

Luther segera melepaskan pelukannya. Luther menatap Eren dan terkejut melihat wajahnya. Setengah kulit di wajah Eren seakan menghilang.

"Eren! Kau baik-baik saja? Wajahmu, kau terluka! Apa yang-"

"Luther!"

Levi tiba-tiba muncul. Levi memarahi Luther karena pergi seorang diri namun Luther mengabaikannya.

"A-aku akan membawamu mundur. Kalian berdua juga. Rumah sakit. Kita-"

"Lu-Luther-nii."

Kesal melihat sikap Luther, Levi pun menendangnya. Luther terpental dan terjatuh.

"Pekerjaan kita belum selesai. Kau, kacamata. Bawa tiga bocah itu mundur." Perintah Levi.

"Kapten! Mereka-"

My Wings || Attack On Titan || Shingeki No KyoujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang