Pagi itu, tim Levi diminta berkumpul di ruangan Erwin. Begitu Luther dan yang lain memasuki ruangan Erwin, mereka melihat Hanji dan Levi sedang berbincang dengan Erwin. Melihat kedatangan Luther dan yang lain, Hanji, Levi, dan Erwin menghentikan perbincangan mereka.
"Maaf, apa kami datang terlalu cepat?" Tanya Gunther.
"Tidak, kalian datang tepat waktu. Kami juga sudah selesai." Ucap Erwin.
Erwin menatap Hanji lalu Hanji pun berjalan pergi meninggalkan ruangan. Setelah Hanji pergi, barulah Erwin memberitahu tim Levi tugas mereka.
"Luther, bagaimana lukamu?" Tanya Erwin.
"Ya, sudah lebih baik. Maaf sudah merepotkan anda." Jawab Luther.
"Apa kau sudah siap bepergian?" Tanya Erwin.
"Ya."
Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Erwin meminta Levi dan timnya untuk membawa Eren ke HQ lama mereka. Harusnya mereka pergi beberapa hari yang lalu namun salah satu anggota tim Levi terluka sehingga mereka harus menunda perjalanan mereka.
"Kalian sudah mengerti bukan?" Tanya Erwin dengan tatapan serius.
"Ya!"
Gunther dan yang lain memberikan hormat mereka lalu Erwin mengizinkan mereka untuk keluar dan bersiap. Di lorong, mereka pun berpisah. Mereka pergi menuju barak mereka masing-masing dan untuk menyiapkan diri mereka.
"Oi Luther, kau ingat kan." Ucap Olou.
"Apanya?" Tanya Luther.
"Kau disini sebagai prajurit. Kau dengar sendiri dari komandan, kalau kau tidak siap membunuh-"
"Ah tidak, tangan ku bergerak sendiri."
Luther mengangkat tangannya dan memukul perut Olou hingga ia terjatuh dan merintih kesakitan di lantai.
"Brengsek!"
Luther menjulurkan lidahnya dan bergegas berlari pergi. Olou dengan cepat bangun dan mengejar Luther namun Luther memasuki kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Olou memukul pintu kamar Luther dan meneriakinya. Ia memintanya keluar dan menghadapinya seperti pria jantan.
"Hey! Berhentilah bermain!"
"Dia yang mulai duluan!"
Luther bisa mendengar suara Gunther menegur Olou. Luther tersenyum kecil mendengarnya.
"Luther, jangan lama-lama. Setelah selesai segera berkumpul di lapangan!" Ucap Gunther.
"Ya!"
Setelah itu, Gunther dan yang lain pun pergi. Setelah mereka pergi, Luther mulai menyiapkan dirinya.
'Tinggal jubah ku ya.'
Luther menatap jubahnya yang berada di kursi.
'Aku tidak bisa menjaminnya. Saat kalian bergabung dengan kami, kalian seharusnya sudah tahu resikonya bukan.'
'Ya, aku tahu...'
Luther memegang jubahnya. Ia memikirkan kalimat Erwin saat itu.
'Kalau Eren juga mendapat Nasib yang sama seperti ibu dan ayah...'
"-ther!'
'Aku tidak tahu apakah aku bisa...'
"Luther!"
Luther terkejut mendengar teriakan Olou dari balik pintunya. Luther segera mengenakan jubahnya dan membuka pintu kamarnya. Begitu ia membuka pintunya, ia disapa oleh raut wajah kesal dari Olou, Gunther, dan Eld.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wings || Attack On Titan || Shingeki No Kyoujin
FanfictionLuther Yeager adalah anak tertua dari Grisha dan Carla serta kakak dari Eren. Ia memulai mimpinya sebagai kadet dari Pasukan Pengintai. Sama seperti temannya ia ingin meraih mimpinya. Dan juga