Chapter 5

209 22 2
                                    

2 tahun telah berlalu semenjak insiden itu. Luther dan yang lainnya pun sudah terbiasa untuk bekerja sama dalam tim. Semenjak Erwin memimpin, pasukan pengintai seakan memasuki masa kejayaan mereka. Orang-orang menatap mereka dengan kagum. Beberapa bahkan memberikan sorakan semangat pada mereka. Terlebih lagi jika mereka melihat sosok sang kapten dari pasukan terkuat di pasukan pengintai, kapten Levi. Orang-orang memanggilnya orang terkuat dari umat manusia.

"Pasukan pengintai sudah pulang!"

"Selamat datang komandan Erwin! Terima kasih karena sudah membunuh semua titan itu!"

"Lihat itu kapten Levi! Kapten Levi!"

"Kapten! Terima kasih karena sudah membunuh mereka semua!"

Pasukan pengintai kembali ke markas mereka. Levi beserta pasukannya melompat turun dari kudanya. Eld meminta semua teman-temannya untuk membersihkan diri mereka dan kembali ke barak. Semua memberi hormat padanya lalu semua pun segera pergi.

Luther berjalan ke baraknya dan segera membersihkan tubuhnya. Setelah ia selesai, ia pergi ke kantor Erwin dan melapor padanya. Ia mengetuk pintu ruangan Erwin dan meminta izin untuk masuk. Erwin memberikan izin lalu Luther pun memasuki ruangan itu.

Begitu Luther menginjakkan kakinya, ia terkejut saat melihat Hanji dan Levi juga ada di dalam.

"Apa ada sesuatu yang kau butuhkan, Luther?" Tanya Erwin.

"Ah ya, maaf mengganggu waktu kalian." Ucap Luther.

"Tidak apa-apa, kami juga tidak sedang membicarakan hal penting. Jadi apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya Erwin.

"Jika anda tidak keberatan bolehkah saya meminta izin untuk keluar dari markas hingga siang tiba?" Tanya Luther.

"Siang? Apa kau lupa kalian ada Latihan pagi nanti." Ucap Levi.

"Saya akan segera kembali begitu saya selesai." Ucap Luther.

"Apakah kau punya keperluan mendesak?" Tanya Erwin.

"Itu...besok adalah hari pertama akademi militer. Adikku akan mendaftar dan aku ingin menemaninya kesana."

Semua terdiam. Luther menundukan kepalanya dan menunggu jawaban komandannya atau setidaknya siapapun yang ada di ruangan itu. Perlahan suara tertawa terdengar, itu adalah suara Hanji. Hanji merangkul Luther lalu menertawainya.

"Luther, untuk apa kau minta izin seperti itu! Hahaha!" Ucapnya.

"Apa memang tidak bisa? Kalau begitu hingga pagi. Aku janji aku akan segera kembali saat-"

"Tidak bukan itu maksudku. Itu hari yang penting bukan. Pergilah dan nikmati harimu. Tapi kembalilah sebelum malam tiba." Ucap Hanji.

"Malam? Tapi saya hanya minta izin hingga siang. Saya tahu masih ada banyak tugas yang harus saya kerjakan dan jika sampai malam-"

"Jangan pikirkan jangan pikirkan. Levi juga tidak keberatan iya kan Levi. Sekarang pergilah dan nikmati harimu!"

Luther tersenyum mendengar perkataan Hanji. Luther memberikan hormat pada mereka semua lalu ia pun berjalan pergi meninggalkan ruangan.

"Oi mata empat, aku bahkan belum mengatakan apapun." Ucap Levi.

"Haha, Levi kau terlalu kaku. Biarkanlah dia bersenang-senang sedikit. Lagipula hanya satu hari. Paling kau hanya akan menyuruhnya bersih-bersih kan." Ucap Hanji.

"Hanji, apa ada alasan tertentu kenapa kau membiarkan Luther untuk libur?" Tanya Erwin.

"..."

"Hari itu, aku yang memaksanya untuk tetap pergi ke markas. Jika saja aku tidak memaksanya, mungkin situasi dia akan berbeda sekarang ini. Aku tahu misi yang kita jalani berbahaya, kita bisa mati kapan saja. Namun karena itulah aku ingin dia menghabiskan waktu dengan keluarga terakhir yang dimilikinya."

My Wings || Attack On Titan || Shingeki No KyoujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang