Bab 19 Cincin Roh Pertama

776 115 4
                                    

Setelah memberikan pertolongan pertama kepada Master, Tang San lega, sekarang dia hanya pingsan. Tang San berdiri dan mengangguk kepada Tang Nan. Mereka awalnya ingin melakukan sesuatu, tapi mereka khawatir jika mereka menunjukkan beberapa kekuatan, Master akan curiga kepada mereka.

Tang Nan yang melihat itu mulai meregangkan badannya. "Ahh, aku harus bergerak hari ini. Melelahkan."

Setelah berbicara, Tang Nan mengeluarkan belati yang cantik dari saku di pinggangnya, mengamati musuh, tidak terburu-buru.

"Mereka terluka, seharusnya ini bukan masalah besar." Tang San berkata kepada Tang Nan, "Nan Er, kau pilih, ular atau kalajengking."

"Kenapa tidak ada 'Tang San' dalam pilihan? Haha, aku kalajengking." Tang Nan tertawa.

Tang San tidak berdaya, di situasi yang serius ini, Nan Er-nya masih bisa bercanda. Dia menghela nafas, "Baiklah, aku akan mengurus ularnya. Kau hati-hati."

"Um~"

Setelah bercanda dengan Tang San, wajah Tang Nan mulai serius, dia menggenggam belatinya dengan erat, menunggu kalajengking mulai bertarung dengannya.

Ular Mandala dan Kalajengking Ekor Pedang melihat dua anak kecil di depan mereka, dan mendesis meremehkan. Mereka tidak menganggap musuh kecil ini serius.

Tang San melemparkan lobak yang di berikan Master ke arah Ular Mandala untuk menarik perhatiannya. Setelah melempar, dia berlari menjauh agar tidak mempengaruhi pertarungan Tang Nan dengan kalajengking.

Melihat Tang San dan ular yang menjauh, kalajengking melihat Tang Nan dengan marah. Dia mengayunkan ekornya yang tajam ke arah Tang Nan.

Melihat ekor ini, Tang Nan dengan tidak tergesa-gesa mengelak kesamping, dia lalu berlari kearah depan kalajengking dengan cepat, dan melompat ke atas kepalanya.

Serangannya tidak berhasil, dan manusia kecil yang di remehkannya menaiki kepalanya membuat kalajengking marah. Dia menegakkan tubuh bagian atasnya dan berdiri dengan empat kaki belakangnya, lalu mulai lah mengguncang dengan liar.

"Ow, sialan!" Tang Nan yang pijakannya tidak stabil terlempar dari kepala kalajengking. Lemparan itu sangat kuat, dia tidak bisa berhenti terbang sampai punggungnya terbentur pohon.

Merasakan sakit dari punggungnya, Tang Nan mulai marah. Dia menatap kalajengking yang besar didepannya dan tersenyum mengejek.

Menyimpan belati kembali ke sarungnya, dia mengeluarkan jiwa beladirinya yang kedua. Hari-hari latihan menempa tiga bulan yang lalu memperkuat konstitusi tubuhnya yang membuatnya tidak merasakan palu yang berat.

Mengaktifkan kekuatan Xuan Tian Gong ditubuhnya, dia menggunakan Teknik Palu Angin Pemecah Gangguan kepada kalajengking besar yang arogan.

Satu pukulan, dua pukulan, tiga pukulan... Dua puluh lima pukulan, dua puluh enam pukulan... Dua puluh delapan pukulan. Tang Nan merasakan tubuhnya sudah tidak sanggup lagi melakukan pukulan. Dia berhenti dan melihat kalajengking yang sudah terbaring tidak bergerak.

"Sekarang... Pukulan terakhir... Lalu kau akan... Menjadi cincin rohku." Tang Nan terengah-engah, dia mengeluarkan belatinya lagi, berjalan dengan tertatih-tatih ke arah bagian tengah kepala Kalajengking Ekor Pedang. Melihat retakan besar di kepalanya, Tang Nan memasukkan belati di sana. Lalu dia menekan sekuat tenaga hingga belati bisa menembus otak Kalajengking.

Setelah itu Tang Nan menarik keluar belatinya, menunggu sampai cincin roh kuning perlahan naik dari mayat kalajengking.

Tang Nan menarik nafas dalam-dalam, "Tenang, konsentrasi." Dia duduk bersila dan mengeluarkan Jing Yin Cao dari tangan kanannya, lalu mulai menyerap cincin roh kuning.

Together Douluo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang