Bab 26 Jangan Bicara Mesum

1.4K 128 25
                                    

Hari ini adalah hari yang sangat cerah, matahari bersinar menghangatkan bumi. Awan mengukir bentuk-bentuk indah di langit, dengan angin sepoi-sepoi meniup rambutnya.

Tang Nan menutup matanya untuk menikmati hari yang cerah ini, 'hari yang cocok untuk tidur' pikirnya.

Jadi, di mana tempat yang bagus untuk tidur? Apa aku harus pergi ke loteng? Ah, tidak, di sana sangat panas. Lalu, ataukah aku harus mencari pohon yang memiliki ranting besar? Ide bagus-

"Nan-Er... Kau yakin, kau baik-baik saja?"

Sebuah suara yang menjengkelkan tapi di cintainya menginterupsi lamunannya. Tang Nan memutar matanya, ini sudah ke lima belas kalinya Tang San menanyakan hal ini padanya setelah kejadian malam tadi.

"Gege, sudah berapa kali aku katakan, aku baik-baik saja, oke. Kau sudah memeriksanya sendiri, aku sehat dan tidak ada kelainan apapun dalam tubuhku. Lagian aku hanya menelan sperma- hum!"

Ucapan Tang Nan terputus karena Tang San menutup mulutnya menggunakan tangannya dengan telinga yang memerah.

"Ja-jangan menyebut hal-hal mesum di depan umum."

Oh? Sangat polos dan murni, padahal dulu dia sangat mesum sampai-sampai... Ekhem.

Tang Nan melepaskan tangan Tang San dan berjanji tidak akan menyebut hal itu saat didepan umum lagi. "Lain kali aku akan menyebutkannya di kamar kita saja."

"Nan-Er..." Tang San menatap Tang Nan dengan tidak berdaya tapi tidak membantahnya, seolah menyetujui untuk menyebutkan di dalam kamar mereka saja.

Oke, aku menarik kata-kataku tadi, sekali mesum tetaplah mesum, mau sebanyak apapun orang ini berinkarnasi, hal itu tidak akan mengubah apapun.

Sekilas kilatan kesedihan melintas di mata Tang Nan, tapi dengan cepat kembali ke kemalasan sebelumnya. Dia menguap, lalu menggandeng tangan Tang San, "Jadi kemana kita sekarang, jika tidak ada apa-apa, aku ingin kembali dan tidur."

Tang San membiarkan Tang Nan memegang tangannya, dia melihat sekeliling lalu mengunci pandangannya pada sebuah toko yang agak lusuh tidak jauh dari mereka, "Ayo kita lihat kesana dulu."

Tang Nan hanya mengangguk dan membiarkan Tang San menuntun dirinya ke dalam toko itu.

Tokonya tidak besar, mereka bisa mengelilingi isi toko hanya dalam beberapa menit saja. Tiba-tiba Tang San melihat suatu batu yang membuat nafasnya menjadi tidak stabil karena kegembiraan. Tang Nan mengarahkan pandangannya pada benda yang dilihat Tang San, dia tidak menemukan sesuatu yang istimewa sampai-sampai membuat orang bersemangat dengan melihatnya.

Tang San segera mengambil batu itu, lalu menatap Tang Nan dengan bersemangat, Tang Nan melihatnya, masih tidak mengerti.

Tang San mendekat dan berbisik di telinganya, "Nanti akan aku jelaskan setelah kita sampai di penginapan."

Tang Nan menguap dengan malas lalu berkata, "Ayo cepat bayar dan kembali, aku sudah sangat mengantuk."

Tang San tersenyum lembut, dengan posisi yang sama, dia mencium pipi Tang Nan sekilas, lalu pergi untuk membayar batu itu meninggalkan Tang Nan yang seluruh wajahnya memerah karena tidak percaya Tang San menciumnya di tempat ini.

Menyentuh pipi yang di cium Tang San tadi, Tang Nan bergumam, "Siapa yang mengatakan untuk tidak mesum didepan umum eh?"

🦁🦊

Yohoho... Aku kembali dengan gaya penulisan yang beda, tapi aku harap kalian nyaman dengan gaya penulisanku yang seperti ini ya

Juga, mohon maaf untuk bab yang pendek, hari ini aku ada ujian, sebagai Maba (Mahasiswa Baru), oh ya aku udah lama nggak up karena yah... Awalnya sih karena aku gugup buat pengumuman hasil UTBK kemaren sampai-sampai otakku nggak ada inspirasi buat bikin cerita

Habis penerimaan, aku di sibukkan sama masa bakti univ, terus bakti fakultas juga. Selasai bakti yang sibuk, aku juga harus adaptasi sama lingkungan kampus yang beda banget sama waktu sekolah dulu, jadi harap di maklumi saja ya...

Lop yuu❤️❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Together Douluo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang