Bab 2 Menempa

1.9K 214 17
                                    

Di sebuah lereng gunung yang tidak terlalu terjal, nampaklah seorang anak yang berusia kurang lebih 5 tahun membawa seorang anak yang tertidur dan tampak persis sama dengannya di punggungnya.

Meski membawa anak lain, kecepatan anak itu tidak bisa diremehkan, setiap langkah yang diambilnya seperti tiga langkah orang dewasa dan setiap kali kaki kecil itu mendarat akan meninggalkan jejak yang dalam pada tanah.

Setelah beberapa saat Tang San sampai didepan rumah yang tidak besar dengan plakat yang melambangkan pandai besi. Ayah mereka adalah pandai besi, karena kekhasan wuhun, pandai besi menjadi pekerjaan tingkat rendah dan dengan penghasilan yang kecil. Tapi itu dikota besar, sedangkan di didesa kecil ini, penghasilan ayah mereka seharusnya tidak buruk.Tapi sayang sekali karena dia kecanduan alkohol, semua penghasilan yang kecil itu terkuras untuk alkohol.

Tang San membangunkan Tang Nan yang tidur di punggungnya, mencium puncak rambutnya,"Nan er bangun, kita sudah sampai dirumah, ayo kita makan dulu, apa kau tidak lapar?"

Tang Nan membuka matanya dan turun dari punggung Tang San, sangat patuh.

"Ge, aku akan membantumu." Dia berjalan menuju dapur, mendorong kursi kecil dan membuka tutup panci berisi bubur yang sudah di siapkan Tang San sebelumnya, benar, Tang San yang berusia lima tahun yang memasak dalam keluarga. Sebelumnya Tang Hao bisa memasak, tapi karena kesedihannya, sehingga terkadang dia akan lupa memasak. Jadi setelah Tang San berusia empat tahun, bahkan jika tinggi badannya belum cukup untuk mencapai panci, dia mulai memasak, jika dia tidak melakukannya bukankah dia dan adik kecilnya akan mati kelaparan?

Setelah membuka tutup panci, tericumlah aroma bubur yang sudah terlalu matang. Didalam panci terdapat bubur putih keruh dengan partikel nasi yang sangat jarang. Bisa dibayangkan bagaimana dua anak yang masih dalam pertumbuhan seperti mereka memakan benda ini setiap hari.

Tang San mengambil tiga mangkuk dengan lebih dari sepuluh celah ditepinya, dan memberikannya kepada Tang Nan untuk di isi. Setelah menyiapkan semuanya, dia berteriak kedalam sebuah ruangan, "Ayah, bangun, makanan sudah siap!"

Tiba-tiba terdengar suara keras didalam ruangan, lalu keluarlah seorang pria dengan wajah kuning dan tidak terawat didalamnya. Pria itu berumur tiga puluhan tahun, tapi tampak seperti lima puluh tahun, dengan pakaian yang penuh lubang tapi tidak ditambal yang memperlihatkan tubuhnya yang masih kencang dan luarbiasa.

Orang ini adalah Tang Hao, ayah dari Tang San dan Tang Nan didunia ini. Tang Hao berjalan ke meja makan, mengambil mangkuk dan memasukkannya kedalam mulutnya tanpa mengetahui apa itu panas atau tidak. Wajahnya yang sudah berminyak menjadi semakin berminyak.

"Ayah, pelah-pelan, masih ada banyak lagi." Tang San bangun dan mengisi kembali mangkuk Tang Hao.

Bubur ini 70-80 persen masuk ke perut Tang Hao.

"Jika ada pekerjaan yang bagus, kalian ambil lebih dulu, aku akan kembali untuk tidur."

Saat Tang San akan membereskan mangkuk, dia berhenti dan berkata kepada Tang Hao yang akan kembali ke kamar.

"Ayah, bolehkah aku mengambil besi ini?" Dia menunjuk kepada salah satu dari tumpukan besi di sudut, besi itu berbentuk acak, tapi memiliki kilauan hitam disekitarnya.

Tang Hao melihatnya kaku berkata, "Hm? Ada ibu besi disini?" Dia menatap Tang San dengan serius, dan bertanya, "Apa kau ingin menjadi pandai besi?"

Tang San mengangguk, "Ya."

Tang Hao menatap Tang Nan yang sedang menyipitkan matanya, "Bagaimana denganmu?"

Tang Nan membuka matanya, "Um, tidak apa-apa."

Tang Hao berpikir, 'Pandai besi, bagus sekali menjadi pandai besi.'

Tang Nan mengintip Tang Hao dari sudut matanya.

Tang Hao duduk kembali di kursi dan bertanya pada keduanya, "Menurutmu, apa itu pandai besi terbaik?"

Tang San, "Pandai besi yang baik adalah pandai besi yang bisa membuat ibu besi menjadi alat roh yang hebat."

"Salah, pandai besi terbaik adalah pandai besi yang bisa membuat senjata roh dari besi biasa."

Tang San mengerutkan keningnya, "Tapi bagaima-"

Tang Nan, "Aku mengerti."

Tang Hao dan Tang San menatapnya seolah bertanya, 'apa yang kau mengerti?'

Tang Nan berkata, "Pukul besi sepadat-padatnya, besi yang dipukul seribu kali akan menjadi baja, bagaimana dengan 2.000? 3.000?"

Tang Hao menatapnya, dia selalu tau kalau anak ini sangat pintar, meski malasnya berlebihan, "Kau benar, kalian berdua coba pukullah besi ini dulu, jika kalian berhasil, aku akan mendirikan tungku untuk kalian berdua besok."

❤️🎀❤️🎀❤️🎀❤️🎀❤️🎀❤️🎀❤️🎀❤️🎀

Tang Nan punya kemampuan tidur sambil berdiri😂

Together Douluo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang