3. GONNA GO

4K 330 34
                                    


Pagi itu Haechan sekali lagi berhasil membuat Mark kembali membatalkan jadwalnya. Ia tersenyum-senyum tidak jelas -sekaligus tidak memedulikan Mark yang sudah mengomeli, mengumpati, dan mencaci-maki dirinya. Haechan sudah terbiasa menerima semua hal ini, hidup di lingkungan Keluarga Utama memang tidak menyenangkan, tapi ambil sisi positifnya bahwa mentalnya pun menjadi terlatih karena hal ini.

Ia bagaikan bermental baja dan Haechan sangat senang dengan hal itu.

"Haechan, aku masih akan memeringatimu dengan baik-baik karena bagaimana pun kau adalah omega-"

"Kita akan menikah." Haechan menyela, memberi senyum yang lebih lebar dari lima jari sebelum kemudian pergi, melempar senandung di sepanjang langkahnya menuju ke dalam kamar. Jika hari ini Key berniat mengantarnya pulang, maka Haechan akan mau-mau saja, toh berikutnya jika ia berada di rumah berita ini pasti sudah sangat menyebar luas, melihat betapa gilanya ulah para pencari warta di luar tadi.

Haechan sama sekali belum tahu siapa identitas Mark yang sebenarnya, selama ini pun ia jarang berseluncur di internet maupun rajin nonton televisi, sehingga bila Mark memang seorang pesohor di negeri ini, maka sebuah kewajaran sekali bila ia pun sama sekali tak tahu soal seluk-beluk pria itu.

Tapi karena sekarang dia sudah memiliki sedikit bocoran, maka tak masalah kalau Key ingin mengantarkanya pulang. Anggap saja ia sudah memasangkan tali kekangnya di kaki milik Mark dengan baik -sempurna, sehingga Mark dengan ini sudah tidak bisa lari lagi darinya. Berusaha menghindar, dia sudah memiliki media untuk membawa pria itu agar kembali lagi padanya.

Ya, kecuali jika Mark berniat mencari masalah dengan keluarga besarnya.

"Kau akan mengusirku, bukan? Tenang saja, aku hanya tinggal ambil tasku saja sebelum kemudian pergi meninggalkan penthouse megah dan super menawan ini." Haechan melambai pelan kepada Mark dan berikutnya dia bisa mendengar suara umpatan keras yang digemakan oleh pria itu.

"Hahaha, dasar lemur jelek. Makin marah makin jelek saja." Terkekeh pelan sembari keluar hinaan secara diam-diam.

***

"Selamat malam, Nyonya. Maaf harus memperkenalkan diri di waktu yang sedikit kurang tepat seperti ini. Saya Mark Lee, seperti yang Haechan katakan, saya memang berniat untuk menjalin hubungan yang serius dengannya." Mark mengatakannya dengan sangat terpaksa seakan di tenggorokannya bersarang duri yang tak sengaja tertelan.

Semua sudah terlanjur terjadi, secara kaprah dan kacau. Haechan tak hanya membuat kekacauan di publik dan di hadapan media, ketika berita ini telah sampai di telinga keluarga Mark, lantas Mark sama sekali tak sanggup berkutik begitu mereka mendesaknya untuk membawa omega ini ke Navera -segera. Sangat buruk, bertahun-tahun ia enggan berdekatan dengan omega, dan sekarang di media masa banyak bermunculan soal dirinya yang mendapat pelukan sekaligus kecupan dari seorang omega (dengan terang-terangan di ruang publik di hadapan banyak pasang mata) sebuah sumber air di tengah kering dan tandusnya sebuah gurun. Keluarganya menggila, mereka menuntut agar Haechan segera dibawa ke Navera, bahkan tanpa mendengar penjelasannya mereka dengan sinting sudah mengatur tanggal pernikahan.

Mark jelas menolaknya, ingin berkilah bahwa hal ini tak perlu sampai dibawa ke pernikahan, tapi Haechan muncul lagi, melompat-lompat di belakangnya ingin nampak di dalam layar supaya wajah bodohnya itu bisa tertangkap oleh ibunya. Tak berhenti di sana, bocah itu juga sesumbar soal mereka yang sudah saling marking, masalah knotting, dan kemungkinan sosok itu yang akan hamil dalam waktu dekat.

Oh, betapa brengseknya. Mark sangat ingin melempar jauh kepala bocah itu. Namun semua serasa percuma karena Haechan sungguh telah bebal serta kebal terhadap semuanya. Dimarahi, dicaci maki, dihina, bahkan sempat ia bentak, tak ada gurat akan gentar sama sekali. Seperti tidak memiliki rasa takut sama sekali. Senyumnya pun menyebalkan, selesai dimarahi bukannya mengerut takut tapi malah pamer senyum lebih dari lima jari. Jika begini, ia malah malas memarahi anak itu karena enggan untuk mendapat suguhan senyum memuakkannya tersebut.

THE DAY BLEEDS {MARKHYUCK} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang