Mereka bertiga sedang menikmati pesanan masing masing saat ini . Vania yang memesan batagor dan kedua temannya yang memesan mie ayam secara bersamaan . Saat sedang asyik makan , tiba tiba tangan Vania berhenti menyendok batagor ke mulut karna mendengar suara yang sangat ia hafal tengah teriak teriak tak jelas . Itu Belva , musuh bebuyutan Vania . Vania meneguk sedikit es tehnya lalu beranjak ke tempat Belva yang sedang membully seorang adik kelas , dilihatnya si adik kelas tengah menangis sambil memohon mohon pada Belva .
" Ck , bangun lo " suruh Vania pada adik kelas itu
" Heh , ngapain lo ikut campur? Pergi lo , ini urusan gue sama nih anak " Sahut Belva sinis . Ia sangat benci melihat Vania yang datang membantu bak pahlawan
" Jadi gini cara anak donatur memperlakukan adik kelas? Memalukan " Ucap Vania dengan tenang , tak ada rasa takut dalam kalimatnya , ia benci melihat perundungan
" Mau apa lo hah? Gak bisa ya lo gak usah ikut campur urusan orang ? Nih anak - "
" Berhenti sekarang atau gue laporin lo ke kepsek . Gue serius dan gak main main ya , sialan . Makin kesini lo emang makin bikin gue kesel ya , Belva . Lepasin dia kalau lo masih mau sekolah dengan tenang " potong Vania menahan emosi . Tangannya terkepal kuat .
" Cih , pengadu " sindir Belva lalu pergi meninggalkan Vania dan adik kelas yang tampak menyedihkan itu . Baju putih abu abunya sudah berwarna coklat akibat ulah si ratu bully , Vania jadi kesal sendiri melihatnya .
" Ck , ganti baju lo sekarang dan mending lo jangan lagi muncul di hadapan manusia macem Belva , dia emang licik banget. Lo harus hati hati " Vania menyodorkan uang pecahan seratus ribu ke siswi itu untuk membeli baju di koperasi , si adik kelas menerimanya takut takut dan beranjak meninggalkan Vania .
" Ck , merepotkan " dengus Vania , saking gerahnya akibat ulah Belva , ia sampai harus menguncir seluruh surai blondenya ke atas menampilkan leher jenjangnya . Vania yang kehilangan mood makan akhirnya memilih balik ke kelas . Biarkan saja lah sahabatnya itu bertanya tanya , Vania sedang bad mood sekarang .
Sementara itu di pojok kantin , seorang cowok jangkung bermata sipit tersenyum tipis melihat aksi Vania .
Makin menarik aja ni cewek , batinnya .
Vania sudah sampai di kelas , ia benar benar serius soal moodnya yang tiba tiba anjlok . Vania sedang melamun sembari menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya ketika tiba tiba seorang cowok jangkung bermata sipit datang menghampirinya .
" Hai " ucap cowok itu mengambil atensi Vania . Ia berhasil membuat Vania duduk tegak dengan wajah yang bingung
" Siapa lo? " tanya Vania bingung , pasalnya baru kali ini ada cowok yang berani mendatanginya secara langsung
" Kenalin Gue Alfian Rasyid Bagaskara . Lo pasti Vania Denara Ruqasyah kan? Salam kenal " jawab Alfian tegas .
Vania sukses melongo .
Dia ... tau nama gue dari mana? Batin Vania heran menatap cowok bernama Alfian itu .
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak yah . Sampai ketemu di part selanjutnya .
See you , dear .
With love , purpleukhty
KAMU SEDANG MEMBACA
My Traumatic Girl
Roman pour AdolescentsVania Denara Ruqasyah . Dia terkenal di Mediterania High School karna tak ada satupun siswa atau siswi yang berani membantahnya . Bukan , dia bukan cewek kasar yang suka membully , justru ia lah yang seringkali menyelematkan korban bully itu sendiri...