19

8 7 1
                                    

Vania dan kedua temannya sedang dalam perjalanan menuju kantin saat Alfian menghampiri mereka .

" Emm .. gue boleh pinjem kak Vania bentar gak ? " tanya Alfian sopan menatap kedua sahabat Vania bergantian

Anggun menatap Alfian lurus sementara Debby mengerutkan kening .

" Ehemm .. jadi Deb , Nggun , ini Alfian cowok gue " ucap Vania pelan mengundang atensi kedua sahabatnya

" Pacar? Kapan dah lo jadiannya Van? Kok gue gatau ? " sahut Debby bingung sementara Anggun hanya berdehem .

" Baru kemarin kok , makanya gue belum ngomong apapun . Tadinya emang mau gue kenalin ke kalian , ternyata dia malah dateng sendiri " ucap Vania pelan .

Mereka berdua menatap Vania speechless . Vania yang merasa canggung hanya nyengir kecil .

" Hm .. yaudah gih . Lo jalan sama cowok lo aja dulu , kita berdua gapapa kok " Anggun menyahut demi memecahkan kecanggungan Vania pada mereka . Vania akhirnya mengangguk . Ia berpamitan sebentar kepada Anggun dan Deby , lalu menggeser badannya agar sedikit berdekatan dengan Alfian .

Alfian tersenyum melihat tingkah Vania . Ketika akhirnya cewek itu sudah berada di sampingnya , Alfian meraih jemari Vania lalu menautkan jemarinya disana . Ia menuntun Vania menuju kantin sambil berjalan santai .

" Kenapa tadi gak barengan aja? Kan sama-sama mau ke kantin ini " tanya Alfian lembut .

" Aku .. gak mau kamu ngerasa gak nyaman " jawab Vania lirih .

Alfian terkekeh . Ia mengusap surai Vania sayang .

" Padahal aku gak keberatan lho, itung-itung buat kenalan sama temen kamu " ucap Alfian menarik atensi Vania

Vania menatap Alfian horror . Hampir saja ia menyumpah serapahi Alfian jika saja cowok itu tak segera membuka suara

" Jangan negtink dulu , aku kenalan sama mereka biar tau kalo ada apa apa bakal nanya sama siapa dulu . Aku bukan cowok buaya yang kayak kamu pikirin kok " sambung Alfian membuat Vania menunduk malu. Alfian yang paham kembali menuntun Vania dengan menautkan jemari mereka . Sampai mereka di kantin , Vania tak lagi membuka suaranya , lebih tepatnya ia masih sibuk mengatur detak jantungnya yang berdebar lebih cepat dari biasanya . Vania masih belum terbiasa dengan hal ini , setelah hampir 3 tahun lamanya ia tak pernah merasakan debaran yang sama . Iya , Vania mulai jatuh cinta . Alfian berhasil menarik seluruh hati Vania .

Alfian mendudukkan Vania di kursi lalu meninggalkannya untuk memesan beberapa makanan . Saat Alfian sedang mengantri untuk mengambil pesanan mereka , Vicky berjalan santai menghampiri Vania . Vania menyembunyikan tangannya di bawah meja , ia takut . Vicky duduk disampingnya lalu berkata dengan lancangnya

" Jangan seneng dulu ya , cantik . Siapin diri lo okay? Ini baru permulaan " ucapnya hendak menyentuh surai Vania saat tangannya terhenti akibat suara dingin milik Alfian

" Pergi! Sebelum gue pakai cara kekerasan sama lo! " ucap Alfian dingin. Ia menatap Vicky tajam. Vicky tertawa kecil, lalu meninggalkan Vania yang masih mencoba tenang .

" Udah ya, jangan dipikirin omongan dia, sekarang kan ada aku, gak mungkin lah aku biarin dia gangguin kamu. Makan dulu gih " suara Alfian melembut. Ia kemudian mengambil tangan Vania yang gemetar lalu menggenggamnya lembut. Vania terisak pelan. Rasa takut masih mendominasinya walaupun ia sudah berusaha keras untuk tak menunjukkannya secara terang-terangan, Alfian akhirnya merangkul tubuh Vania dan membiarkan gadis itu bersandar di pundaknya .

" Gue .. masih takut , gue gak tau salah gue dimana " ucap Vania tanpa sadar . Pandangannya kosong ke arah meja tempat makanan mereka. Alfian mengepalkan tangannya erat, ia harus bicara dengan Vicky.

























Haii , jangan lupa voment nya ya, dear💜

Hikss , gatau kenapa inspirasi dalam otak gue tiba tiba hilang , padahal kemarin* dah tersusun rapi . Mungkin aja pengaruh mood .

Okee deh, see u on next chapter

Withlove, purpleukhty

My Traumatic GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang