Vania dan kedua temannya sedang dalam perjalanan menuju kantin saat Alfian menghampiri mereka .
" Emm .. gue boleh pinjem kak Vania bentar gak ? " tanya Alfian sopan menatap kedua sahabat Vania bergantian
Anggun menatap Alfian lurus sementara Debby mengerutkan kening .
" Ehemm .. jadi Deb , Nggun , ini Alfian cowok gue " ucap Vania pelan mengundang atensi kedua sahabatnya
" Pacar? Kapan dah lo jadiannya Van? Kok gue gatau ? " sahut Debby bingung sementara Anggun hanya berdehem .
" Baru kemarin kok , makanya gue belum ngomong apapun . Tadinya emang mau gue kenalin ke kalian , ternyata dia malah dateng sendiri " ucap Vania pelan .
Mereka berdua menatap Vania speechless . Vania yang merasa canggung hanya nyengir kecil .
" Hm .. yaudah gih . Lo jalan sama cowok lo aja dulu , kita berdua gapapa kok " Anggun menyahut demi memecahkan kecanggungan Vania pada mereka . Vania akhirnya mengangguk . Ia berpamitan sebentar kepada Anggun dan Deby , lalu menggeser badannya agar sedikit berdekatan dengan Alfian .
Alfian tersenyum melihat tingkah Vania . Ketika akhirnya cewek itu sudah berada di sampingnya , Alfian meraih jemari Vania lalu menautkan jemarinya disana . Ia menuntun Vania menuju kantin sambil berjalan santai .
" Kenapa tadi gak barengan aja? Kan sama-sama mau ke kantin ini " tanya Alfian lembut .
" Aku .. gak mau kamu ngerasa gak nyaman " jawab Vania lirih .
Alfian terkekeh . Ia mengusap surai Vania sayang .
" Padahal aku gak keberatan lho, itung-itung buat kenalan sama temen kamu " ucap Alfian menarik atensi Vania
Vania menatap Alfian horror . Hampir saja ia menyumpah serapahi Alfian jika saja cowok itu tak segera membuka suara
" Jangan negtink dulu , aku kenalan sama mereka biar tau kalo ada apa apa bakal nanya sama siapa dulu . Aku bukan cowok buaya yang kayak kamu pikirin kok " sambung Alfian membuat Vania menunduk malu. Alfian yang paham kembali menuntun Vania dengan menautkan jemari mereka . Sampai mereka di kantin , Vania tak lagi membuka suaranya , lebih tepatnya ia masih sibuk mengatur detak jantungnya yang berdebar lebih cepat dari biasanya . Vania masih belum terbiasa dengan hal ini , setelah hampir 3 tahun lamanya ia tak pernah merasakan debaran yang sama . Iya , Vania mulai jatuh cinta . Alfian berhasil menarik seluruh hati Vania .
Alfian mendudukkan Vania di kursi lalu meninggalkannya untuk memesan beberapa makanan . Saat Alfian sedang mengantri untuk mengambil pesanan mereka , Vicky berjalan santai menghampiri Vania . Vania menyembunyikan tangannya di bawah meja , ia takut . Vicky duduk disampingnya lalu berkata dengan lancangnya
" Jangan seneng dulu ya , cantik . Siapin diri lo okay? Ini baru permulaan " ucapnya hendak menyentuh surai Vania saat tangannya terhenti akibat suara dingin milik Alfian
" Pergi! Sebelum gue pakai cara kekerasan sama lo! " ucap Alfian dingin. Ia menatap Vicky tajam. Vicky tertawa kecil, lalu meninggalkan Vania yang masih mencoba tenang .
" Udah ya, jangan dipikirin omongan dia, sekarang kan ada aku, gak mungkin lah aku biarin dia gangguin kamu. Makan dulu gih " suara Alfian melembut. Ia kemudian mengambil tangan Vania yang gemetar lalu menggenggamnya lembut. Vania terisak pelan. Rasa takut masih mendominasinya walaupun ia sudah berusaha keras untuk tak menunjukkannya secara terang-terangan, Alfian akhirnya merangkul tubuh Vania dan membiarkan gadis itu bersandar di pundaknya .
" Gue .. masih takut , gue gak tau salah gue dimana " ucap Vania tanpa sadar . Pandangannya kosong ke arah meja tempat makanan mereka. Alfian mengepalkan tangannya erat, ia harus bicara dengan Vicky.
Haii , jangan lupa voment nya ya, dear💜
Hikss , gatau kenapa inspirasi dalam otak gue tiba tiba hilang , padahal kemarin* dah tersusun rapi . Mungkin aja pengaruh mood .
Okee deh, see u on next chapter
Withlove, purpleukhty
KAMU SEDANG MEMBACA
My Traumatic Girl
Fiksi RemajaVania Denara Ruqasyah . Dia terkenal di Mediterania High School karna tak ada satupun siswa atau siswi yang berani membantahnya . Bukan , dia bukan cewek kasar yang suka membully , justru ia lah yang seringkali menyelematkan korban bully itu sendiri...