20

13 7 2
                                    

Alfian dan Vania akhirnya sedang berjalan kembali ke kelas setelah Vania mengisi perutnya dengan suapan Alfian. Sekarang cewek itu sudah lebih enjoy karna Alfian menghiburnya dengan sedikit tingkah konyolnya yang mengembalikan mood Vania. Mereka sedang berjalan santai di sepanjang koridor yang mengarah langsung ke lapangan basket, saat tiba-tiba sebuah bola melayang dan menubruk kepala Vania dengan keras ,

Bruk!

Teriakan histeris beberapa siswa memenuhi pendengaran Alfian. Alfian segera mencari pelaku yang telah melempar kepala Vania, namun nihil. Lapangan basket kosong, tak ada seorangpun siswa yang tengah bermain disana. Tersadar, iapun menggendong tubuh Vania ala bridal style lalu membawanya ke ruang UKS. Saat tiba di ruang UKS, dua sahabat Vania rupanya telah menunggu disana, Anggun menatap Alfian dingin sedangkan Debby menatapnya sengit.

" Lo bisa gak sih jagain Vania, hah? " ucap Debby menggebu-gebu. Ia benar benar tak bisa berpikir jernih saat mendengar dari teman sekelasnya jika Vania pingsan akibat terkena lemparan bola basket.

" Gue juga gak tau siapa yang lempar, tapi gue pasti cari nih orang " balas Alfian menatap Debby tegas.

" Gue tau lo gak nyadar saat Vania kena lempar, tapi sebenernya ini tugas lo sebagai cowok Vania. Harusnya lo bisa jagain dia dan perhatiin sekitarnya, gue yakin lo tau saat ini dia lagi diincer seseorang " akhirnya Anggun membuka suara. Ia tau Alfian tak menduga jika kejadian tadi akan terjadi , tapi bukankah sebenarnya sebagai cowok Vania ia harus lebih peka? Apalagi ia tau saat ini Vania sedang diincar orang lain.

" Maafin gue, kali ini gue kecolongan. Gue secepatnya akan kasih kabar kalau yang ngelempar udah ketahuan. Gue permisi " Alfian berkata dengan nada tegas, lagi. Ia berjalan meninggalkan UKS dengan langkah tergesa, ia akan segera mencari siapa pelaku yang berani melempar Vania bahkan saat jam istrahat sedang berlangsung. Berani sekali pelaku ini, entah apa motifnya hingga ia mencelakai Vania. Alfian harus mencari tahu hal ini secepatnya.

Alfian berjalan menuju ruang cctv, setaunya seluruh spot di sekolah ini mempunyai cctv yang aktif, kecuali kamar mandi. Menurutnya si pelaku melempar dari arah koridor kelas X ,  maka ia harus menyalin seluruh rekaman cctv di sepanjang koridor kelas X dan sekitaran lapangan basket. Semoga saja pelaku tak cukup pintar menyadari adanya cctv yang merekam aksinya. Selesai menyalin seluruh rekaman cctv yang ia perlukan, Alfian mengambil notebook nya lalu menuju perpustakaan, ia akan menonton rekaman cctv itu disana.

❄❄❄

Vania tersadar setelah Anggun berusaha terus menerus mendekatkan minyak kayu putih ke hidung Vania, ia memegang kepalanya yang terasa sangat nyeri sambil meringis .

" Sshhh .. sakit banget kepala gue " rintih Vania

" Sakit banget yah Van? Kita ke rumah sakit aja yuk, biar gue yang minta izin ke bu Mala, gue takut lo kenapa-napa " ucap Debby khawatir , ia segera bergegas menuju kelas untuk meminta izin mengantar Vania ke rumah sakit

Vania hanya meringis. Kepalanya benar benar sakit, rasanya seperti ditusuk ribuan jarum dari dalam. Tanpa sadar, setetes cairan kental berwarna merah jatuh di permukaan rok sekolahnya. Anggun yang melihatnya syok, ia tanpa basa basi mengambil tisu lalu menyumbat hidung Vania yang terus mengeluarkan darah, dalam keadaan kalang kabut ia berteriak memanggil anggota PMR untuk segera mengangkat Vania ke mobilnya.

" REYNAND , TOLONG GUE! VANIA MIMISAN! TOLONG ANGKAT DIA KE MOBIL GUE, CEPET WOY! " histeris Anggun. Bahkan menyusun kata-kata pun ia tak mampu.

Reynand dan beberapa anggota PMR lain akhirnya datang. Mereka langsung mengangkat tubuh Vania ke mobil Anggun. Anggun menyusuri koridor kelas XII dengan langkah cepat, ia menuju kelasnya untuk memanggil Debby.

Brak!

Pintu kelas terbanting akibat ulahnya. Ia melihat Debby yang sedang berkemas, lalu menghampirinya. Ditariknya lengan Debby dengan kasar, Debby menoleh.

" Cepet Deb, kita gak punya banyak waktu. Vania mimisan! " ucap Anggun keras.

Debby mempercepat kegiatan berkemasnya lalu segera menyusul langkah Anggun yang sangat buru-buru.

Vania .. lo pasti bisa , Van . Batin Debby ditengah-tengah kekalutan yang melanda mereka.




















Haiihaii , jangan lupa voment nya okey , dear.

See u on next chapter.

Withlove, purpleukhty

My Traumatic GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang