25

4 1 0
                                    

Riuh kelas XII IPA 1 terhenti seketika saat ibu Mala-wali kelas mereka masuk dengan seorang cowok berambut coklat terang yang tampak berdandan ala-ala anak kutu buku. Kacamata berbentuk bulat terpasang di kedua matanya, pakaiannya yang terlihat sangat rapi jangan lupakan rambutnya yang disisir serapih mungkin. Melihat kedatangan sang murid baru, beberapa siswa dan siswi penghuni kelas XII IPA 1 terlihat tak peduli, namun beberapa menatapnya sinis, mereka tak mau cowok nerd ini masuk ke kelas mereka.

" Baik anak-anak , kita kedatangan teman baru, silahkan kenalin diri kamu " ucap bu Mala mempersilahkan

Si anak baru mengangguk pelan, kemudian mulai mengenalkan dirinya secara singkat

" Perkenalkan nama gue Mahendra Kalandra, salam kenal " ucapnya tegas

Beberapa siswi nampak terkejut. Apa-apaan cowok cupu ini? Kenapa suaranya terdengar sangat tegas?

" Oke, Mahendra kamu duduk di belakang Anggun dan Debby. Anggun tolong angkat tangannya " pintah Bu Mala

Anggun mengangkat tangannya sebentar, akhirnya Mahendra berjalan ke bangku belakang Anggun yang diduduki oleh seorang cowok yang penampilannya seperti badboy, cowok itu tersenyum sebentar lalu mempersilahkan Mahendra untuk duduk.

" Kenalin gue Arkan Arrasyid , salam kenal " ucap cowok itu menyodorkan tangannya pada Mahendra

" Mahendra Kalandra. Salam kenal juga " balas Mahendra menjabat tangan Arkan

Keduanya kemudian saling melempar senyum kecil lalu kembali fokus pada bu Mala yang sedang memberikan tugas di depan kelas.

❄❄❄

Alfian berjalan teegesa ke kelas Vania saat bel istrahat berbunyi, ia hanya ingin memastikan Vania masih aman. Belum sampai langkahnya di depan kelas Vania, ia menyaksikan Vania bersama kedua temannya tengah menolong seseorang yang dibully oleh Belva dan antek-anteknya. Jika biasanya korban bully Belva seorang cewek, sekarang yang menjado korbannya adalah seorang cowok yang nampak familiar dimata Alfian karna cowok itu merasa tau siapa pemilik bahu tegap itu.

" Apa lagi sih lo? Ikut campur mulu ya kerjaan lo, oh gak ada kerjaan? " kesal Belva melihat Vania menahan tangannya yang hendak menampar pipi cowok itu

" Jangan buat seenaknya di sekolah gue, mending lo pergi sebelum gue panggil guru BK kesini " ucap Vania dingin , sorotnya menatap Belva tajam

" Ck, gue juga pacar Alden kalau lo lupa" balas Belva masih tak mau kalah

" Terus? Lo pikir tindakan lo yang semena-mena sama orang bisa di tolerir sekalipun lo pacar dari adik pemilik sekolah? Lagian Alden gak punya hak ikut campur soal sekolah gue, pergi lo " usir Vania membuat kekesalan Belva memuncak , ia akan menjambak rambut Vania jika saja suara Alfian tak menghentikan tangannya

" Seujung rambut lo sentuh Vania, gue pastiin hidup lo gak bakal tenang " ancam Alfian tak main-main

Belva mengepalkan tangannya dan segera meninggalkan Alfian dan Vania. Kekesalannya meningkat karna Alfian membela cewek itu. Alfian mendekati Vania lalu mengelus rambut Vania sayang

" Kamu gapapa, kan? " tanya Alfian lembut

" Iya gapapa kok, tuh kamu bantuin deh itu anak baru, ck, cowok kok lemah banget sih " jawab Vania kesal

Alfian mengalihkan atensinya kepada cowok yang dimaksud Vania. Matanya hampir membelalak sempurna kala melihat jika cowok yang dibully oleh Belva adalah abangnya. Alfian kembali menetralkan ekspresinya, lalu mendekat ke arah Mahendra.

" Bangun kak, ayo gue bantu ke toilet, baju lo basah dan kotor tuh " ucap Alfian menjulurkan tangannya yang disambut ragu-ragu oleh Mahendra.

Mereka berdua melangkah ke arah toilet siswa, Alfian akan mengantar Mahendra ke toilet lalu akan menyusul Vania ke kantin nantinya. Saat di pertengahan jalan, tanpa sengaja Alfian berceletuk pelan

" Lain kali hati-hati bang, lo harus lawan kalo dibully lagi sama Belva " ucapnya tanpa sadar. Ia mengumpat pelan saat menyadari tindakannya barusan, niat hati akan pergi meninggalkan Mahendra karna takut cowok itu tak nyaman, namun Mahendra menyahut tenang diluar dugaanya

" Makasih, tapi gue emang sengaja biar dibully. Ada hal yang harus gue cari disini " balas Mahendra tampak menatap Alfian, badannya mendingin. Ia segera melebarkan langkahnya meninggalkan Alfian yang masih terpaku ditempat.

Apa sebenarnya yang sedang lo rencanain , bang? Batin Alfian sendu

❄❄❄

Belva berlari dengan cepat tanpa memperdulikan beberapa siswa siswi yang ia tabrak, tujuannya rooftop. Ia hampir saja membuka pintu rooftop namun suara dua orang didalam sana menghentikan gerakannya.

" Kita harus gimana? Dia udah masuk kesini, gue gak tau apa yang lagi direncanain orang gila itu, lo kok gak becus sih ngurus dia doang? Gue kan udah bilang pastiin dia gila beneran dan gak lagi masuk dalam lingkungan yang ada cewek sialan itu " teriak suara seorang cewek, Belva masih diam mendengarkan

" Jangan lancang lo, Sialan! Lo pikir gue tau kenapa itu orang bisa sekolah disini? Seharusnya daripada lo nyalahin gue, salahin aja lo yang gak becus celakain cewek sialan itu kemarin, gue gak mau tau ya, kalau sampai orang gila itu tetap nekat deketin cewek sialan itu, gue bakal bikin lo lebih menderita dari ini. Lo tau bukan lo pemegang kendali disini kan Ya, gue pemegang kendali. Jadi, jaga omongan lo sekalipun lo pacar gue! " balas suara cowok yang terdengar familiar ditelinga Belva. Belva menggigit bibir berusaha mengingat, namun nihil. Ia tak ingat siapa pemilik suara ini. Belva mundur beberapa langkah berniat kabur, saat kakinya mencapai anak tangga ketiga dari terakhir, ia tak sengaja menjatuhkan sebuah tumpukan sapu tak terpakai yang diletakkan dipinggir dinding.

Mampus, ketahuan gue batinnya panik

Ia mendengar derap kaki yang terdengar seperti berlari mendekati pintu rooftop, Belva memacu langkahnya cepat sebelum pintu itu terbuka, untungnya ia sempat kabur tanpa terlihat.

Sepasang kekasih yang berlari kearah pintu rooftop itu saling memandang, seringai jahat terpatri diwajah keduanya

" Ada yang nguping rupanya, lo urus gih " ucap cowok berambut acak-acakan itu santai. Sang cewek hanya menanggapinya sambil tertawa kecil

" Hahahaha, gede banget nyali lo, Belva " balas cewek yang rambutnya dikuncir dua itu setelah melihat rekaman cctv yang sengaja ia pasang tanpa ketahuan di area sekitar pintu rooftop untuk berjaga jaga karna mereka sering membicarakan rahasia mereka disini.







































Haii haii, semangatin gue dong para readers. Beberapa hari ini gue down banget karna ovt mikirin bakal dibawa kemana alur cerita ini, hehe😂

Jangan lupa dukung gue dengan cara tinggalin jejak ya, semoga masih betah sampai end.

See u on next chapter , dear

Withlove, purpleukhty

My Traumatic GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang