T H E Y O U T H C R I M E
27
TANGGUNG JAWAB bukan lagi pegangan dan acuan bagi para pencari pasangan hati yang hendak membuat hidup jadi lebih berwarna dengan mengutamakan cinta yang berakhir dusta. Seperti berpegangan kuat pada dahan kayu rapuh yang sewaktu-waktu akan copot meski berusaha percaya bahwa dahan kayu tidak akan semena-mena, intinya jangan terlalu berharap banyak pada manusia.
Usai mengantar Owan pulang dengan aman, Mahendra sempat berbincang bersama gangster yang terdiri dari anak-anak SMP. Gangster itu sebetulnya tidak berdiri sendiri karena didasarkan pada kebencian atau emosi yang menyuarakan bentuk-bentuk kriminalitas remaja atau anak-anak, tidak. Mereka sebagai anak-anak yang masih lugu sama-sama bercerita tentang kondisi kehidupan rumah yang kurang nyaman untuk ditinggali. Banyak dari mereka berkeluh kesah bahwa orang tuanya tidak pernah bisa mengerti, selalu egois dihadapan mereka ataupun kerap disalahkan dan dijadikan objek pelampiasan.
"Bapak saya pernah bilang kalau dia itu stres setelah saya lahir ke dunia. Kalau begitu nggak usah bikin anak!"
"Padahal saya sudah berusaha buat membanggakan orang tua tetapi mereka nggak pernah menghargai apa yang sudah saya raih."
"Orang tua saya egois jadi saya memilih untuk tidak akan pernah menceritakan segala masalah yang saya hadapi. Ujung-ujungnya nggak akan pernah diajak bicara."
Kesamaan gangster itu adalah masalah di rumah. Mahendra diam saja ketika mendengar curhatan anak-anak SMP itu yang rela keluar rumah tengah malam hanya untuk merasakan kebebasan bersama teman-teman. Perilaku membawa senjata tajam itu hanyalah imitasi belaka agar mereka bisa terlihat seperti mafia ibarat film-film barat. Ya, masa anak-anak penuh dengan imajinasi dan mencari pengakuan serta jati diri.
Mahendra terbangun dari tidurnya ketika mendapati panggilan telepon dari Rayna berulang kali. Setelah mencuci muka, Mahendra menghubungi rekan kerjanya yang masih terjaga hingga larut malam ini. Atasan dari Polsekta Jakarta Selatan rupanya memberikan tugas kepada tim penyidik untuk menyelidiki kecelakaan beruntun yang baru saja terjadi di simpang lama Mahotama.
Nama-nama korban kecelakaan telah dikumpulkan lewat dokumen rumah sakit dan Mahendra tidak dapat menahan rasa keterkejutannya ketika membaca nama salah satu korban.
***
Selama perawatan psikis di rumah sakit untuk mengobati luka dan trauma yang dialami pasien setelah tertimpa peristiwa yang tidak mengenakkan, Egy kembali jadi orang waras setelah sebelumnya lebih banyak menangis dan mengigau tidak jelas. Dokter telah memberi resep obat yang harus diminum secara teratur dengan takaran yang disesuaikan sebanyak dua kali sehari. Egy diperbolehkan untuk kembali ke rumah.
Sang ayah tiri yang merupakan warga berkebangsaan Australia mengantar Egy pulang bersama ibu kandung. Tatapan mata laki-laki itu masih kosong seraya mengingat memori yang berlalu ketika melewati area gedung SCBD. Ia menyembunyikan air mata yang terjatuh terus-menerus. Sang ibu memeluknya erat-erat untuk memberikan rasa hangat.
Ketika menginjak halaman rumah, Egy bergegas berlari menuju ruang tamu. Ada puluhan pigura foto yang terpajang cantik di sana, salah satunya dengan pigura berwarna kuning keemasan. Potret dirinya bersama Pramoedya dan Viki yang sedang mengikuti lomba cosplay Mobile Legend sebulan lalu.
Pramoedya jadi sosok Valir sementara Viki jadi sosok Zilong lengkap dengan pedangnya. Gambar itu diambil oleh Baskara yang saat itu sedang iseng-iseng memotret apa saja yang diinginkan oleh para cosplayer.
Egy memeluk pigura foto berkualitas tinggi itu sampai bisa terlihat bagaimana ukiran senyum ketiganya dicampur tawa. Kini semua itu tinggal kenangan yang tak akan bisa terulang kembali. Dunia ini tidak ada yang abadi dan mereka hadir hanya untuk sementara. Egy hanyut dalam isak tangisnya yang rupanya belum benar-benar terobati.
Ia mengambil korek api, melepas foto itu dari pigura dan menyalakan sumbu korek. Sang ibu datang tergopoh-gopoh ketika memandangi anak tunggalnya akan membakar sebuah foto.
"Kenapa kamu membakar foto itu, Egy?"
"Melupakan masa lalu yang sekarang membuatku jadi bisu, Bu."
"Ingat. Pelakunya bukan kamu—"
"Justru pelakunya itu Egy bersama kedua temanku. Kami bertiga telah menyalakan api emosi yang tanpa kami sadari telah membakar lembaran kehidupan. Karena itulah ... ada korban jiwa."
"Baiklah. Ibu mengerti. Sudah sepantasnya kamu melupakan masa lalu yang pahit itu. Bakar foto itu dan biarkan menyatu dengan abu."
Egy menjatuhkan bulir-bulir air mata ketika menatap foto yang sudah dilalap api. Ia menjatuhkan foto itu ke tanah, menyisakan abu yang berakhir tertiup angin ke arah laut. Membagikan cerita pada jagad raya tentang hal yang benar-benar memilukan dan tidak pantas dijadikan kenangan.
Egy dibelikan motor oleh ayahnya, keinginan yang sudah ia tunggu selama dua tahun belakangan. Namun, ia merasa tidak senang. Egy lantas mengendarai motor CBR sekadar menikmati malam tanpa ditemani bulan. Memori-memori masa lalu kembali menghampiri dirinya. Oh, ia lupa untuk minum obat yang sudah disarankan dokter.
Di titik ini, ia benar-benar merasa begitu tertekan seperti tombol keyboard yang ditekan secara kasar. Egy selalu merasa posisinya sekarang sebagai satu-satunya korban yang masih hidup
"Aku … aku tidak tahan lagi …."
Akibat tidak fokus melihat kondisi motor yang makin tidak terkendali, melewati ambang batas kecepatan motor kini telah melebihi angka 100 km/jam. Dengan laju secepat itu sudah pasti jika berhenti secara mendadak maka akan berakibat fatal ataupun tertabrak sesuatu. Di tambah lagi suasana jalanan kota yang sudah menyepi tanpa penjagaan polisi membuat Egy tidak dapat mengatur kesadaran diri.
Di jalur simpang lima, sebuah mobil APV melaju dengan kecepatan sedang. Pengendara mobil itu adalah seorang laki-laki berusia delapan belas tahun yang baru mendapatkan Surat Izin Mengemudi seminggu lalu dan akhirnya diperkenankan untuk membawa mobil ke jalan raya. Ia terlihat habis berbelanja kebutuhan pribadi seperti sebuah play station bermerek Nintendo, meja belajar mini lengkap dengan lampunya, laptop khusus gamer dan beberapa krim wajah untuk merawat kesehatan kulit.
Laki-laki itu meningkatkan kecepatan mobil mengingat kondisi jalanan yang sudah sepi dengan lampu lalu lintas berkedip-kedip kuning tandanya sudah larut malam. Ketika melewati area simpang lima, entah darimana datangnya sebuah motor CBR melaju dengan kecepatan tinggi seolah hendak menerkam apa saja yang ada dihadapannya saat ini. Laki-laki pengemudi mobil itu lantas membanting setir dan menekan klakson berkali-kali untuk menyadarkan pengendara motor tetapi terlambat.
BOOM!
Motor CBR tetap melaju tanpa mengurangi kecepatan dan menghantam mobil APV. Suara gesekan keras dengan kaca mobil yang pecah dan darah merembes membasahi jalanan aspal. Lampu mobil dan motor berkedip-kedip setelah mengalami kerusakan yang begitu parah. Beberapa pejalan kaki yang kebetulan lewat segera menghubungi pihak kepolisian dan rumah sakit terdekat, berusaha menyelamatkan nyawa dua orang yang tergeletak di jalanan kota Jakarta Selatan.
Tidak lama berselang, bantuan segera datang diikuti media-media pemberitaan nasional segera meliput kondisi di lapangan.
'NINU, NINU, NINU, NINU!'
Pengemudi mobil segera dibawa menuju rumah sakit begitupun dengan Egy yang ditemukan sepuluh meter dari lokasi kecelakaan kemungkinan terpental dari motor. Keduanya sama-sama dalam kondisi kritis yang harus mendapatkan pertolongan medis terutama Egy mengalami pendarahan parah disertai patah tulang.
"Kecelakaan beruntun terjadi di area simpang lima Mahotama, seratus meter dari blok M, pukul 11.35. Berdasarkan rekaman dashboard mobil APV diketahui bahwa ada pengendara motor CBR melaju dengan kecepatan di atas 100 km/jam di jalur kanan. Ketika dua kendaraan ini sama-sama melintas di area simpang lima, pengendara motor CBR tanpa menginjak rem akhirnya menabrakkan diri ke badan mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Di rekaman dashboard mobil terlihat begitu jelas bahwa pengendara motor CBR terpental sejauh sepuluh meter dari lokasi kecelakaan dengan kondisi motor rusak parah. Sementara mobil bersangkutan berakhir menabrak tiang listrik akibat kehilangan keseimbangan, mengalami kerusakan lampu dan mesin. Kedua pengendara kini telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan. Lokasi kecelakaan telah diamankan. Sekian."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐘𝐎𝐔𝐓𝐇 𝐂𝐑𝐈𝐌𝐄 ✓
ActionStart : 30 Desember 2022 Tamat : 07 Agustus 2023 Pagi-pagi jadi siswa teladan, malam-malam jadi target buronan. *** Remaja, fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa dengan dua ciri khusus, agresif & kompetitif. Jangan mudah terkecoh dengan s...