T H E Y O U T H C R I M E
33
ROKOK BUKAN hanya dinikmati oleh orang dewasa, anak-anak dengan rasa keingintahuan yang sangat tinggi memilih mencoba apa yang mereka anggap benar tetapi sejatinya salah.
SMANJA memiliki spanduk-spanduk berisi peringatan larangan merokok dan konsumsi narkoba yang terpasang di tiap dinding luar ruang kelas dan beberapa sudut gedung aula untuk menjangkau pandangan siswa-siswi. Spanduk peringatan itu cukup efektif memberi dampak positif terhadap anak-anak tetapi jika mereka berada di jangkauan sekolah, di luar itu perilaku mereka tidak bisa dikontrol. Maka dari itu pemasangan spanduk dan poster tentang anti narkoba dan rokok mencegah aksi negatif di lingkungan sekolah dan area kerja tenaga pendidik saja.
Rama, siswa dari kelas 12-H yang juga menduduki kursi ke-8, Ten Angels. Ia merupakan siswa yang aktif dengan gaya nyentrik ketika menjawab pertanyaan di kelas, intinya murid kesayangan wali kelasnya sendiri. Keaktifan dan keramahannya sebagai laki-laki yang gemar menggoda para gadis menjadikannya mampu bertindak lebih bebas dan terbuka dengan diam-diam menyembunyikan topeng aslinya lewat aktivitas di sekolah yang selalu ditunggu oleh guru-gurunya.
Cowok berambut lurus sehitam arang, bibir merah delima seperti habis memakai lipstik dengan jari-jari tangan sepanjang kisah cintanya dulu jadi daya tarik tersendiri. Kulitnya berwarna sawo matang menampakkan aura gagah dan tangguh layaknya lelaki sejati. Ya, idaman para gadis yang rela menjadi paparazi untuk memotret sisi lain dari Rama yang saat ini sedang menenteng tas sembari berjalan ke tengah lapangan basket, perlahan-lahan seperti sedang berjalan di tengah red carpet.
"Bro, nanti latihan jam berapa?"
"Biasalah, jam setengah empat. Ram, ingat ya, bawa rokok!" jawab salah satu teman sepermainannya, membisiki kata-kata terakhir supaya tidak didengar oleh orang lain.
Rama menunjukkan jari jempolnya ke atas, tandanya ia siap membeli beberapa bungkus rokok lagi.
Manusia sejatinya bermuka dua, satu muka dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan satunya lagi untuk hal yang sangat pribadi. Intinya jangan terlalu mudah percaya pada apa yang dilihat dan didengar. Pertemuan pertama kali dengan orang lain belum tentu kita sudah pasti mengenal detail bagaimana kepribadian orang tersebut. Hati-hati saja.
Di luar sekolah, Rama bergabung dengan sekumpulan anak gaul lengkap dengan membawa bungkus rokok. Ya, dengan cara ini ia tidak perlu repot-repot beli lagi tinggal menyuruh orang lain untuk dibeli karena statusnya sebagai anak miskin tidak membuatnya malu justru lebih berani.
"Kau sudah bayar bimbel?"
"Bimbel? Ah, tenang itu. Cicilannya enam bulan jadi tinggal ngumpulin uang aja."
"Serius ngumpulin uang? Udah terkumpul berapa banyak?"
"Yah ... seratus ribu rupiah kalau tidak salah."
"Ingat, kalau batas cicilannya sudah habis sementara kau belum bayar juga, tamat sudah. Nanti kau ditangkap sama mereka!"
"Ah, nggak usah takut. Ditangkap pun tetap dikasih makan juga kan?"
"Ya, nggak! Kamu tahu kalau kamu bakal disuruh kerja ke luar daerah misalnya ke Kalimantan bahkan Sumatra, intinya bimbel itu kejam. Aku sudah kapok, beruntung orang tua aku cepat-cepat putus kontrak."
"Hadeh, bilang aja kamu tuh miskin. Yang penting aku masih dapat kunci jawaban dari mereka ya sudah pasti aku nggak akan putus kontrak. Orang tua aku juga mendukung. Aku ini walau kelihatan miskin sebenarnya crazy rich!"
"Kau memang crazy, sih. Nih, rokoknya!"
"Thanks."
Rumor beredar di kalangan warga SMANJA terkait kehamilan siswi kelas 12-D dengan siswa kelas 12-H yang digadang-gadang pelakunya adalah Rama. Pihak sekolah segera saja menyelesaikan masalah tersebut dengan pertemuan kedua pihak orang tua dan melakukan drop out bahkan pemindahan siswa ke sekolah lain. Hal ini dilakukan sebagai respon cepat dalam mencegah kebocoran berita yang dapat memperburuk situasi SMANJA yang citranya ditakutkan akan meredup. Untuk itulah Martinus sengaja tidak memberitakan rumor tersebut dan menghentikan aksi Mahendra yang selalu ikut campur tentang anak-anak.
Menyisakan kabar kehamilan siswi yang diliputi dengan beragam misteri. Rama dijebloskan ke lapas Polsekta Jakarta Selatan setelah mengikuti interogasi. Namun, kabar bahwa Rama telah dipenjara dalam jeruji besi tidaklah benar sebab setelah interogasi selesai, Rama dipersilakan untuk kembali ke rumah. Bagaimana mungkin pelaku kejahatan bisa terlepas dari jeratan kasus? Di negeri ini segalanya adalah mungkin.
"Rama, kamu nggak mau dipenjara kan?"
"Tidak mau, Pak. Saya ingin bebas."
"Nah, caranya begini. Bayar dua juta rupiah untuk bebas dari penjara dan lima ratus ribu rupiah untuk bekal Bapak di sini. Mau?"
"Baik, ini dia rekening Bapak. Kamu bisa transfer uangnya di sini."
Rama memiliki simpanan uang di bank yang sebetulnya itu adalah biaya hidup bersama keluarganya. Entah berapa jumlah nominal simpanan tersebut intinya Rama tidak mau tahu dan ia menghubungi pihak bank setempat untuk mentransfer uang ke alamat rekening yang telah dituju. Dengan cepat saldo sebanyak dua juta lima ratus ribu rupiah masuk ke dompet tebal milik si Bapak Penyidik Anak, Reyhan.
Reyhan tersenyum manis, membuka borgol pada lengan Rama yang semula terkunci dan membiarkan laki-laki itu berkelana dengan bebas. Ya, praktik seperti ini sudah turun temurun dilakukan dan menjadi kebiasaan yang sangat menguntungkan. Pihak yang dirugikan senang apalagi dengan pihak yang diuntungkan. Kerahasiaan bisa terjamin asalkan uangnya melebihi dari cukup dengan transaksi disertai bukti kwitansi.
Uang bukan segalanya tetapi segalanya butuh uang, termasuk bebas dari jalur hukum.
"Hei, Rama! Kenapa kau tidak diborgol ... kau bebas?!"
"Saya sudah dijaga oleh polisi, Pak. Anda tidak punya hak untuk melawan saya."
"Rey ... kau ditangkap!"
Reyhan segera dicabut posisinya di divisi penyidik anak atas dugaan korupsi dan bersamaan dengan Rama juga ditahan. Rekening beserta transfer uang telah menjadi bukti bagaimana kasus korupsi tidak mengenal siapapun. Kini divisi tersebut kehilangan satu orang penyidik.
Di situ Mahendra dan Rayna berdiri dengan lemas seraya menatap Reyhan yang masih tertawa lepas dengan tangan terborgol.
Sebuah mobil Alphard bersama kendaraan beroda empat sejenis lainnya tampak memasuki area gerbang SMANJA. Para petugas dengan sigap membukakan pintu dengan mempersilakan orang yang sedang berada ditengah mobil untuk keluar. Sepertinya ada orang penting yang sedang mengunjungi sekolah untuk membicarakan hal-hal yang cukup vital.
Di lapangan basket telah dikerumuni oleh para guru, siswa-siswi dan tidak terkecuali kepala dan wakil sekolah tampak menyambut kedatangan Bupati Jakarta Selatan, Bambang Nasution. Senin siang yang begitu cerah ini SMANJA didatangi tamu penting yang akan membicarakan tentang hal-hal seputar sekolah.
Pria berseragam dinas dengan mengenakan kacamata itu menatap lingkungan sekitar dengan senyum lebar, menghirup udara Jakarta Selatan. "Ah, sekolah ini sudah banyak berubah. Nah, sekarang mari kita berbincang hangat."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐘𝐎𝐔𝐓𝐇 𝐂𝐑𝐈𝐌𝐄 ✓
AksiStart : 30 Desember 2022 Tamat : 07 Agustus 2023 Pagi-pagi jadi siswa teladan, malam-malam jadi target buronan. *** Remaja, fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa dengan dua ciri khusus, agresif & kompetitif. Jangan mudah terkecoh dengan s...