[] THIRTY-TWO 🐊

2 1 0
                                    

T H E Y O U T H C R I M E

32

SATU JAM lalu sehabis makan gorengan, tiba-tiba saja Mahendra merasakan sakit perut yang teramat dalam. Tidak, dia tidak kena diare tetapi ketika dia baru menyadari bahwa kertas pembungkus gorengan tersebut ialah bekas kertas ujian dengan label terkenalnya, dokumen negara yang sangat rahasia.

Embel-embel rahasia itu tidak ada gunanya lagi dicantumkan di tiap kertas ujian yang tentu akan diterima oleh siswa sekali dalam setahun saat ujian nasional telah tiba. Mahendra mengigit pulpennya sembari menulis jurnal harian.

Ketahuilah bahwa negeri ini memang penuh dengan puncak komedi, ujian nasional yang bertujuan untuk memeratakan pendidikan ujung-ujungnya adalah uang. Ya, kunci jawaban UN bisa bocor dengan mudah, bahkan bisa dibeli. Intinya kalau finansial mencukupi sudah dipastikan nilai yang didapatkan tinggi, ujar Mahendra dalam hati.

Mahendra menggenggam ponsel yang tergeletak di ujung meja, mencari-cari konten menarik. Salah satu rekomendasi video yang ditampilkan dihalaman utama dengan judul tercetak huruf kapital yang bisa menarik banyak perhatian orang-orang. Tulisannya kurang lebih begini: Pesan Makanan Seharga Satu Juta Lewat Aplikasi, YouTuber ini Melakukan Prank dengan Membatalkan Pesanan hingga Driver Menangis.

"Pembodohan lewat konten-konten seperti ini sudah basi."

Ketika sedang asyik membaca berita di layar ponsel, panggilan telepon rumah menyadarkan Mahendra. Dia buru-buru beranjak dari duduknya dan mendekatkan telepon pada telinganya.

"Halo?"

"Wica! Kamu ada di mana? Aku hubungi kamu dari tadi nggak diangkat-angkat!"

"Ren, aku lagi baca berita dan ponselku mode pesawat. Wajar saja panggilanmu tidak masuk."

"Ada kabar darurat! Gissel menghilang bersama orang tuanya!"

"Apa?!"

Kediaman Gissel tampak menyepi tanpa penghuni rumah. Di luar tidak ada tanda-tanda kehidupan dengan rerumputan liar yang menggerogoti sebagian pagar meninggalkan kesan tua dan tidak terawat. Bahkan di dalam rumahnya pun beberapa barang berharga sudah menghilang entah dicuri atau disita. Mahendra melihat-lihat kondisi ruang tamu yang berantakan, pigura foto berceceran di lantai dan debu-debu memenuhi area kamar pribadi orang tua Gissel. Bisa dipastikan sebelumnya ada orang-orang asing memasuki rumah Gissel dengan mengenakan sepatu--tercetak jelas bagaimana bentuk alas sepatu di lantai--dan bertujuan menyita barang-barang berharga yang dimiliki oleh keluarganya.

"Saya lihat tadi bahwa mereka itu mengambil guci antik, gelang emas, cincin berlian, mungkin juga beberapa barang-barang antik yang bernilai tinggi sekali. Begitu, Pak."

"Siapa orang-orang berseragam hitam itu?"

"Saya tidak tahu, Pak. Kemungkinan mereka berasal dari suatu organisasi pemerintahan--mungkin saja. Saya tidak terlalu yakin."

"Ada apa sebenarnya dengan keluarga itu? Kini semua meninggalkan misteri yang tidak bisa diterka."

𝐓𝐇𝐄 𝐘𝐎𝐔𝐓𝐇 𝐂𝐑𝐈𝐌𝐄 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang