Part 4

87 19 2
                                    

HEYY KUYYY

Gimana kabarnya ???


Buat awalan.


Jangan lupa vote + comen🐤


Karena dukungan kalian itu sangat berharga bagi saya.

WOKEYY

SELAMAT MEMBACA

HAPPY READING
____________________________

••🍎••

Sore harinya

BANGUN!!!BANGUN OIII DAH MAGRIB!!!!!!BANGUNNNNN" teriak seseorang sambil menggedor-gedor pintu kamar Dewa dan orang itu adalah mamahnya.

"BANGUN !!!!WOYYYYYY" teriak sekali lagi Ayunda.

"Hmmm"ucap Dewa yang tertidur merasa terusik dengan suara tersebut.

"Buka pintunya kalo enggak mamah dobrak pake tendangan nuklir ala Sano Manjiro" kata yunda seraya menekuk lengan bajunya.

Setelah berkata demikian tetapi tidak ada jawaban dari dalam kamar dan akhirnya dari hitungan.

Satu

Dua

Tiga

Gubrak

"Woyy suara apa itu anj*ng" kesal Venus dari bawah lalu bergegas memeriksanya siapa tau beneran maling.

"Bukan maling tapi mamah Ven" balas candra.

"Oohhh"

Pintu surga pun terbuka dan memperlihatkan putri tidur yang sedang menunggu pujaan hatinya.

"Ini anak tidur atau simulasi mati sih daritadi dibangunin susah bet" yunda berkata seraya menarik selimut.

"Pingsan mah" balas Dewa.

"Halah kamu ini tidur mulu dari tadi siang "ucap yunda sambil menarik selimut Dewa.

"Bangun Dewa anaknya mamah yang cantik ,baik,pinter, suka makan, suka ketawa kaya kunti, kayang, salto dan gk punya pacar ini bangun" cerocos yunda sambil menguncangkan tubuh Dewa.

"Iya ini bangun" kata Dewa lalu membuka matanya dan duduk bersandar ditepi ranjang.

"Mandi lalu makan tadi abis sekolah belum makan kan malah molor " ucap yunda dengan tangan dipinggang.

Dewa mengangguk lalu beranjak dari tempat tidurnya dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Yunda pun pergi meninggalkan kamar putrinya lalu turun kebawah untuk menyiapkan makan untuk Dewa tapi sebelum itu dia teringat dengan suara yang tadi saat mendobrak pintu.

"Venus tadi yang teriak ngajak by one siapa tadi mamah denger itu ?" tanya yunda.

"Hehe mah itu aku ngajak by one orang main di ML kok hehe" kata venus dengan cengengesan.

DIA DEWANDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang